Tribunnews Update

Kasus Penemuan 4 Kerangka di Banyumas Terungkap, Keempat Pelaku Masih Satu Keluarga dengan Korban

Rabu, 28 Agustus 2019 08:20 WIB

Tribun Video

TRIBUN-VIDEO.COM - Kasus penemuan empat kerangka di Desa Pasinggangan, Banyumas Jawa Tengah akhrinya terungkap.

Empat kerangka tersebut adalah anak dan cucu Misem.

Korban ternyata dibunuh oleh saudaranya sendiri.

Pelaku utama pembunuhan tersebut adalah anak Misem (76) nomor dua, yakni Saminah alias Minah (53).

Minah mengajak ketiga anaknya untuk melakukan pembunuhan kepada empat korban.

Dikutip dari Tribun Jateng, tiga anak Misem yang menjadi korban pembunuhan tersebut adalah Supratno (56), Sugiyono alias Yono (51), dan Hari Setiawan alias Heri (46).

Sedangkan korban satunya adalah cucu dari Misem yang bernama Fifin Dwi Loveana (27).

Pelaku tega melakukan pembunuhan karena berebut harta warisan dengan korban.

Saminah dan tiga anaknya diketahui tinggal di sebelah rumah Misem.

Ketiga anak Minah yakni Irvan Firmansyah (31), Achmad Saputra (27), Sania Roulita (34).

Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun mengungkapkan, keempat pelaku tersebut mengetahui dan merencanakan pembunuhan kepada korban yang masih satu keluarga.

Pembunuhan tersebut terjadi 5 tahun yang lalu, tepatnya pada 9 Oktober 2014 siang.

Tiga korban utama pembunuhan tersebut yakni Ratno, Yono, dan Heri. Ketiganya dihabisi dengan cara dipukul menggunkan besi dan tabung gas 3 kg.

Sedangkan, korban Pipin yang merupakan cucu Misem, dihabisi karena pelaku takut aksinya ketahuan oleh saudaranya tersebut.

Pembunuhan tersebut dilakukan oleh Irvan dan Putra di rumah Misem.

Misem sendiri tidak mengetahui aksi pembunuhan tersebut karena dirinya tengah berada di rumah Minah kala itu selama satu bulan karena sakit.

Diketahui, keempat korban tinggal bersama di rumah Misem. Sedangkan anak nomor dua Misem tinggal di sebelah rumah Misem bersama ketiga anaknya, Putra, Irvan dan Sania.

Seusai memastikan 4 korban tersebut meninggal dunia, pelaku lantas membawa mayat tersebut ke belakang rumah untuk dikuburkan.

Selama lima tahun, para tersangka bersikap seolah-olah keluarga mereka hilang karena pergi merantau.

(Tribun-Video.com/FirdausiRRA)