TRIBUN-VIDEO.COM - Pelayanan karantina terpusat yang disediakan pemerintah menuai banyak komentar miring dari sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI).
Diketahui, keterbatasan kesediaan ruang yang tidak seimbang dengan melonjaknya WNI yang kembali ke tanah air menjadi satu diantara faktor lamanya proses pelayanan tersebut.
Atas kejadian ini, banyak WNI yang mengeluh terkait lemahnya pelayanan karantina gratis lantaran menguras tenaga dan pikiran.
Dikutip dari Tribunbisnis.com pasa Selasa (21/12/2021), seorang mahasiswi yang baru pulang dari Jerman, Clara Monolga mengalami diskriminasi karantina.
Ia mengatakan, untuk para WNI yang hendak pulang dalam waktu dekat ini dan akan dikarantina di Wisma Atlet.
Dikatakan olehnya, tingkat kesabaran harus ditingkatkan lantaran banyak penumpukan busa di depan karantina Pasar Rumput.
Baca: Viral Kabar Oknum TNI Wisma Atlet Tulis Nomor HP di Paspor Mahasiswi Karantina, Kapendam Buka Suara
"Bagi para WNI yang mau pulang dekat-dekat ini dan akan dikarantina di wisma. Siapkan kesabaran banyak karena sekarang lagi banyak penumpukan bus di depan karantina Pasar Rumput," curhat Clara dikutip Tribun Network dari Backpacker Internasional, Senin (20/12/2012).
Dia bercerita, bahwa ia dibuat lama menunggu tanpa kepastian oleh petugas layanan karantina.
Pasalnya, Clara tiba di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (15/12/2021) sekira pukul 14.30 WIB.
Seusai lama menunggu, ia barulah dibawa ke tempat karantina menggunakan bus pukul 18.45 WIB.
Artinya, empat jam lebih Clara digantung karena cukup banyak WNI yang kembali ke Indonesia.
Sesampainya di parkiran, para WNI tidak bisa langsung turun karena menunggu kesediaan kamar.
Oleh karena itu, pihaknya terpaksa menginap di parkiran wisma bersama delapan bus lainnya di parkiran itu.
Baca: Viral Video TKI Terlantar di Bandara Soekarno-Hatta, Menunggu Antrean ke Wisma Atlet 10 Jam
"So semalaman kami ada delapan bus yang menginap di parkiran wisma. Bus saya berada di posisi kedua," tukasnya.
Diketahui, fasilitas karantina dari pemerintah ini gratis tanpa biaya sepeserpun hingga harus bergantian.
Riza Nasser, juga merupakan satu di antara WNI yang menjalani karantina dan sempat ditawari karantina berbayar di hotel.
Ia mengatakan, karantina di hotel nyaman, tanpa harus mengantre tetapi harga yang ditawarkan relatif mahal Rp8,2 juta.
"Saya ditawari petugas bandara bahwa biaya karantina di hotel segitu. Saya sendiri tidak punya duit sebanyak itu," aku Riza.
Sementara itu, ia menilai karantina yang disediakan pemerintah bukan mengacu pada aspek kesehatan tapi mengejar manfaat ekonomi.
Sebagai informasi, beberapa dari mereka bahkan menyarankan untuk menyiapkan makanan di tempat menunggu sebelum dievakuasi ke tempat karantina.
Pasalnya, petugas di bandara tidak memberikan makanan selama proses pendataan.
(Tribun-Video.com/Tribunbisnis.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WNI Curhat Diskriminasi Karantina, Menunggu Berjam-jam hingga Menginap di Parkiran Wisma
# TRIBUN SOLO UPDATE # WNI # Karantina Terpusat # Wisma Atlet
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.