TRIBUN-VIDEO.COM - Militer Rusia menyerang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina.
Beberapa orang meninggal dan terluka dalam kebakaran yang terjadi akibat gempuran Rusia di pembangkit nuklir itu, menurut kementerian luar negeri Ukraina.
Para pemimpin dunia menyebut serangan di PLTN sebagai hal yang "mengerikan, ceroboh dan tidak dapat diterima."
Para pekerja memonitor PLTN Zaporizhzhia untuk memastikan keamanan dan tingkat radiasi dalam level normal.
Bila proses pendinginan bahan bakar nuklir terganggu, bisa terjadi kerusakan radioaktif dalam skala besar.
"Ribuan orang - termasuk warga sipil yang saat ini tiba bisa melakukan evakuasi dari daerah seputar PLTN - akan terdampak," kata pernyataan itu.
Badan pengawas nuklir PBB mengatakan sejauh ini tingkat radiasi dan keamanan reaktor tidak terganggu.
Namun para pakar nuklir mengatakan serangan itu menyebabkan situasi yang penuh risiko.
Bila reaktor dan gedung reaktor rusak, reaktor bisa menjadi panas dan meleleh.
Baca: Disebut Pengkhianat, Wali Kota Ukraina Pro-Rusia Ditemukan Tewas seusai Diculik dari Rumah
Radiasi PLTN dapat menyebar dan dampak mereka yang terpapar akan sangat parah dan lama, termasuk menyebabkan kanker.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan serangan Rusia terhadap PLTN Zaporizhzhya dapat menyebabkan kerusakan sama dengan "enam kali Chernobyls."
Seperti yang diungkapkan presiden, kata pernyataan kemenlu, bencana nuklir di sana bisa lebih buruk dibandingkan Chernobyl and Fukushima.
"Rusia secara sadar melakukan serangan bersenjata ke pembangkit nuklir, tindakan yang melanggar semua perjanjian internasional dalam kerangka Badan Tenaga Atom Dunia, IAEA [International Atomic Energy Agency]," kata pernyataan itu.
Ukraina mendesak komunitas internasional untuk membantu pasukan Rusia angkat kaki dari wilayah itu untuk menjamin keamanan.
Seorang warga lokal yang tinggal di Zaporizhzhia mengatakan kepada BBC Radio 4 bahwa dia melihat pasukan militer Rusia menembaki dan melemparkan bom ke arah PLTN itu pada malam hari.
"Saya tahu bahwa salah satu bangunan di sana terbakar, tapi untungnya bangunan itu bukan stasiun nuklirnya, tapi tempat orang-orang yang tinggal di sana. Tentu saja, ini tetap sebuah berita buruk, tapi setidaknya yang terbakar bukan salah satu reaktor nuklir," kata warga yang berprofesi sebagai guru menari ini.
Dia juga berkata, "Ini mengkhawatirkan, bukan hanya bagi wilayah kami, tapi juga untuk Ukraina dan seluruh dunia, karena ini adalah PLTN terbesar di Eropa. Ini sangat gila, ini terorisme, tidak ada kata-kata yang tepat untuk menggambarkannya. Dunia harus berbuat sesuatu."
Baca: Lawan Perang Rusia, Jerman Tambah Lagi Senjata dan akan Kirim 2.700 Rudal Antipesawat ke Ukraina
Pria ini juga mengatakan bahwa dia memiliki keluarga dan teman-teman di Rusia, dan orang kini terbagi menjadi dua kubu - mereka yang telah tercuci otaknya dan percaya Putin sedang mengusahakan perdamaian di Ukraina dan separuh yang lain yang "sangat takut dan sangat malu" atas tindakan Rusia.
Sebelumnya layanan darurat Ukraina melaporkan bahwa pertempuran telah memicu kebakaran di lantai tiga, empat, dan lima di sebuah bangunan di kompleks nuklir itu. Reaktornya tidak terdampak, namun api dikhawatirkan dapat menyebar jika tidak segera dipadamkan.
Jika reaktor sampai terbakar, seorang pakar nuklir mengatakan bahwa itu akan memicu bencana seperti yang terjadi di Chernobyl pada 1986.
Kebakaran di PLTN terbesar di Eropa itu juga telah mengakibatkan harga saham di Asia anjlok.
Dampaknya terutama dirasakan di Tokyo dan Hong Kong, dengan indeks acuan Jepang Nikkei turun 2,5% dan Hang Seng di Hong Kong turun 2,6%.
Harga minyak di Asia naik pada Jumat pagi (04/03), dengan minyak mentah Brent di atas $112 per barel.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Warga Ukraina Takut Dampak yang Ditimbulkan dari Serangan Rudal Rusia Terhadap PLTN Zaporizhzhia
# Rusia # Ukraina # PLTN # Zaporizhzhia
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.