Tribunnews WIKI
Kota Kendari, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara
TRIBUN-VIDEO.COM - Sejarah Kota Kendari tak dapat dilepaskan dari Teluk Kendari yang dulu digunakan sebagai tempat persinggahan para pelaut dari Eropa maupun nusantara.
Para pelaut tersebut singgah di Teluk Kendari setelah maupun akan menuju Ternate atau Maluku.
Catatan sejarah mengenai Teluk Kendari terdapat dalam kartografi Portugis Kuno awal abad 15.
Dalam kartografi tersebut dituliskan tentang perkampungan di Pantai Timur Celebes atau Sulawesi yang dinamakan Citta dela Baia dan berlokasi di pesisir Teluk Baia du Tivora.
Teluk tersebut identik dengan Teluk Kendari yang merupakan daerah di pesisir timur Kerajaan Konawe yang masih dikenal sebagai 'Lipu i Pambandahi, Wonua i Pambandokooha' yang berarti wilayah pesisir pantai dengan perkampungan di dekat pulau.
Cerita tentang Teluk Kendari juga terdapat dalam catatan perjalanan pelaut Jacques Nicholas Vosmaer, 'Korte Beschrijving van Het Zuid Oostelijk Schiereiland van Celebes'.
Dalam catatan tersebut diceritakan bahwa pada 1828 Jacques Nicholas Vosmaer mendapat tugas dari Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk melakukan observasi terhadap jalur perdagangan di pesisir timur Sulawesi.
Jacques Nicholas Vosmaer mulai melakukan observasi terhadap Teluk Kendari hingga pada 9 Mei 1831 dibuat peta pertama kali untuk daerah tersebut.
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Jenderal Van Den Bosch di Batavia, Teluk Kendari pada 6 Februari 1835 disebut sebagai Vosmaer’s Baai atau Teluk Vosmaer.
Keindahan Teluk Kendari membuat Jacques Nicholas Vosmaer akhirnya mendirikan kantor dagang di sisi utara wilayah tersebut.
Selain itu, Jacques Nicholas Vosmaer juga mendirikan istana untuk Tebau, penguasa wilayah timur Kerajaan Konawe pada 1832 karena telah memberikan izin pembangunan pusat perdagangan.
Berpindahnya Istana Tebau dari Lepo-Lepo ke Teluk Kendari menjadi awal berkembangnya wilayah tersebut menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan.
Nama Kendari berasal dari nama perkampungan yaitu Kampung Kandai, di mana 'Kandai' merupakan alat pendorong perahu yang terbuat dari bambu atau kayu yang digunakan oleh penduduk pada masa tersebut.
Pada masa pemerintahan Kolonial Belanda dan pendudukan Jepang, Kendari hanya memiliki luas wilayah sekitar 31,40 kilometer persegi dan ditetapkan sebagai wilayah kewedanaan sekaligus Ibu Kota Onder Afdeling atau Bun Ken Laiwoi.
Kini, Kendari menjadi Kota Madya Daerah Tingkat II dengan luas wilayah 271,76 kilometer persegi atau 0,7 persen dari luas wilayah daratan Sulawesi Tenggara.
Keadaan Alam
Geografis
Kota Kendari berada dalam lokasi astronomis 3°54’40” - 4°5’05” Lintang Selatan dan 122°26’33” - 122°39’14” Bujur Timur.
Kota Kendari memiliki batas wilayah sebagai berikut:
- Utara : Kecamatan Soropia
- Timur : Laut Banda
- Selatan : Kecamatan Moramo dan Kecamatan Konda
- Barat : Kecamatan Ranomeeto dan Kecamatan Sampara
Topografi
Topografi wilayah Kota Kendari terdiri dari dataran dan bukit.
Daerah datar terdapat di bagian barat dan selatan Teluk Kendari.
Daerah perbukitan terletak di sebelah utara teluk yaitu Pegunungan Nipa-nipa dengan ketinggian 459 mdpl.
Kondisi tanah Kota Kendari terdiri dari tanah liat bercampur pasir halus dan berbatu diperkirakan berjenis aluvium berwarna cokelat keputihan dan ditutupi prafesier (batu lempung atau batu apung).
Iklim dan Cuaca
Pada 2018, temperatur minimum udara Kota Kendari adalah 22,6 derajat Celcius sedangkan suhu maksimum pada 33,3 derajat Celcius.
Pada 2018, Kota Kendari memiliki curah hujan 2.388 mm kubik dengan kelembaban udara rata-rata 83,7 persen.
Budaya dan Demografi
Penduduk Kota Kendari pada 2018 tercatat sejumlah 381.628 dengan pertumbuhan 3,49 persen per tahun.
Kota Kendari dihuni oleh masyarakat dari Suku Tolaki, Suku Muna, Suku Buton dan Suku Bugis.
Penduduk asli Kendari berasal dari Suku Tolaki yang menyumbang kebudayaan terbesar di Kota Kendari.
Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Kota Kendari memakai konsep ‘Kalo Sara’.
‘Kalo Sara’ adalah nilai-nilai luhur kebudayaan Tolaki yang dilaksanakan pada setiap unsur kehidupan misalnya dalam interaksi sosial, hukum adat, ekonomi, agama, budi pekerti dan kesenian.
Bagi masyarakat Kota Kendari, ‘Kalo Sara’ merupakan penyelaras dalam kehidupan, baik dalam berinteraksi dengan sesama, maupun dalam berinteraksi dengan alam dan Tuhan.
Selain itu, Kota Kendari juga memiliki beberapa tarian tradisional seperti Tari Lulo, Tari Mondotambe, Tari Mekindohosi dan Tari Moana.
Masyarakat Kota Kendari juga dikenal sebagai pengrajin perak dengan tekhnik pembuatan yang khas.
Selain itu, masyarakat Kendari juga membuat kerajinan dari kayu, yang dikenal sebagai kerajinan Gembol dengan bahan dasar seperti kayu jati dan kayu cendana.
Visi dan Misi
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Kendari 2017-2022,
Visi Kota Kendari
"Mewujudkan Kota Kendari kota layak huni yang berbasis ekologi, informasi dan teknologi."
Misi Kota Kendari
- Meningkatkan kualitas peningkatan layanan masyarakat,
- Pembangunan infrastruktur,
- Menata wajah Kota Kendari. (6)
- Wali Kota Kendari, Sulkarnain K, S.E., M.E.
- Wali Kota Kendari, Sulkarnain K, S.E., M.E. (kendarikota.go.id)
Potensi Wilayah
Potensi wilayah Kota Kendari adalah sebagai berikut:
Pertanian
Potensi pertanian khususnya tanaman pangan di Kota Kendari cenderung mengalami peningkatan baik dalam kualitas maupun jumlah produksi per tahunnya.
Tanaman padi sawah selain dikembangkan di Kota Kendari juga mendapatkan pasokan dari berbagai daerah sekitar seperti dari Kabupaten Konawe, Konawe Selatan dan bahkan dari luar Provinsi Sulawesi Tenggara.
Dari potensi lahan 1.379 Ha untuk padi sawah, masih ada peluang sebesar 967 Ha yang tersebar di Kecamatan Mandonga, Baruga, Poasia, Kambu dan Abeli.
Perkebunan
Terdapat 13 jenis tanaman perkebunan rakyat yang diusahakan di Kota Kendari namun hanya lima jenis yang dikembangkan yaitu kelapa, kopi, lada dan kakao.
Berdasarkan data statistik pada tahun 2016, hasil perkebunan kakao sebanyak 304,00 ton, kelapa sebesar 301,00 ton dan lada sebesar 98.00 ton.
Perdagangan
Kota Kendari memiliki potensi perdagangan antar pulau berupa hasil bumi dan laut.
Hasil bumi meliputi barang-barang hasil tanaman pangan, hutan, perkebunan, perikanan dan peternakan.
Sedangkan hasil laut meliputi ikan dan hasil laut lainnya.
Nilai impor pelabuhan muat Kendari pada tahun 2015 sebesar 4.068.936 Dolar AS dan ekspor terbesar terjadi pada 2015 dengani nilai mencapai 412.820.899 Dolar AS.
Peternakan
Kota Kendari masih sering mengalami kesulitan memenuhi permintaan hewan potong.
Hal tersebut disebabkan karena pengelolaan peternakan masih sangat tradisional hinngga permintaan pasar tidak selalu dapat dipenuhi.
Populasi ternak yang dikembangkan di Kota Kendari terdiri dari ternak besar, ternak kecil dan ternak unggas.
Ternak besar meliputi sapi dan kerbau, sedangkan ternak kecil adalah kambing, domba dan babi.
Ternak unggas meliputi ayam kampung, ayam ras dan Itik Manila.
Industri
Pembangunan industri Kota Kendari ditujukan untuk memperluas kesempatan kerja, meratakan kesempatan usaha, meningkatkan ekspor dalam menunjang pembangunan daerah.
Survei industri besar dan sedang 2016 menunjukkan bahwa terdapat 23 perusahaan yang telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.533 orang.
Beberapa industri yang memiliki potensi adalah Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS), Industri Kerajinan Kayu dan Rotan yang produksinya telah dipasarkan baik untuk lokal maupun ekspor.
Saat ini, hanya kerajinan Gembol yang memiliki nilai ekspor sedangkan untuk mebel kayu dan rotan baru memenuhi permintaan lokal dan antar pulau.
Perikanan dan Kelautan
Kota Kendari memiliki potensi perikanan dan kelautan yang cukup besar.
Terdapat empat jenis pengelolaan yaitu budi daya air tawar, tambak, kolam dan penangkapan ikan laut (perairan) yang telah dilakukan secara modern dengan dan bernilai ekspor.
Kota Kendari memiliki potensi sektor kelautan dengan luasan wilayah sekitar 177,64 km persegi dengan bentang garis pantai kurang lebih 85,8 km.
Kota Kendari juga memiliki Pulau Bungkutoko yang berhadapan langsung dengan Laut Banda sehingga sangat strategis untuk pengembangan sektor kelautan dan perikanan.
Pariwisata
Kota Kendari memiliki potensi alam yang cukup indah, didukung dengan keberadaan Teluk Kendari sebagai ikon utama.
Pariwisata Kota Kendari meliputi wisata teluk, budaya, pantai dan wisata agro.
Berikut beberapa tempat wisata yang ada di Kota Kendari:
- Teluk Kendari,
- Pantai Nambo,
- Pantai Karang Purirano,
- Pantai Mayaria,
- Pulau Bungkutoko,
- Taman Hutan Raya Murhum,
- Hutan Nanga-nanga,
- Taman Kota Kendari,
- Air Terjun Lahundape,
- Pulau Bokori.
(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsWiki dengan judul: Kota Kendari
ARTIKEL POPULER:
Baca: Manokwari, Ibu Kota Provinsi Papua Barat
Baca: Sumatera Selatan, Provinsi di Indonesia
Baca: Kotagede, Sebuah Kecamatan di Kota Yogayakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta
TONTON JUGA:
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki
RamadanĀ 2025
Ngabuburit di Eks MTQ Kendari Sultra Sambil Berolahraga, Lokasi di Tengah Kota Nggak Pakai Mahal
7 hari lalu
Live Update
Intensitas Hujan Tinggi, Bupati Konawe Utara Siagakan Personel Bantu Warga Korban Banjir di Sultra
Kamis, 20 Maret 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.