TRIBUN-VIDEO.COM - Sekitar pertengahan bulan Februari lalu, masyarakat dihebohkan dengan pemberitaan munculnya desa miliarder di Tuban.
Desa itu bernama Desa Sumurgeneng yang terletak di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.
Kabar terbarunya, ada warga yang mengaku uang yang miliaran miliknya, kini tinggal jutaan rupiah saja.
Pasangan suami istri ini mengaku mendapatkan uang hingga Rp17 miliar.
Mereka pun langsung membeli tiga mobil baru, membeli tanah lagi dan sisanya ditabung.
Namun kabar terbaru menyebut uang mereka kini hanya tersisa Rp50 juta.
"(Sekarang) uangnya tinggal sedikit, tinggal Rp50 juta iya," tutur salah satu warga saat tampil di acara OOTD.
Benarkah kabar ini?
Kepala Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Gihanto mengatakan, miliarder yang uangnya tinggal sedikit mungkin ada, tapi kalau masih sisa Rp50 juta sepertinya tidak.
Paling tidak, sisa uang warga masih mencapai angka miliaran. Seperti Rp1-1,5 miliar.
"Saya kira tidak sampai segitu, itu kan hanya pengakuannya saja," ujar Kades kepada wartawan, Jumat (9/4/2021).
Dia menjelaskan, kalaupun uang warga habis tetap banyak yang dibelikan aset ataupun ditabung.
Mungkin ada kekhawatiran juga selama ini koar-koar punya uang banyak. Sementara untuk Kamtibmas sendiri sampai sekarang masih aman.
"Kalau perasaan saya biasa saja, uang warga banyak untuk membeli aset," pungkasnya.
Borong Mobil Baru
Diberitakan sebelumnya saat masih viral, Kepala Desa Sumurgeneng, Gihanto menyatakan, hingga kini sejak pencairan penjualan tanah warga untuk proyek kilang minyak Grass Root Refinery (GRR) Pertamina-Rosneft asal Rusia, sudah ada 176 mobil baru yang dibeli.
Mobil yang dibeli warga itupun berbagai macam jenis, seperti kijang Innova, Honda HR-V, Fortuner, Pajero dan Honda Jazz.
"Sudah ada 176 mobil baru yang datang, itu tidak langsung bersamaan, yang datang bareng ya 17 mobil minggu kemarin," ujarnya, Minggu (21/2/2021).
Kades menambahkan, ada 840 KK warga di desanya, namun yang lahannya dibeli perusahaan plat merah sekitar 225 KK.
Harga yang diterima warga untuk penjualan tanah per meter mulai dari Rp600-800 ribu. Sehingga penjualan yang didapat warga rata-rata mencapai miliaran rupiah.
Untuk penjualan tanah paling sedikit Rp36 juta, paling banyak warga sini Rp26 miliar, sedangkan ada warga luar mendapat Rp28 miliar.
"Kalau rata-rata Rp8 miliar, satu rumah ada yang beli 2-3 mobil. Sisanya buat beli tanah lagi, tabungan, bangun rumah dan usaha," pungkasnya.
Sekadar diketahui, lahan warga dihargai apraisal Rp600-800 ribu per meter, menyesuaikan lokasi.
Kebutuhan lahan untuk pembangunan kilang minyak GRR seluas 821 hektar. Rinciannya, lahan warga 384 hektar di Desa Sumurgeneng, Kaliuntu dan Wadung, KLHK 328 hektar dan Perhutani 109 hektar.
Investasi kilang minyak dengan nilai 16 miliar USD atau setara 225 triliun itu rencananya akan beroperasi di 2026.
Kilang GRR ditarget mampu produksi 300 ribu barel per hari.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ingat Desa Miliarder di Tuban? Kini Ada Warga Ngaku Uang Tinggal Rp50 Juta, Kades Angkat Bicara
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.