Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sinto
TRIBUN-VIDEO.COM - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) di Lombok Tengah sudah menurun di angka 12 persen dari total kasus 25 ribu ekor.
Tingkat kesembuhan kasus PMK di Lombok Tengah saat ini mencapai 90 persen.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto melihat langsung penanganan PMK dengan mengunjungi peternakan di Lombok Tengah.
Suharyanto melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Rabu (20/7/2022).
Suharyanto mengunjungi kandang sapi di Desa Sukara, Kabupaten Lombok Tengah, NTB.
Baca: Dalam Rangka HUT Ke-72, Desa Jagaraga Kabupaten Lombok Barat Hadirkan Kesenian Peresean
Menurut Suharyanto, NTB, khususnya Pulau Lombok, menjadi sentra utama distribusi daging nasional.
Diperlukan perhatian khusus dari BNPB dalam penanggulangan PMK di Pulau Lombok.
Adapun strategi BNPB dalam penanganan PMK ini, terdiri dari empat langkah.
Langkah pertama adalah geo security, yakni seluruh pihak membersihkan kandang-kandang sapi.
"Geo security, memastikan tempat-tempat dari mulai kandang kampung-kampung, desa kecamatan untuk melakukan disinfeksi," kata Suharyanto.
Kemudian, yang kedua melakukan vaksinasi terhadap sapi-sapi yang sehat agar memiliki kekebalan imunitas tubuh.
Langkah ketiga adalah pengobatan bagi hewan yang terjangkit PMK dengan obat yang dijual di toko atau obat tradisional.
"Sapi yang sakitnya belum parah itu bisa dilaksanakan dengan pengobatan meskipun obat secara khususnya belum ada, tapi bisa diberikan vitamin antibiotik," kata Suharyanto.
Baca: Kasus PMK Meningkat, Kepala BNPB Turun Langsung Suntik Vaksin Ternak di Lombok Tengah
Terakhir, hewan yang cukup parah terjangkit PMK harus dipotong paksa untuk memutus rantai penyebaran.
Peternak akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp 10 juta untuk setiap ekor hewan yang dipotong paksa.
"Potong bersyarat, artinya yang tidak bisa disembuhkan dari pada dikubur tidak ada lagi yang bisa dimanfaatkan itu dilaksanakan dipotong," kata Suharyanto.
Kalau dipotong sudah bisa dagingnya dikonsumsi.
Wabah PMK sudah melanda di 22 Provinsi seluruh Indonesia.
Termasuk NTB yang masuk 5 besar daerah dengan penyebaran PMK tertinggi.
"NTB adalah salah satu provinsi yang awal kasus, termasuk daerah yang cukup tinggi, sempat menjadi provinsi lima besar yang tingkat penularan kasus PMK-nya tinggi," kata Suharyanto.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul 4 Strategi Kepala BNPB Tangani PMK di NTB Usai Kunjungan di Lombok Tengah
# Lombok Tengah # wabah pmk # Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto # BNPB
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.