TRIBUN-VIDEO.COM — Putra Bungsu Presiden Joko Widodo ( Jokowi) Kaesang Pangarep menyindir pernyataan Polri yang mengatakan bahwa gas air mata dalam skala tinggi tidak mematikan.
Pernyataan Polri itu dianggap sebagian orang sebagai bentuk pembelaan terkait tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang, yang menewaskan 131 supporter Arema FC.
Hal itu juga disorot oleh Kaesang Pangarep yang juga merupakan pemilik dan direktur utama klub sepak bola Persis Solo.
Adik dari Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka ini tampak mengomentari artikel berita soal pernyataan tersebut.
Ia pun menyindir pernyataan itu menggunakan gambar yang menohok.
Pernyataan bahwa gas air mata tidak mematikan meskipun digunakan dalam skala tinggi itu disampaikan oleh Kepala Divisi Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo.
Hal itu menurutnya berdasarkan keterangan ahli kimia dan persenjataan sekaligus dosen di Universitas Indonesia dan Universitas Udayana sekaligus ahli bidang Oksiologi atau Racun, Made Agus Galgel Wirasuta.
“Beliau (Made Agus Galgel Wirasuta) menyebutkan bahwa termasuk dari doktor Mas Ayu Elita bahwa gas air mata atau cs ini ya dalam skala tinggi pun tidak mematikan,” kata Irjen Dedi Prasetyo dilansir TribunnewsBogor.com dari Kompas.com, Selasa (11/10/2022).
Ia pun menerangkan bahwa dalam kejadian di Stadion Kanjuruhan, ada 3 jenis gas air mata yang digunakan yakni di antaranya asap putih atau smoke.
Baca: 2 Bulan Lagi Menikah, Erina Gudona & Kaesang Gaet Fashion Stylist dan MUA Ternama, Foto Prewedding?
Baca: Erina Bongkar Awal Perkenalannya dengan Kaesang, Begini Responsnya saat Ditanya soal Pernikahan
Kemudian yang kedua, gas air mata yang bersifat sedang untuk mengurai klaster dari jumlah kecil, serta gas air mata dalam tabung untuk mengurai masa dalam jumlah yang cukup besar.
“Semua tingkatan ini saya sekali lagu bukan exper, saya hanya bisa mengutip pada pakar menyampaikan ya cs atau gas air mata dalam tingkatannya tertinggi pun tidak mematikan,” jelas dia.
Untuk itu berdasarkan penjelasan para ahli dan dokter spesialis, kata dia, gas air mata bukan penyebab kematian para korban di lokasi stadion.
Ia mengatakan, penyebab utama kematian 131 korban yakni karena berdesakan dan kekurangan oksigen.
“Penyebab kematian adalah gas air mata tapi penyebab kematian adalah kekurangan oksigen, karena apa? Terjadi berdesak-desakan terinjak-injak, bertumpuk-tumpukan mengakibatkan kekurangan oksigen di pada pintu 13, pintu 11, pintu 14, dan pintu 3. Ini yang jadi korbannya cukup banyak,” ujarnya.
Melalui akun Twitternya, Kaesang Pangarep pun tampak menanggapi pernyataan tersebut.
Ia membalas Tweet @txtdrpemerintah yang mencuitkan tangkapan layar artikel soal pernyataan Polri tersebut.
Tak ada kalimat yang ia tulis, Kaesang Pangarep hanya memposting gambar dua pria yang sedang mengobrol.
“Lu percaya omongannya?,” tanya pria berbaju merah.
“Kaga,” kata pria berbaju hijau.
Gambar ini seolah mengisyaratkan bahwa Kaesang Pangarep tak percaya begitu saja dengan pernyataan Polri tersebut.
Cuitan Kaesang Pangarep itu pun langsung ramai dikomentari oleh netizen.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Sebut Gas Air Mata Dalam Skala Tinggi Tidak Mematikan, Polri Disindir Putra Jokowi : Lu Percaya ?,
#viral #aremania #aremafc #aremamalang #pssi #iwanbule #ptlib #liga12022 #persebaya #persebayasurabaya #bonek #viral #tragedikanjuruhan #kanjuruhan #kanjuruhanmalang #stadionkanjuruhan #aremania #arema
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.