TRIBUN-VIDEO.COM, MANOKWARI - Kepala Suku Besar Arfak menegaskan, budaya pemalangan jalan akhir-akhir ini sangat tidak menghargai tuan rumah di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.
Hal tersebut ditegaskan Kepala Suku Besar Arfak Keliopas Meidodga.
"Mereka yang suka palang jalan itu adalah orang lain, tinggal datang dan buat hal tidak baik di Manokwari," ujar Keliopas, kepada TribunPapuaBarat.com, Rabu (9/11/2022).
Baca: DPRD Papua Barat Laksanakan Reses III di Manokwari, Serap 7 Aspirasi Krusial
"Dia (pelaku) tidak menghargai orang yang punya daerah Manokwari ini."
Harusnya, Keliopas ingin agar setiap persoalan di Manokwari harus dilakukan koordinasi dengan kepala dingin.
"Jangan kamu main palang jalan, sebenarnya itu tidak boleh dilakukan karena kami orang asli Manokwari bukan punya budaya ini (palang jalan)," tegasnya.
Menurut Keliopas, setiap persoalan harusnya diselesaikan secara baik-baik dan dikomunikasikan lebih dulu ke pemerintah.
Baca: HUT ke-124 Manokwari, Hadirkan Lomba Lari Maraton Wicom Manokwari Run 10 Kilometer
"Kamu palang jalan hari ini justru kami yang lain kena dampak dan tidak bisa ke mana-mana," jelas Keliopas.
"Jalan ini semua orang punya kepentingan, bukan kamu saja yang punya jalan."
Sebagai kepala suku, Keliopas meminta agar budaya palang jalan dihentikan karena akan menghambat kepentingan lain.
"Saya minta agar stop palang jalan karena dia menghambat pembangunan daerah," pungkasnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpapuabarat.com dengan judul Kepala Suku Arfak Sebut Palang Jalan Bukan Budaya Orang Asli Manokwari: Dia Hambat Pembangunan
# Kepala Suku Arfak # Manokwari # Palang Jalan # Pembangunan
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.