TRIBUN-VIDEO.COM - Nama Sarah Gilbert menjadi perbincangan di media sosial.
Siapa sebenarnya Sarah Gilbert?
Ia merupakan seorang ilmuwan di Universitas Offord.
Sarah Gilbert adalah seorang ilmuwan asal Inggris yang menemukan vaksin AstraZeneca.
Ia tak sendirian dalam menciptakan vaksin tersebut, tetapi dibantu oleh koleganya di Oxford, Catherine Green.
Sarah Gilbert berperan untuk memimpin pengembangan awal, sedangkan Catherine mengurus produksi batch pertama untuk uji klinis.
Baca: Viral Sosok Sarah Gilbert, Penemu AstraZeneca, Dapat Standing Ovation di Wimbledon
Nama Sarah Gilbert menjadi perbincangan dunia karena tak mengambil penuh hal paten vaksin ciptaannya.
Pengakuannya tersebut disampaikan langsung ke parlemen Inggris dalam pertemuan yang membahas soal pemegang hak paten vaksin itu.
Dikutip oleh Kompas.com dari Reuters, Senin (19/7/2021), pernyataan Sarah Gilbert didukung oleh Presiden Developing Countries Vaccine Manufacturers Network (DCVMN), Sai Prasad.
DCVMN merupakan badan yang mendukung produksi banyak hal untuk negara-negara miskin.
"Bukan kekayaan intelektual tunggal yang bisa membuat produk (vaksin) ini," ujarnya.
Pihak AstraZeneca lalu menandatangani persetujuan dengan Oxford untuk tidak mengambil keuntungan dari vaksin buatan mereka.
CEO AstraZeneca, Pascal Soriot mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk memastikan akses yang adil secara global.
"(Kami) berkomitmen memastikan akses yang adil, secara global," ujarnya.
Keputusan Sarah Gilbert tersebut mendapat banyak pujian dari masyarakat di seluruh dunia.
Hingga viral di media sosial sebuah video yang menunjukkan Sarah Gilbert mendapatkan standing ovation saat menyaksikan sebuah pertandingan tenis.
Baca: Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Diklaim Efektif Lawan Varian Delta dan Kappa yang Baru: Antibodi 94%
Seluruh penonton berdiri dan bertepuk tangan untuknya sebagai bentuk penghormatan.
Lalu apa dampak persetujuan itu terhadap vaksin AstraZeneca ?
Keputusan itu berdampak pada harga vaksin yang lebih murah dibandingkan dengan vaksin lainnya.
Meski harganya murah, efikasi atau kemanjuran vaksin AstraZeneca cukup tinggi.
Vaksin ini mampu mencegah infeksi Covid-19 varian Delta hingga 92 persen.
Vaksin AstraZeneca kini telah dipasok ke 170 negara di seluruh dunia dan jumlahnya lebih dari 600 juta dosis.
(Tribun-Video.com/Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Ilmuwan Vaksin AstraZeneca Enggan Ambil Hak Paten Penuh agar Harganya Murah"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.