TRIBUN-VIDEO.COM - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto buka suara terkait Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Pilpres 2024 merupakan jatah dari Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Hasto yang hadir langsung saat Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut, mengatakan bahwa saat itu acara HUT Partai Perindo dipenuhi dengan nuansa kegembiraan.
Sehingga, menurutnya, apa yang disampaikan Jokowi itu bagian dari memuji Prabowo dan partai politik untuk membangun harapan yang baik dalam Pilpres 2024.
"Pak Jokowi menaungi dan tentunya partai politik untuk saling memuji, saling membangun harapan dalam kontestasi menuju Pilpres 2024," kata Hasto Kristiyanto, Rabu (9/11).
Hasto juga mengatakan, dalam kesempatan itu Presiden Jokowi mengungkapkan proses pemenangan di hadapan Prabowo Subianto.
Sehingga, Jokowi kemudian meminta maaf kepada Prabowo karena menang dua kali dalam Pilpres, sebelumnya.
Baca: Reaksi Prabowo Saat Jokowi Minta Maaf Karena Terus Menang hingga Sebut Pilpres 2024 Giliran Jatahnya
Setelah itu, Jokowi bicara bahwa next itu adalah jatahnya Prabowo.
Hasto menilai, hal itu bagian dari upaya Presiden Jokowi memuji Prabowo. Pasalnya, kata Hasto, untuk menjadi seorang pemimpin maupun Presiden RI, yang menentukan adalah rakyat.
Doktor Ilmu Pertahanan ini juga menilai, apa yang disampaikan Jokowi itu bukan merupakan sikap dukungan untuk Prabowo. Karena, soal Capres dan Cawapres bisa menang Pilpres, merupakan pilihan dari rakyat secara langsung.
"Capres-cawapres yang mendukung kan rakyat melalui dukungan 50 persen plus 1 dan harus tersebar di 20 provinsi," tegas Hasto.
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah pun menyebut, apa yang disampaikan Presiden Jokowi kepada Prabowo Subianto merupakan cerminan seorang pemimpin negara.
Di mana, menurut Basarah, hal itu merupakan cara Jokowi untuk menyenangkan seseorang, termasuk Prabowo dan para calon presiden (Capres) yang akan maju di 2024.
"Kalau saya melihat dari sisi style Pak Jokowi, Pak Jokowi ini kan seorang pemimpin yang selalu berusaha untuk menyenangkan orang lain, termasuk dalam hal ini. Saya kira tidak hanya Pak Prabowo yang berusaha disenangkan dan dibesarkan hatinya untuk maju dalam Capres 2024," kata Ahmad Basarah.
Baca: Jokowi Diultimatum PDIP dan Demokrat Akibat Dukung Prabowo: Jangan Ikut Campur Urusan Pilpres!
Basarah juga menilai, apa yang dilakukan Presiden Jokowi itu turut dilakukan saat bertemu dengan tokoh-tokoh yang diisukan maju sebagai Capres.
"Cara Pak Jokowi berusaha menyenangkan dan saya kira itu cara beliau menjadi pemimpin bangsa ini," terang Basarah.
Wakil Ketua MPR RI ini juga menyebut, apa yang disampaikan Jokowi merupakan penghormatan kepada Prabowo, dan bukan sekedar basa-basi.
Pasalnya, lanjut Basarah, jika hal itu dalam konteks basa-basi, maka Presiden Jokowi tak akan mengangkat Prabowo sebagai Menteri Pertahanan.
"Saya kira bukan basa basi, kalau basa basi saya kira Pak Prabowo tentu tidak diangkat sebagai Menhan ya," ucap Basarah.
Ia pun menegaskan, bahwa pesan yang disampaikan kepada Prabowo itu, disampaikan pula oleh Presiden Jokowi kepada capres-capres lainnya.
Sehingga, menurut Basarah, hal itu sebagai cara Jokowi agar menciptakan suasana Pilpres yang gembira.
"Saya kira itu cara beliau untuk membuat agar Pilpres yang akan datang bergembira, tidak ada suasana mencekam suasana menakutian tapi semua capres berkontestasi dengan suasana gembira, hatinya tulus semata mata untuk mengabdi kepada bangsa dan negara," tegas Basarah.
Sementara, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasdem, Ahmad Ali menilai pernyataan Presiden Jokowi mendukung Prabowo merupakan ucapan seorang negarawan bukan personal.
Baca: Presiden Jokowi Dihujani Kritik setelah Singgung Pilpres Jatah Prabowo, Disebut Tak Etis
"Dukungan Jokowi kita dengarkan hari ini itulah dukungan yang keluar dari seorang negarawan. Ketika dia bersama Prabowo dia pasti akan berikan dukungan itu untuk Prabowo," kata Ali di Jakarta Convention Center, Rabu.
Kemudian dikatakan Ali dukungan itu bukan berarti Jokowi tidak mendukung kandidat yang lain. Menurut Ali karena kalau diterjemahkan sebagai dukungan personal itu berbahaya buat Jokowi karena orang bisa salah menafsirkan.
"Karena kita tahu Jokowi dalam kapasitas pribadinya dia adalah kader partai politik. Sehingga jangan diterjemahkan dalam arti yang sempit," sambungnya.
Lalu dikatakan Ali bahwa Nasdem melihat dukungan yang disampaikan Jokowi sebagai kapasitas kepala negara merupakan dukungan untuk semua orang.
"Jadi ketika besok teman-teman media bertanya, ketika sedang bersama, Anies, Ganjar atau Airlangga. Jokowi akan menyatakan hal yang sama mendukung siapa pun anak bangsa untuk ikut kontestasi pilpres 2024," sambungnya.
Ali berharap untuk tidak memunculkan kegaduhan maka membaca pernyataan Jokowi tersebut dalam konteks yang lebih umum saja.
"Sehingga sekali lagi kita jangan menerjemahkannya buat tujuan personal beliau karena nanti bisa diplesetkan macam-macam bahwa kalau begitu Jokowi tidak mendukung kader PDI P. Supaya tidak terjadi kegaduhan kita membaca itu dalam konteks yang lebih umum saja," terangnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul PDIP Soal Pilpres 2024 Jatah Prabowo: Itu Hanya Pujian dan Bukan Sikap Jokowi
# Jokowi # Prabowo Subianto # PDIP # Partai Perindo # Pilpres 2024
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.