Rusia Jatuhkan Bom di Gedung Teater Mariupol, Disebut Jadi Tempat Berlindung Ratusan Warga Ukraina

Editor: Fitriana SekarAyu

Video Production: Gianta Firmandimas Adya Mahendra

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Pasukan Rusia telah menjatuhkan bom di sebuah gedung teater di kota Mariupol yang terkepung, Rabu (16/3/2022).

Gedung teater tersebut menjadi tempat berlindung bagi ratusan warga sipil, kata para pejabat Ukraina, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera.

Bahkan, serangan terjadi ketika kedua pihak mengisyaratkan optimisme atas berlanjutnya pembicaraan untuk mengakhiri perang di Ukraina.

Hingga saat ini, belum ada kabar jumlah korban tewas atau cedera akibat serangan udara di gedung teater.

Kementerian luar negeri Ukraina mengatakan banyak orang terjebak di dalam gedung dan menuduh Rusia melakukan kejahatan perang.

Baca: Detik-detik Belasan Kapal Selam Tentara Rusia Merapat ke Kota Pelabuhan Ukraina untuk Lakukan Invasi

Mengutip BBC, beberapa jam setelah berita kehancuran muncul, kementerian pertahanan Rusia membantah telah melakukan serangan udara terhadap teater tersebut, kantor berita RIA melaporkan.

Sekitar 1.500 mobil berhasil melarikan diri dari Mariupol pada Rabu, menurut Orlov, wakil walikota.

Orlov menyebutkan, serangan Rusia terhadap konvoi itu menyebabkan sedikitnya lima orang terluka, termasuk seorang anak.

Pihak berwenang mengatakan, sedikitnya 2.400 orang telah tewas di Mariupol sejak dimulainya perang, meskipun mereka mengakui bahwa ini mungkin perkiraan yang terlalu rendah.

Banyak dari mereka yang mati dimakamkan di kuburan massal.

Diperkirakan 300.000 penduduk terjebak di dalam kota, di mana aliran air, listrik dan gas telah terputus.

Pasokan makanan dan air hampir habis, karena pasukan Rusia tidak mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan.

Dewan kota Mariupol mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Rusia "dengan sengaja dan sinis menghancurkan" teater tersebut, dengan mengatakan "sebuah pesawat menjatuhkan bom di sebuah gedung tempat ratusan penduduk Mariupol yang damai bersembunyi".

Pernyataan itu mengatakan skala serangan masih belum jelas karena kota itu terus ditembaki.

Sebuah gambar yang dirilis oleh dewan kota, dan diverifikasi oleh BBC, menunjukkan asap mengepul dari gedung, dengan fasad benar-benar runtuh.

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan ini adalah kejahatan perang mengerikan lainnya di Mariupol dan bahwa Rusia tidak mungkin tidak mengetahui bahwa gedung teater adalah tempat perlindungan sipil.

Baca: Kesepakatan Damai antara Rusia & Ukraina Hampir Tercapai: Status Netral Sedang Dibahas secara Serius

Pengadilan Tinggi PBB Desak Rusia Hentikan Invasi

Pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-bangsa pada Rabu (16/3/2022) memerintahkan Rusia untuk menghentikan invasi ke Ukraina.

Pihak pengadilan tinggi menyatakan keprihatinannya atas serangan Rusia.

Kyiv memuji putusan itu dan menganggap sebagai "kemenangan besar" dengan mengatakan akan terus mengejar kasus itu sampai orang Ukraina dapat kembali ke kehidupan normal, seperti dikutip dari CNA.

Keputusan Mahkamah Internasional datang ketika pasukan Moskow masih tetap berada di sekitar kota-kota besar termasuk ibu kota Ukraina.

PBB mengatakan lebih dari tiga juta orang telah melarikan diri dari pertempuran itu.

Sebelumnya, Kyiv telah menyeret Moskow ke ICJ yang bermarkas di Den Haag beberapa hari setelah invasi Rusia pada 24 Februari.

Ia meminta badan hukum untuk campur tangan, dengan mengatakan Moskow secara keliru menuduh genosida di wilayah Donetsk dan Luhansk Ukraina untuk membenarkan serangannya.

Ukraina menginginkan tindakan segera untuk menghentikan pertempuran yang menurut badan hak asasi manusia PBB telah merenggut sedikitnya 1.834 korban sipil.

"Federasi Rusia akan segera menangguhkan operasi militer yang dimulai pada 24 Februari di wilayah Ukraina," sambil menunggu keputusan akhir dalam kasus tersebut, kata hakim ketua Joan Donoghue pada sidang yang diadakan di markas besar pengadilan di gedung Istana Perdamaian.

Baca: Detik-detik Belasan Kapal Selam Tentara Rusia Merapat ke Kota Pelabuhan Ukraina untuk Lakukan Invasi

"Pengadilan sangat prihatin tentang penggunaan kekuatan oleh Federasi Rusia yang menimbulkan masalah yang sangat serius dalam hukum internasional," kata Donoghue.

Setelah itu perwakilan Ukraina memuji keputusan tersebut.

"Ini adalah kemenangan penuh keadilan dan kemenangan penuh bagi Ukraina," kata Anton Korynevych kepada wartawan.

"Kami akan tetap di sini sampai orang-orang dapat kembali ke kehidupan normal mereka," tambah perwakilan lainnya, Oksana Zolotaryova.

Tidak ada perwakilan Rusia yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Di luar tempat itu, puluhan pengunjuk rasa berkumpul, banyak yang membawa plakat bertuliskan, "Hentikan Putin" dan "Lindungi Langit kita" , mengacu pada permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy agar NATO memberlakukan larangan -zona terbang di atas Ukraina. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Rusia Bombardir Gedung Teater di Mariupol, Tempat Berlindung Ratusan Warga Ukraina

Baca berita lainnya terkait Rusia dan Ukraina di sini.

# Mariupol # teater # Ukraina # Rusia # Bom

Sumber: Tribunnews.com
   #Rusia   #Ukraina   #teater   #Mariupol   #bom
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda