Kembali Sebut Putin Penjahat Perang Imbas Insiden Bucha, Biden Ancam Berikan Sanksi Tambahan

Editor: Aprilia Saraswati

Reporter: Fransisca Krisdianutami Mawaski

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden kembali menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai penjahat perang.

Hal tersebut dilontarkannya saat berkomentar soal dugaan kekejaman yang dilakukan oleh Rusia terhadap ratusan warga sipil di Kota Bucha, Ukraina.

Biden bahkan mengancam akan memberikan sanksi tambahan pada Rusia imbas insiden ini.

Dikutip dari Aljazeera, Senin (4/4), terkait dengan pernyataannya soal sebutan penjahat perang terhadap Putin, Biden mengakui dirinya sempat dikritik publik.

Namun terkait insiden yang terjadi di Bucha, Biden kembali menegaskan soal julukannya pada Putin.

“Anda mungkin ingat saya dikritik karena menyebut Putin sebagai penjahat perang,” kata Biden.

“Yah, sebenarnya, kami melihat itu terjadi di Bucha … dia adalah penjahat perang.”

Biden juga menyerukan soal pengadilan kejahatan perang atas Rusia.

Baca: Jalani Ramadan di Amerika Serikat, Luna Maya Berharap Bisa Khatam Membaca Alquran

Dalam keterangannya pada awak media, Biden juga mengatakan tengah mencari sanksi baru kepada Rusia.

Tak hanya Biden, pejabat dan lembaga AS lainnya juga menuduh Rusia melakukan kejahatan perang.

Mereka juga menyatakan bahwa pasukan Rusia di Ukraina telah melakukan berbagai pelanggaran.

AS kini berupaya menyeret Rusia ke pengadilan atas tudingan tersebut.

Kini mereka tengah mengumpulkan informasi dan juga bukti terkait.

Biden bahkan tak segan menyebut Putin sebagai sosok yang brutal dan keterlaluan.

"Orang ini brutal dan apa yang terjadi di Bucha keterlaluan dan semua orang melihatnya," ujar Biden dalam keterangannya.

Namun belum jelas bagaimana pengadilan yang didukung AS dapat diadakan.

Pasalnya, AS bukan pihak dalam Statuta Roma yang membentuk Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).

Baca: 5 Perusahaan Korea Utara Terkena Sanksi Amerika Serikat akibat Dukung Pengembangan Rudal ICBM

Namun, jaksa ICC saat ini telah meluncurkan penyelidikan atas dugaan kejahatan perang di Ukraina.

PBB juga sudah menyerukan penyelidikan independen atas insiden mengerikan di Bucha.

Sebelumnya Rusia sudah memberikan bantahannya terkait tudingan soal kejahatan perang.

Dalam video yang dirilis memperlihatkan sejumlah warga tewas dengan kondisi tangan terikat ke belakang.

Rusia mengatakan, mereka meninggalkan Bucha sejak 30 Maret, sedangkan video tersebut dirilis empat hari kemudian.

Mereka menuding balik pasukan Ukraina dan nasionalis radikal yang melakukannya.

(Tribun-Video.com)

# Kota Bucha # Ukraina # Vladimir Putin # Joe Biden

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda