Laporan Wartawan Tribun-Video.com, Radifan Setiawan
TRIBUN-VIDEO.COM – Lontong Cap Go Meh merupakan hidangan yang wajib disantap oleh masyarakat keturunan Tionghoa saat perayaan hari ke-15 atau yang berarti hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek.
Tak terkecuali masyarakat keturunan Tionghoa yang tinggal di Kota Solo, Jawa Tengah.
Mereka bisa menemukan hidangan Lontong Cap Go Meh di Kafe Star Solo, di Jl Sutan Syahrir No.126, Setabelan, Banjarsari, Surakarta, Jawa Tengah.
Spesialnya menu Lontong Cap Go Meh di restoran tersebut adalah, hanya dihidangkan selama dua minggu saat perayaan Cap Go Meh.
Di Kafe Star Solo, menu Lontong Cap Go Meh dibanderol dengan harga Rp40 ribu per porsi.
Kafe Star Solo buka dua sesi dalam sehari yaitu, pukul 07.00-14.00 WIB dan pukul 17.00-21.00 WIB.
Meski hidangan Cap Go Meh mengadaptasi dari masakan Jawa, namun ada cukup banyak perbedaan yang mencolok di hidangan tersebut.
Lontong Cap Go Meh terdiri dari lontong yang disajikan dengan opor ayam, sayur lodeh, sambal goreng hati, acar, telur pindang, abon sapi, bubuk koya, sambal, dan kerupuk.
Dalam sepiring lontong Cap Go Meh, rasa gurih manis sayur mendominasi dipadu dengan kelembutan suwiran daging ayam.
Untung orang Tionghoa, hidangan Lontong Cap Go Meh melambangkan keberuntungan.
Lontong yang padat dianggap berlawanan dengan bubur yang encer, menurut tradisi Tionghoa bubur dianggap sebagai makanan orang sakit.
Sehingga, bentuk lontong yang panjang dianggap melambangkan panjang umur.
Kemudian telur, dalam kebudayaan apapun selalu melambangkan keberuntungan. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.