Penyelam Diterjunkan ke Titik Kotak Hitam Sriwijaya SJ 182 Ditemukan, Ini Penjelasan Soal Black Box

Editor: Aprilia Saraswati

Reporter: Ratu Budhi Sejati

Video Production: bagus gema praditiya sukirman

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUN-VIDEO.COM - Pasca jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, pencarian terus dilakukan hingga petugas gabungan telah menangkap sinyal black box di dua buah lokasi. 

Untuk menindaklanjuti temuan tersebut, kapal milik Basarnas KN SAR Basudewa kini langsung merapat ke KRI Rigel 933.

Kepala Basarnas Marsekal Madya (Purn) Bagus Puruhito mengatakan KRI Rigel ini diturunkan untuk menindaklanjuti pencarian black box.

Proses penyisiran langsung dilakukan di beberapa koordinat oleh tim SAR dan Tim Intai Amphibi TNI AL.

Dansat Kopaska Kolonel Laut Johan Wahyudi menyebut lokasi kotak hitam tertangkap radar.

Posisinya ada di 1.000 meter di depan haluan KRI Rigel.

Perlu diketahui posisi tersebut masih lokasi duga.

Kemudian pada Minggu (10/1/2021) pukul 15.00 WIB, langsung dilakukan pencarian, namun saat dicari di kedalaman tersebut tak ditemukan kotak hitam.

Kemudian penyelam kedua diturunkan, namun hasilnya masih sama, kotak hitam tak ditemukan.

Selanjutnya, karna kondisi cuaca yang sudah mulai mendung, pencarian diberhantikan terlebih dahulu.

Pencarian kembali dilakukan setelah beberapa saat, namun di sekitar lokasi itu, sinyal radar menangkap sinyal yang sama.

Daerah sekitarnya sudah di marking, dan akan dilakukan pencarian di radius tersebut.

Baca: Basarnas Ungkap Agenda Pencarian Hari ke-3 Sriwijaya SJ 182, Fokus ke Pencarian Bawah Laut

Hingga kini proses pencarian black box masih dilakukan hingga saat ini.

Black box pesawat merupakan istilah populer dalam industri penerbangan yang merujuk pada kompenen perekam data elektronik.

Merujuk Flightradar24, black box pesawat biasanya menggunakan CVR (Cockpit Voice Recorder) atau FDR (Flight Data Recorder) atau kombinasi keduanya.

Sejumlah black box pesawat atau kotak hitam modern bahkan menampung keduanya dalam satu unit memori yang disebut crash-survivable memory unit (CSMU).

Perangkat tersebut pada dasarnya adalah hard drive yang diperkuat untuk merekam segala sesuatu tentang penerbangan secara berkelanjutan.

Saat pesawat terbang, FDR terus merekam beragam data tentang semua aspek pesawat.

Sementara CVR merekam percakapan dalam dek penerbangan dan suara lain, seperti transmisi radio serta alarm otomatis.

CVR juga mampu menghapus semua audio yang lebih lama dari dua jam penerbangan terakhir.

Sehingga jika terjadi masalah pada pesawat, seperti kecelekaan, data kotak hitam atau black box pesawat dapat membantu merekonstruksi apa yang sebenarnya terjadi. (*)

Sumber: Tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda