TRIBUN-VIDEO.COM - Rabu siang (26/2/2020), kediaman IYA, tersangka kasus susur sungai SMPN 1 Turi di Sungai Sempor Sleman tampak sepi.
Rumah bercat merah-oranye itu dikabarkan sudah ditinggalkan oleh istri dan kedua anak IYA yang selama ini tinggal di sana, sejak Jumat malam (21/2/2020) lalu.
Kakak ipar IYA, saat ditemui Tribunjogja.com menuturkan hal itu dilakukan untuk alasan keamanan istri dan kedua anak IYA.
Pihak keluarga, katanya, memindahkan istri dan anak IYA ke rumah keluarga yang lain.
Menurut R (36), kakak kandung dari istri IYA, mengatakan pemindahan tersebut dilakukan karena sejak insiden susur sungai SMPN 1 Turi Jumat lalu, mereka mendapat berbagai macam teror, baik melalui telepon, pesan teks, dan media sosial.
R menceritakan bentuk teror kepada adiknya itu, misalnya ada seseorang yang menelepon mengaku berasal dari pihak yang berwenang dan mengatakan bahwa suaminya menjadi buronan.
Teror dan ujaran kebencian di media sosial juga diterima oleh kedua anak IYA yang masih berusia 12 tahun dan 11 tahun.
"Banyak DM (pesan langsung) yang masuk ke Intagram anak-anak dan ibunya. Hingga ada yang mencomot foto mereka di media sosial. Bahkan foto mereka sekeluarga sudah tersebar. Sejak saat itu kami langsung menyuruh mereka menutup semua akun media sosial," papar R kepada Tribunjogja.com.
Anak Tak Berani ke Sekolah
R menjelaskan karena serangan di dunia maya itu, anak-anak IYA sempat tidak berani ke sekolah pada Sabtu (22/2/2020) lalu.
Namun, sejak Senin lalu mereka sudah ke sekolah dengan pengawalan ketat dari keluarga.
"Teror hanya datang di dunia maya. Kalau orang-orang di lingkungan tidak," ungkapnya.
Istri tersangka IYA merupakan ibu rumah tangga.
Sedangkan R adalah seorang guru SMA yang bekerja di Kalimantan.
Namun, setelah R mendengar kabar kejadian yang menimpa adik kandung dan adik iparnya itu, ia langsung terbang ke Yogyakarta untuk mendampingi sang adik.
"Saya dan adik saya itu seperti kembar. Kami hanya beda satu tahun. Makanya kalau dia sakit saya juga sakit. Saya minta cuti mungkin sampai seminggu ini," jelas R.
Keluarga besar R sesungguhnya adalah keluarga guru.
Peristiwa kemarin membuat ia dan seluruh keluarga merasa sangat terpukul.
"Pertama yang paling membuat terpukul itu tewasnya 10 siswa. Saya pun guru, keluarga kami semua keluarga guru, tidak mungkin kami (guru) setega itu. Saya pun membaca berita tentang korban ada yang anak tunggal dan sebagainya. Itu semua membuat down," ungkapnya.
R juga menyayangkan terhadap hujatan yang ada di media sosial terhadap IYA.
Sebab ia beranggapan bahwa ini bukan tindakan kriminal atau korupsi.
Ia mengatakan sebelum ada bukti dan pernyataan dari kepolisian sebagian warganet bahkan sudah menghakimi dengan opini sendri.
"Pak Y pasti akan bertanggung jawab. Tidak akan melarikan diri seperti yang diberitakan selama ini. Pak Y juga ikut menolong sampai tidak memerhatikan keselamatan sendiri. Sempat ke rumah sakit juga melihat kondisi anak-anak malam itu," tutur R. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Keluarga Tersangka Susur Sungai SMPN 1 Turi Diteror di Dunia Maya, Sang Anak Sempat Takut ke Sekolah
Istri dan Anak Tersangka Susur Sungai SMPN 1 Turi Diteror di Dunia Maya, Sempat Takut ke Sekolah
Editor: Tri Hantoro
Sumber: Tribun Jogja
Turut Digugat soal Ijazah, Kasmudjo Dosen Pembimbing Jokowi Serahkan Sepenuhnya ke UGM Hadapi Sidang
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.