TRIBUN-VIDEO.COM, MARTAPURA - Sebelah tangan Suriansyah (30), seorang perajin Kacang Sangrai, terus bergerak memutar drum disampingnya.
Putaran drum itu tidak boleh berhenti jika tidak kacang kulit yang ada di dalam drum itu akan gosong. Selama satu jam setengah lamanya, warga RT2 RW 1 Desa Jati Baru Kecamatan Astambul Kabupaten Banjar itu harus memutar drum itu.
Ibunda Suriansyah, Sariani (50) terlihat membetulkan nyala kayu bakar di bawah drum. Sariani pun, sesekali membuka drum dan mengeluarkan satu dua biji kacang tanah dari dalam drum dan mengupasnya, Senin (24/7/2017).
"Masih belum. Sebentar lagi ini sudah matang. Kalau matang agak kekuningan warna biji kacang kulitnya,"ungkap Sariani sesaat setelah memeriksa kacang yang dikeluarkannya dari dalam drum.
Proses pengolahan kacang yang dilakukan Suriansyah dan ibundanya itu disebut warga mengguling kacang. Setiap harinya, Dia mengguling empat karung atau 400 liter kacang kulit.
Sariani adalah satu dari empat orang perajin Kacang Sangrai yang ada di Desa Jati Baru kecamatan Astambul Kabupaten Banjar. Tidak heran, di rumah Sariani penuh dengan tumpullkan kacang kulit berisi kacang.
Kacang olahan Sariani dan pengrajin Jatibaru terbilang alami menampilkan rasa alami kacang tanah yang gurih dan manis tanpa campuran bumbu.
Camat Astambul, Jurji Zaidan mengatakan, kacang kulit besangrai dari Desa Jati Baru merupakan salah satu produk unggulan Kecamatan Astambul Produk kacang kulit olahan Sairani, rasanya renyah, gurih dan manis.
Rasa kacangnya alami tidak ada tambahan bumbu seperti kacang jaruk atau kacang olahan pabrik.
"Hanya saja, kemasannya saja yang perlu pembinaan dari instansi terkait," katanya. (Banjarmasin Post/Hari Widodo)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.