TRIBUN-VIDEO.COM - Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyatakan permohonan maafnya atas peristiwa antrean penumpang di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Kamis (14/5/2020).
Permohonan maaf ini disampaikan oleh Muhadjir seusai meninjau Terminal 2E dan Terminal 3 Ultimate Bandara Soetta, Tangerang, Sabtu (16/5/2020).
Dikutip dari Kompas.com, Muhadjir mengatakan peristiwa itu terjadi karena tak ada perhitungan.
"Atas nama pemerintah, saya meminta maaf, tetapi mohon dimaklumi di hari pertama itu kurang kondusif karena memang belum terhitungkan," ujar Muhadjir.
Saat melakukan peninjauan di Bandara Soetta, Muhadjir mendapati situasi bandara yang kondusif dengan pemberlakuan protokol ketat.
Mulai dari pemeriksaan kelengkapan dokumen yang dipersyaratkan hingga pemeriksaan kesehatan secara rapid test dan PCR bagi calon penumpang.
"Hasil kunjungan saya sementara ini sudah terjadi perbaikan yang luar biasa dibanding hari pertama," ungkapnya.
Namun, ia mengakui masih ada aturan yang harus lebih diperketat terutama di wilayah bandara.
Seperti diketahui sebelumnya, foto antrean penumpang di Bandara Soetta sempat viral di media sosial.
Dalam foto tersebut tak terlihat physical distancing antar penumpang.
Netizen kemudian mengkritisi situasi tersebut.
Pasalnya, pandemi Covid-19 di Indonesia belum menurun.
Senior Manager Branch Communication and Legal Bandara Soekarno-Hatta Febri Toga Simatupang mengatakan, penumpukan calon penumpang pada Kamis lalu itu terjadi karena jadwal penerbangan hampir bersamaan.
Foto kondisi antrean calon penumpang viral itu terjadi saat mereka melakukan validasi dokumen perjalanan yang menjadi syarat perjalanan penerbangan.
"Benar terjadi (penumpukan antrean) di Bandara Soekarno-Hatta tadi pagi, hal tersebut dikarenakan validasi dokumen calon penumpang yang akan berangkat," ujar Febri, Kamis.
Menurut dia, penumpukan antrean tersebut tidak berlangsung lama.
Kurang dari 30 menit, petugas sudah mengatur kembali antrean untuk melakukan physcal distancing.
Proses yang melibatkan banyak dokumen, kata Febri, membuat antrean menjadi panjang.
Ada tiga dokumen yang harus divalidasi setiap penumpang.
Dokumen itu berupa tiket pesawat, surat keterangan bebas Covid-19, dan surat tugas atau surat keterangan dari kantor dan instansi terkait.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menko PMK Minta Maaf atas Antrean Penumpang di Soekarno-Hatta
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.