TRIBUN-VIDEO.COM - Marina Ovsyannikova, editor jaringan televisi Channel One yang menyerukan poster anti perang saat siaran langsung harus menghadapi konsekuensinya.
Ia terancam mendapat hukuman 10 tahun penjara dari pemerintah Rusia dan dituduh membuat laporan palsu tentang tindakan terorisme.
Sementara Kremlin menyebut editor tersebut telah mencela Rusia.
Namun melalui Twitternya, ia Marina mengaku tidak menyesali perbuatannya.
Meskipun ia terancam mendapat hukuman berat dari Moskwa.
Baca: 2 Pekan Invasi, Rusia Kehilangan 77 Pesawatnya dan 389 Tank Disita Sejak Menginvasi Ukraina
"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada saya dalam waktu dekat. Pengacara saya memberitahu saya bahwa saya mungkin menghadapi hukuman penjara dari 5 hingga 10 tahun sesuai dengan hukum pidana," tulisnya di Twitter.
“Saya tidak menyesalinya. Tapi aku butuh dukunganmu.”
Sementara Ivan Zhdanov, pengacaranya, membeberkan bahwa Ovsyannikova mungkin menghadapi tuduhan membuat "laporan palsu tentang tindakan terorisme".
“Jika mereka benar-benar [memenjarakannya], perbuatannya pasti akan tercatat dalam sejarah,” tulis Ivan Zhdanov.
Sementara itu Kremlin mengatakan bahwa tindakan Ovsnyannikova menginterupsi buletin berita langsung di saluran TV negara Rusia One untuk mencela perang di Ukraina adalah "hooliganisme".
"Sejauh menyangkut wanita ini, ini adalah hooliganisme,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan.
Baca: Pasukan Rusia Memborbardir Perusahaan di Kota Shostka Ukraina, Tidak Ada Korban Jiwa
Ovsnyannkova membentangkan poster seruan menolak perang Ukraina-Rusia selama siaran langsung tentang langkah-langkah Rusia untuk melawan sanksi Barat.
Poster tersebut bertuliskan “No war. Hentikan perang. Jangan percaya propaganda. Mereka berbohong kepada Anda di sini,”.
Diketahui Ovsyannikova menyerbu ke lokasi siaran langsung berita pada Senin malam, berteriak agar menghentikan perang.
Sementara sang pembawa berita terus membaca dari teleprompternya yang berbicara lebih keras dalam upaya untuk menenggelamkan suara Ovsyannikova.
Tetapi protes editor tv itu dapat dilihat dan didengar selama beberapa detik sebelum saluran beralih ke segmen rekaman.
Dia mengatakan bahwa 'Apa yang terjadi di Ukraina adalah kejahatan, dan tanggung jawab atas agresi ini terletak pada satu orang yaitu Vladimir Putin.
Ovsyannikova juga merilis video pra-rekaman melalui kelompok hak asasi manusia di mana dia mengungkapkan rasa malunya bekerja untuk Channel One dan menyebarkan “propaganda Kremlin.”
“Sayangnya, selama beberapa tahun, saya bekerja di Channel One dan mengerjakan propaganda Kremlin, saya sangat malu dengan ini sekarang. Malu karena dibiarkan berbohong dari layar televisi. Malu bahwa saya membiarkan zombifikasi orang-orang Rusia. Kami diam pada tahun 2014 ketika ini baru saja dimulai. Kami tidak keluar untuk memprotes ketika Kremlin meracuni [pemimpin oposisi Alexei] Navalny,” katanya.
Mengenakan kalung berwarna biru dan kuning dari bendera Ukraina, Ovsyannikova mengatakan dalam pernyataan videonya bahwa ayahnya adalah orang Ukraina dan ibunya adalah orang Rusia.
(tribun-video.com/aljazeera.com)
Artikel ini telah tayang di Al Jazeera dengan judul Kremlin-controlled Channel One producer: ‘I don’t regret it’
# hoaks # Poster # Tolak Perang # Editor TV Rusia # dipenjara
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.