TRIBUN-VIDEO.COM - Menjelang Ramadan, tradisi 'ngembang' atau ziarah kubur menjadi suatu tradisi yang tidak bisa dihapuskan di sekitar masyarakat.
Banyak orang yang datang silih berganti mengunjungi makam sanak keluarga, habib, dan para tokoh-tokoh besar untuk sekedar memanjatkan doa kepada mereka yang berpulang terlebih dahulu.
Namun, salah satu makam tertua yang berada di Gang Raden Saleh, Kelurahan Empang, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor ini belum seramai makam para tokoh besar lainnya di wilayah Kota Bogor.
Padahal disitulah bersemayamnya seorang habib, aulia, sekaligus maestro lukis yang namanya santer diakui oleh Indonesia bahkan Eropa, Raden Saleh Sjarif Boestaman.
Susana hening serta nyaman yang dibalut dengan kemegahan khas orang besar terlihat di makam Raden Saleh Sjarif Boestaman.
Ornamen-ornamen khas serta lukisan replika Raden Saleh tampak menambah suasana megah di areal komplek makam yang tidak jauh dari Istana Bogor ini.
Kemegahan itu pun turut ditambah dengan adanya makam sang istri yang tidak lain ialah Raden Ayu Danuredjo yang kabarnya masih mempunyai garis keturunan dengan raja Dipenogoro.
Baca: Menonton Tradisi Perang Ketupat Jelang Ramadan 2022 di Bangka Barat, Puluhan Orang Saling Lempar
Tidak hanya itu, makam yang sejatinya berbentuk komplek ini, dikelilingi oleh 14 makam yang salah satu makamnya berangka wafat tahun 1.600 yakni, Eyang Panuripan.
Sandra Viana generasi ke-3 juru pelihara makam menjelaskan, bahwasanya memang pada momentum kali ini, makam Raden Saleh tidak seramai dengan makam keramat lain yang berada di Kota Bogor.
"Memang tidak seramai makam keramat lainnya. Tapi, tahun sebelumnya memang ramai dibandingkan tahun sekarang," ujarnya saat ditemui oleh TribunnewsBogor.com, Jumat (25/3/2022) malam.
Keramaian orang yang ber ziarah itu, diakui olehnya, memang bisa dibilang relatif.
Artinya, menjelang Ramadhan ini, keramaian orang yang ber ziarah ke makam Raden Saleh ini bisa dikatakan bergantian.
"Susah sebetulnya dibandingkannya. Ramai memang. Cuman, ramainya itu bergantian. Tidak terus menerus sehingga tidak ada kepadatan seperti makam keramat lainnya. Karena kan ini baru diangkat sisi Religinya oleh Maulana Habib Lutfi pada tahun 2019," jelasnya.
Sisi religi yang baru diangkat itulah, tambah Sandra, yang menjadi daya tarik para pen ziarah makam Raden Saleh ini.
"Setelah didauhkan dan dibangunkan Joglo oleh Habib Lutfi, barulah sisi religi dari Raden Saleh ini terangkat. Karena beliau masih mempunyai garis keturunan Nabi Muhammad dari Bin Yahya," jelasnya.
Bahkan, biasanya orang yang berkunjung itu tidak sampai larut malam, sambung Sandra, saat ini semenjak didauhkan oleh Habib Lutfi itu mulai banyak orang yang berdatangan malam hari.
"Biasanya malam hari itu masih suka ada. Bahkan, kalau mereka kemalaman untuk pulang. Mereka memilih nginap dan tidur disini," katanya.
Sebelumnya, jelas Sandra, Raden Saleh memang terkenal dari berbagai sisi mulai dari seni, budaya, serta pendidikanya.
Tidak jarang yang datang berkunjung untuk 'sowan' atau ber ziarah banyak kalangan mahasiswa ataupun pegiat seni.
Bahkan, kenang Sandra, mahasiswa yang akan memulai pendidikannya di dunia seni, terlebih dahulu memilih jiarah atau sowan ke makam Raden Saleh ini.
Tidak hanya itu, pelukis yang berasal dari Negara Jerman pun datang berkunjung untuk sekedar merasakan aura Raden Saleh ini.
Baca: Tradisi Warga Lombok Jelang Ramadhan, Ziarah ke Makam Loaq Baloq hingga Mengikat Akar Beringin
"Kalau dilihat dari semua sisi Raden Saleh ini memang masuk dari semua sisi. Ya, walaupun memang kuatnya itu di seni, budaya, dan pendidikannya," tambahnya.
"Pernah ada mahasiswa yang mau masuk dunia seni, dia jiarah dulu kesini. Bahkan, yang ingin membuat gerakan tari pun kesini. Serta, pembuat restorasi lukisan Raden Saleh asal Jerman ketika melukiskan kembali lukisan Raden Saleh datang kesini. Mungkin supaya lebih dapat aura Raden Saleh itu," jelasnya.
Sejarah Makam Raden Saleh di Kota Bogor
Jauh sebelum itu, makam Raden Saleh yang saat ini sudah mulai terangkat sisi Religinya ini mempunyai sejarah yang sangat panjang.
Mulai dari penemuan, pemugaran, sampai tahapan pemeliharaan mempunyai cerita yang masih terus menjadi pemanis seorang maestro lukis sekaligus habaib ini.
Sandra Viana selaku generasi ke-3 juru pelihara makam menceritakan, bahwasanya penemuan makam ini bermula ketika sang kakek yang disapa olehnya Apa Adoeng sedang 'bebersih' diareal makam.
Namun, kenang Sandra, berdasarkan cerita yang diperolahnya itu, perkakas dari Apa Adoeng ini terkena benda tumpul yakni marmer.
Baca: Mengenal Mandapa A Ritz-Carlton Bali, Hotel Tengah Hutan yang Dirancang Bak Desa Tradisional
Setelah dibersihkan ternyata makam khas belanda berbentuk marmer bertuliskan nama Raden Saleh Sjarif Boestaman beserta penghargaan yang diperolehnya.
"Awal ceritanya itu sekira tahun 1923 Apa Adoeng ini menemukan makam dengan makam khas Belanda. Awalnya perkakasnya itu, kena marmer itu sendiri. Masih belantara dan masih Hindia Belanda belum Indonesia" kata dia.
(Tribun-Video.com)
#ziarah #Ramadan #makam #Bogor #Istana Bogor #Raden Saleh Sjarif Boestaman
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.