Kamis, 15 Mei 2025

Terkini Daerah

7 Fakta Kerusuhan Manokwari, Mulai Penyebab Rusuh hingga Kapolda & Pangdam Dievakuasi

Senin, 19 Agustus 2019 16:58 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Kota Manokwari, Papua Barat, dilanda kerusuhan.

Kerusuhan terjadi di Manokwari pada Senin (19/8/2019) pagi.

Mengutip dari siaran Kompas TV, warga menggelar aksi membakar ban bekas dan meletakkan ranting pohon di sejumlah ruas jalan dalam kota Manokwari.

Dirangkum Tribunnews dari Kompas TV dan Kompas.com, berikut fakta mengenai kerusuhan di Manokwari:

1. Kronologi

Pada Senin (19/8/2019) pagi, massa diketahui menyampaikan protes terkait dugaan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di sejumlah daerah, seperti Malang, Surabaya, dan Semarang.

Aksi tersebut dilakukan dengan cara warga menyebar ke sejumlah jalan sambil membawa senjata tajam dan spanduk.

Mengutip dari siaran Kompas TV, sebagian massa yang membawa senjata tajam menebang pohon untuk memblokade sejumlah ruas jalan.

Yakni Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan Jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.

Tak hanya itu, massa diketahui juga melemparkan pecahan botol dan merobohkan papan reklame serta tiang lampu lalu lintas yang berada di pinggir Jalan Yos Sudarso.

2. Gedung DPRD dibakar

Melalui siaran Breaking News Senin (19/8/2019) pagi, Kompas TV melaporkan massa membakar gedung DPRD Papua Barat.

Akibat pembakaran itu, sejumlah ruas jalan ditutup.

Satu diantaranya adalah jalan utama, yaitu Jalan Yos Sudarso.

"Sejumlah ruas jalan ditutup setelah pembakaran gedung DPRD ini," lapor Budy Setiawan yang merupakan kontributor Kompas TV.

3. Lumpuh total

Tak hanya penutupan terhadap ruas jalan utama, sejumlah toko dan bank pemerintah dilaporkan tutup akibat kerusuhan yang terjadi di Manokwari, Senin (19/8/219).

Dilansir Kompas.com, sejumlah aparat keamanan berada di titik lokasi kerusuhan untuk mengamankan situasi.

Meski begitu, kondisi Manokwari secara umum masih aman dan terkendali.

“Belum ada penetapan status siaga satu untuk Manokwari. Kita masih berkomunikasi agar aksi ini tidak anarkis,” terang Karo Ops Polda Papua Barat, Kombes Pol Moch Sagi.

4. Dugaan penyebab

Kerusuhan di Manokwari diduga merupakan bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme terhadap mahasiswa Papua di beberapa daerah, seperti Malang, Surabaya, dan Semarang.

Mengutip dari Kompas.com, sebelumnya diberitakan polisi mengangkut paksa 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya pada Sabtu (17/8/2019) sore.

Tindakan tersebut dilakukan setelah polisi menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.

Alasan mengangkut paksa mahasiswa Papua adalah karena untuk kepentingan pemeriksaan dalam kasus perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih ke selokan.

Hal tersebut diungkapkan Wakapolrestabes Surabaya, AKBP Leonardus Simarmata.

Perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih yang dimaksud, diduga dilakukan oknum Mahasiswa Papua.

5. Keterangan Gubernur Papua

Gubernur Papua, Lukas Enembe, menyebutkan Pemerintah Provinsi Papua menghargai upaya hukum yang dilakukan aparat keamanan terkait angkut paksa terhadap 43 mahasiswa Papua di Surabaya.

Lukas mengatakan pihaknya akan menghargai tindakan aparat keamanan selama dilakukan secara proporsional dan profesional, serta adil.

Mengutip dari Kompas.com, Lukas juga meminta pada aparat keamanan agar tidak membiarkan tindakan persekusi dan main hakim sendiri oleh kelompok atau individu yang bisa melukai hati masyarakat Papua.

"Pemprov Papua menyatakan empati dan prihatin terhadap insiden yang terjadi di Kota Surabaya, Semarang dan Malang, yang berakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua," ujar Lukas kepada wartawan, di Jayapura, Minggu (18/08/2019).

Ia menyayangkan tindakan rasis oknum aparat dalam upaya penangkapan mahasiswa tersebut, terlebih terjadi saat Kemerdekaan HUT ke-74 RI.

"Kita sudah 74 tahun merdeka, seharusnya tindakan-tindakan intoleran, rasial, diskriminatif tidak boleh terjadi di negara Pancasila yang kita junjung bersama," terang Lukas.

"Tindakan rasial di Surabaya sangat menyakitkan," tambah dia.

6. Keterangan Wagub Papua Barat

Wakil Gubernur Papua Barat, Mohamad Lakotani, mengatakan pihaknya tengah melakukan negosisasi dengan pemimpin aksi.

Seperti yang dilaporkan kontributor Kompas TV, Budy Setiawan, Lakotani menyebutkan ia sudah berkoordinasi dengan kapolda dan panglima TNI untuk bertemu pemimpin aksi agar situasi tenang.

"Kami sedang mencari jalan untuk bertemu dengan pimpinan aksi," terang Lakotani.

Hingga pukul 08.00 WIT, akses Jalan Yos Sudarsi di perempatan lampu merah Sanggeng, Jalan Trikora Wosi, dan beberapa tempat lain masih diblokade warga.

7. Semua Pihak Agar Menahan Diri

Anggota Komisi III DPR RI, Teuku Taufiqulhadi meminta semua pihak menahan diri terkait insiden rusuh dan pembakaran Gedung DPRD Papua Barat, Manokwari.

Ia meminta pihak kepolisian mengambil langkah cepat untuk mengatasi kerusuhan tersebut.

"Saya berharap, seharusnya, aparat cepat mengantisipasinya. Jangan sampai meluas ke hal- hal dan tempat yang lain," katanya kepada wartawan, Senin (19/8/2019).

Rusuh dan pembakaran yang terjadi di Gedung DPRD Papua Barat, diduga akibat dari tindakan rasisme yang menimpa mahasiswa Papua di Surabaya.

Namun, legislator Partai NasDem tersebut menyangkal telah terjadi tindakan rasisme.

Menurutnya, yang terjadi adalah kesalahlahpahaman antarwarga bangsa.

"Itu bukan insiden rasisme. Atau aksi rasime. Tidak ada rasisme terjadi sesama anak bangsa. Tetapi mungkin sedikit terjadi kesalahpahaman, yang sering terjadi di antara sesama warga di negara kita," tuturnya.

Sebelumnya diberitakan, polisi mengangkut paksa 43 mahasiswa Papua ke Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (17/8/2019) sore.

Angkut paksa dilakukan setelah polisi menembakkan gas air mata dan menjebol pintu pagar Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya.

Wakapolrestabes Surabaya AKBP Leonardus Simarmata mengatakan, mahasiswa Papua tersebut dibawa untuk kepentingan pemeriksaan dalam kasus perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih ke dalam selokan.

Perusakan dan pembuangan Bendera Merah Putih tersebut diduga dilakukan oknum mahasiswa Papua.

8. Pangdam VII dan Kapolda Dievakuasi

Pertemuan antara Pangdam VIII Kasuari dan Kapolda Papua Barat dengan perwakilan demonstran di Kota Manokwari Senin (19/8/2019) pagi ini batal dilakukan setelah terjadi aksi lempar batu antara aparat dan massa.

Aparat terpaksa menembakan gas air mata untuk membubarkan massa agar tidak mendekati lokasi pertemuan yang digelar di sebuah hotel di Kota Manokwari.

Dikutip dari KompasTV, Kapolda dan Pangdam terpaksa dievakuasi menggunakan mobil dari lokasi kerusuhan.

Seperti diketahui, pertemuan tersebut rencananya akan dihadiri juga oleh Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakatoni.

Hasil dari pertemuan tersebut sebetulnya diharapkan akan meredakan aksi massa yang terjadi di sejumlah wilayah di Papua.

Seperti diketahui, pada hari Senin sejumlah ruas jalan yang diblokade pleh pendemo, yakni di Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari.

Selain itu, massa juga melemparkan pecahan botol dan merobohkan papan reklame, serta tiang lampu lalu lintas di pinggir jalan Yos Sudarso.

Aksi ini sebagai bentuk protes terhadap tindakan persekusi dan rasisme yang dilakukan oleh organisasi masyarakat (Ormas) dan oknum aparat, terhadap mahasiswa Papua, di Malang, Surabaya dan Semarang.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Artikel ini telah tayang di Tribunnewswiki.com dengan judul FAKTA-fakta Rusuh Manokwari, Mulai Dugaan Penyebab Rusuh hingga Kapolda & Pangdam Dievakuasi

ARTIKEL POPULER:

Baca: Kerusuhan di Manokwari, Upaya Pertemuan Massa dan Aparat Gagal, Demonstran Lakukan Penyerangan

Baca: VIDEO Live Streaming Kompas TV Kerusuhan di Manokwari, Kondisi Terkini Aparat Bentrok dengan Massa

Baca: Video Gedung DPRD Papua Barat Dibakar saat Kerusuhan Manokwari

TONTON JUGA:

Editor: Radifan Setiawan
Video Production: Panji Anggoro Putro
Sumber: Tribunnews.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved