Tilik Sejarah Rumah Dinas Gubernur Gorontalo, Tercatat Jadi Salah Satu Peninggalan Pemerintahan VOC

Editor: Aditya Wisnu Wardana

Video Production: Febi Frandika

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Rumah dinas (rudis) gubernur menjadi saksi sejarah Gorontalo. Bukan kebetulan, sebab rudis ini dulunya adalah Kantor Keresidenan Belanda di masa VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie).

Ali Mobiliu, pemerhati sejarah Gorontalo mengatakan, diperkirakan bangunan ini mulai dibangun pada tahun 1708 setelah Belanda resmi mencaplok wilayah Gorontalo dan sekitarnya.

Dalam sejarah Gorontalo tercatat, Gubernur Jenderal Peter Cock sebagai wakil VOC di Gorontalo, mulai menempati gedung ini pada 1870.

“Dari Gedung inilah Peter Cock mulai mengintervensi pemerintahan tradisional kerajaan Gorontalo.” ungkap Ali Mobiliu saat ditemui TribunGorontalo.com di kediamannya, Kamis (11/8/2022).

Puncaknya kata Ali, pada 1824 pemerintahan kerajaan di Gorontalo harus tunduk di bawah kekuasaan seorang asisten residen.

Bahkan di samping gedung bangunan ini ditetapkan sebagai kilometer satu Gorontalo.

Baca: Sejarah Rumah Laksamana Maeda, Saksi Bisu Momen Sakral Kemerdekaan Indonesia

Dulunya, di Lapangan Taruna Remaja yang tepat berada di depan rudis Gubernur Gorontalo ini, dibangun air mancur untuk peristirahatan para pembesar Belanda.

“Di samping lapangan terdapat penjara yang dibangun oleh Belanda, bahkan di lapangan itu terdapat makam para pejuang Gorontalo.” cerita Ali.

Dari situ kita bisa melihat, bangunan rudis merupakan satu rangkaian yang dirancang sebagai pusat pemerintahan Belanda di Wilayah Gorontalo dan teluk Tomini.

Tidak heran, banyak dibangun bangunan yang mendukung pemerintahannya saat itu.

Sesuai aslinya, rudis gubernur ini hanyalah satu rangkaian bangunan yang bergaya arsitektur Belanda.

“Sepeninggal Peter Cocok tidak diketahui lagi siap asisten residen yang menempati gedung ini.” ungkap Ali.

Baca: Cerita Sejarah Foto Proklamasi 17 Agustus 1945, Harus Disembunyikan hingga Pernah Dikubur di Kebun

Menurut Ali, Berlanjut pada 1889, sistem pemerintahan kerajaan dialihkan oleh Belanda ke Pemerintahan langsung yang dikenal dengan istilah Rechtstreeks Bestur.

Akibat pemberlakuan ini, maka pemerintahan tradisional Gorontalo mulai berangsur-angsur hilang termasuk eksistensi Raja Hulonthalangi, Raja Limboto dan Raja Suwawa yang kehilangan kekuasaannya.

Namun pada 1942 yang peristiwanya diperingati setiap tahun oleh penduduk Gorontalo sebagai Hari Patriotik, rudis ini diserang oleh pasukan rimba yang dipimpin oleh Nani Wartabone.

Para tentata Belanda yang berjaga dan menempati gedung ini, dilucuti senjatanya.

“Sejak saat itulah gedung ini dikuasai oleh pasukan rimba yang di pimpin Nani Wartabone. Menurut catatan sejarah pada bulan Agustus 1942 gedung ini diambil alih oleh pasukan Nippon Jepang dan Nani Wartabone diasingkan ke Manado Sulawesi Utara.” tukas Ali.

Sejak tahun 1942 hingga 1945 Gedung ini ditempati pemimpin Jepang di Gorontalo.

Lalu setelah Jepang takluk dari pasukan sekutu dan seiring diproklamirkannya kemerdekaan Indonesia 1945, gedung ini menjadi Rumah dinas Kepala Daerah Kabupaten Sulawesi Utara bagian dari Provinsi Sulawesi yang dipimpin oleh Sam Ratulangi.

Selama Orde Lama Gedung ini menjadi rumah dinas Keresidejan Gorontalo, sejak tahun 1961 menjadi rumah dinas wali kota Suapraja Gorontalo Taki Niode dan berturut-turut ditempati menjadi rumah dinas walikota sampai dengan terbentuknya Provinsi Gorontalo.

Rudis Gubernur Gorontalo terletak di Kelurahan Biawao, Kelurahan Hulonthalangi, Kota Gorontalo. Rudis ini diapit oleh tiga jalan; Jalan Pertiwi, Jl Sultan Hasanuddin, Jl Nani Wartabone. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Tribungorontalo.com dengan judul Menilik Sejarah Gorontalo dari Bangunan Rudis Gubernur

 

# HUT ke-77 RI # Gubernur Gorontalo # rumah dinas # Gedung Rempah VOC # Penjajahan Belanda

Sumber: Tribun Gorontalo
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda