TRIBUN-VIDEO.COM - Piala Dunia 2022 Qatar akan berlangsung pada 20 November hingga 18 Desember 2022 mendatang.
Ternyata, dibalik ajang bergengsi tersebut, terdapat tiga kontroversi.
Di antaranya, yakni telah menelan biaya sebesar Rp 3.333 triliun serta akomodasi yang mahal dan sedikit.
Kemudian, tuan rumah menerapkan beberapa peraturan bagi siapapun yang ada di Qatar.
Di antara beberapa peraturan tersebut di antaranya, yakni terkait hubungan seksual.
Diketahui, Qatar melarang hubungan seksual bagi pasangan yang belum menikah.
Lantas, beberapa orang asing yang menginjakkan kaki di Qatar juga diharapkan mematuhi hukum yang telah diatur.
Selain itu, ada larangan ketat agar tak minum dan berpesta setelah pertandingan.
Kemudian, Qatar juga telah memperingatkan sejumlah orang agar tidak membawa bendera pelangi.
Maksudnya, ialah bendera yang menunjukkan dukungan kepada komunitas LGBTQ.
Baca: Kontroversi Piala Dunia 2022 Qatar Semakin Menjadi, Diduga Ada Kebohongan soal Jumlah Penonton
Dikutip dari Tribunnews.com, Kepala Keamanan Piala Dunia 2022, Abdullah Al Nasari menyatakan, apabila sejumlah orang tak mematuhi peraturan, ia menghimbau untuk tak datang ke Qatar.
Pihaknya menegaskan, tak akan mengubah peraturan selama 28 hari.
"Jika Anda ingin mengungkapkan pandangan Anda tentang penyebab LGBT, lakukanlah di masyarakat yang akan menerimanya," jelas Nasari.
"Jangan datang ke sini dan jangan menghina seluruh masyarakat," kata Nasari.
"Kami tidak akan mengubah aturan selama 28 hari," sambung Abdullah Al Nasari.
Diketahui, Piala Dunia 2022 tersebut menjadi yang paling mahal dibandingkan dengan sebelumnya.
Sebelumnya, Piala Dunia 2018 Rusia menelan biaya sebanyak Rp 177 triliun rupiah.
Sedangkan, Piala Dunia 2022 Qatar menelan biaya sebesar Rp 3.333 triliun rupiah.
Melihat biaya yang sangat fantastis, para penggemar kala itu mengaku tak sabar untuk melihat Piala Dunia 2022 di Qatar.
Meski begitu, ada pula beberapa penggemar yang malah mengecam.
Bahkan, sejumlah kritikan datang dari striker Manchester United, Eric Cantona.
Baca: Jonathan David, Bomber Timnas Kanada yang Dapat Bungkam Timnas Belgia di Piala Dunia 2022 Qatar
"Sejujurnya, saya tidak terlalu peduli dengan Piala Dunia 2022, yang bukan Piala Dunia nyata bagi saya," kata Eric.
"Saya tidak menentang gagasan terkait tuan rumah Piala Dunia di negara di mana saja," jelasnya.
"Tuan rumah yang ingin berkembang. dan mempromosikan sepak bola, seperti di Afrika Selatan atau Amerika Serikat," ujar Eric.
"Tapi Qatar ini bukan negara sepak bola," tambahnya.
"Ini hanya tentang uang dan cara mereka memperlakukan orang-orang yang membangun stadion, itu mengerikan," kata Eric.
Selain menelan biaya yang besar, dalam mempersiapkan Piala Dunia 2022, diketahui akomodasi yang ada di Qatar dinilai terlalu mahal dan sedikit.
Diketahui, pada Maret 2022, Qatar hanya memiliki 30.000 ribu kamar yang tersedia di hotel.
Lalu, delapan puluh persen di antaranya telah dicemooh oleh FIFA.
Lantaran, tuan rumah Piala Dunia 2022 dianggap terlambat dalam menyiapkan lebih banyak tempat menginap untuk para penggemar yang datang dari seluruh dunia.
Diketahui, apabila hendak menonton Piala Dunia 2022 Qatar, penggemar harus membayar sebesar Rp 3 juta per malam untuk sebuah kamar.
Tentunya, harga tersebut masih dianggap mahal oleh sejumlah orang.
(Tribun-Video.com/Tribunnews.com).
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 3 Kontroversi Mewarnai Piala Dunia 2022 Qatar, Telan Biaya Rp 3.333 Triliun hingga Akomadasi Mahal
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.