Tribunnews WIKI
4 Fakta Tentang Memek, Kuliner Khas Simeulue Aceh yang Jadi Warisan Budaya Indonesia
TRIBUN-VIDEO.COM - Pemberitaan tengah diramaikan dengan adanya kuliner khas Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) yang bernama Memek.
Kuliner unik ini merupakan makanan yang menyerupai bubur dan telah dinobatkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Penetapan dilaksanakan pada sidang yang dilaksanakan di Hotel Millenium Jakarta pada tanggal 13-16 Agustus 2019 silam.
Dikutip Tribunnewswiki.com dari Kompas.com pada Selasa (3/9/2019), Memek terbuat dari beras ketan gongsen, pisang, santan yang sudah dipanaskan, gula serta garam.
Setelah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia, banyak masyarakat yang penasaran dengan makanan ini dan berbondong-bondong mencarinya.
Berikut ini tim Tribunnewswiki.com himpun fakta-fakta tentang kuliner unik khas Aceh ini dari Kompas.com.
Simak selengkapnya di sini!
1. Arti nama
Tak hanya bentuk, kuliner ini sangat unik dari segi nama.
Diketahui, dalam bahasa pergaulan sehari-hari di Jakarta, kata 'memek' memiliki arti organ inti wanita.
Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya Simeulue, Abdul Karim pun menjelaskan asal mula nama memek berasa.
Ternyata memek adalah bahasa setempat di Aceh, mamemek.
"Memek itu adalah jenis makanan yang namanya berasal dari bahasa daerah asli Simeulue yang artinya mengunyah beras atau mamemek," ujar Karim saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/9/2019).
"Oleh karena itu, mendengar namanya tentu orang-orang yang belum tahu persis arti kata tersebut akan memberi makna yang berbeda-beda, dan hal tersebut dapat kami pahami," lanjutnya.
Karim juga mengungkapkan bahwa menikmati makanan memek adalah sebuah tradisi kuno bagi masyarakat Simeulue.
2. Asal-usul Memek
Sejarah penemuan Memek juga terbilang unik hingga membuat kuliner ini begitu istimewa.
Abdul Karim kembali mejelaskan, menurut legenda, Memek ditemukan secara tidak sengaja.
Pada zaman dulu, Pulau Simeuleu yang luas belum memiliki banyak penghuni dan membuat jarak tempuh antara kampung satu dengan yang lain sangat panjang.
"Jarak antar-kampung dan kecamatan ditempuh berhari-hari, melewati gunung, bukit dan lembah. Sehingga apabila bepergian masyarakat harus membawa bekal dalam perjalanan. Apakah itu beras, ikan, garam dan kelengkapan lainnya," ujar Karim.
Agar praktis, masyarakat saat itu mulai berpikir untuk hanya membawa bekal berupa beras yang dimasak dengan sedikit air atau digongseng, pisang yang dilumatkan dengan menggunakan pelepah pisang sebagai alat penghancur.
"Lalu masyarakat saat itu mengaduk adonan pisang dan beras yang digonseng tadi, tambah santan, gula dan garam secukupnya. Kemudian dimakan sebagai pengganti nasi untuk mengganjal perut yang sedang lapar," lanjut Karim.
Namun saat bekalnya habis, hanya tersisa bersa ketan saja meski perjalanan menuju kampung masih sangat jauh.
Maka dari itu, untuk mengganjal perut, masyarakat setempat langsung mengunyah sisa beras ketan yang ada.
Dalam bahasa Simeuleu mengunyah beras disebut mamemek.
"Tentu kita semua tahu bagaimana rasa beras yang hanya dikunyah. Tentu tidak enak," kata Karim.
"Sembari demikian dijumpailah kebun pisang warga dan ternyata ada yang sudah masak. Lalu beras dikunyah-kunyah dan pisang dimakan bersamaan. Tentu rasanya sudah mulai enak. Kemudian sambil melanjutkan perjalanan dijumpai pula kelapa. Lalu dicoba diaduk pisang dan beras diberi kuah santan kelapa," paparnya.
Karena hal itu, masyarakat jadi menyukai cita rasa campuran beras ketan, pisang dan kelapa tersebut.
Hingga akhirnya masayarakat setempat mulai membuat olahan makanan yang kemudian diberi nama memek.
3. Cara buatnya mudah
Cara membuat Memek ternyata mudah dan bisa dilakukan di rumah.
Bahannya pun juga mudah dicari.
Abdul Karim menjelaskan bahwa Memek terbuat dari bahan utama pisang, beras ketan, dan santan.
Beras ketan digongseng (disangrai), kemudian pisang matang dihancurkan hingga lumat tapi tetap tinggalkan tekstur kasar.
Karim menjelaskan bahwa biasanya masyarakat sekitar menggunakan pelepah pisang untuk menghancurkan pisang.
Kemudian, pisang yang sudah dihaluskan diberi santan yang sebelumnya sudah dipanaskan lalu diberi penambah rasa berupa gula dan garam.
4. Waktu terbaik berburu Memek
Kapan waktu terbaik untuk berburu Memek yang bisa ditemui saat berkunjung ke Aceh?
Abdul Karim menjelaskan bahwa Memek kerap dihidangkan saat memasuki bulan Ramadhan.
Pada saat bulan Ramadhan, masyarakat setempat akan memasak Memek dalam porsi yang lebih banyak.
Tak hanya itu, saat berkunjung ke Aceh di luar bulan Ramadhan, kita tetap dapat menemukan memek di kafe-kafe yang ada di berbagai destinasi wisata sekitar Aceh.
"Hari ini memek dapat dijumpai di destinasi-destinasi wisata dalam sajian makanan khas, antara lain menek, rabaha batok, tabaha longon, sanggal batok, lompong batok, kule tafee, dan lainnya," ujar Karim.
Harga Memek pun juga sangat terjangkau. Untuk satu cup plastik dibanderol seharga Rp 5 ribu.
(Tribunnewswiki.com/Kompas.com/Natalia Bulan R P)
Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul: 4 Fakta Tentang Memek, Kuliner Khas Simeulue Aceh yang Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
ARTIKEL POPULER:
Baca: Wajib Coba, 10 Makanan Khas Jawa yang Terkenal Sampai ke Luar Negeri
Baca: Pancake, Makanan yang Terbuat dari Adonan Tepung, Dibuat Bulat Pipih dan Biasa Diberi Toping Madu
Baca: Onigiri - Makanan Khas Jepang
TONTON JUGA:
Video Production: Panji Anggoro Putro
Sumber: TribunnewsWiki
Chord Kunci Gitar Lagu Anak Lanang - Yeni Inka : Kulo Nyuwun Pangestu
Selasa, 23 Januari 2024
Chord Kunci Gitar Babar Pisan Shinta Arsinta, Trending di Youtube
Selasa, 23 Januari 2024
Lirik Lagu Pupusing Nelongso - Happy Asmara Feat Hasan Toys : Wes Kadung Mati Rosoku
Selasa, 23 Januari 2024
Chord Kunci Gitar Wirang Denny Caknan, Namung Masalah Tresno Tapi Kok Yo Loro
Minggu, 21 Januari 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.