Rabu, 14 Mei 2025

Tribunnews WIKI

Profil Muhammad Mangundiprojo - Pahlawan Nasional

Minggu, 11 Agustus 2019 18:59 WIB
TribunnewsWiki

TRIBUN-VIDEO.COM - Mayor Jenderal TNI (Purn.) Raden Muhammad Mangoendiprodjo atau Muhammad Mangundiprojo adalah seorang pahlawan nasional Indonesia.

Muhammad Mangundiprojo lahir di Sragen, 5 Januari 1905 dan wafat di Bandar Lampung, 13 Desember 1988.

Muhammad Mangundiprojo adalah seorang pejuang kemerdekaan dan perwira militer Indonesia yang ikut serta dalam Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945.

Muhammad Mangundiprojo diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada 7 November 2014.

Muhammad Mangundiprojo adalah cicit dari seorang keturunan Sultan Demak, Sutodiwiryo atau Kiai Ngali Muntoha.

Muhammad Mangundiprojo lulus dari (Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren) OSVIA pada 1927.

Setelah lulus dati OSVIA Muhammad Mangundiprojo pernah berprofesi sebagai Pamong Praja, wakil kepala jaksa, dan asisten wedana, di Jombang, Jawa Timur.

Namun setelah Jepang menduduki Indonesia, Muhammad Mangundiprojo bergabung menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA) pada tahun 1944.

Karier Militer

Setelah lulus pendidikan militer di Surabaya, Muhammad Mangundiprojo ditugaskan sebagai Daidancho atau Komandan Batalyon PETA di Sidoarjo, Jawa Timur.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, seluruh anggota PETA menjadi pasukan inti Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Muhammad Mangundiprojo pernah memiliki jabatan sebagai bendahara BKR Jawa Timur.

Pada 5 Oktober 1945 BKR ditingkatkan fungsinya kemudian berubah nama menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

Muhammad Mangundiprojo kemudian diangkat menjadi pimpinan TKR.

Pada 7 Januari 1946 Tentara Kemanan Rakyat berubah nama menjadi Tentara Keselamatan Rakyat dan memiliki akronim sama yaitu TKR

Pertempuran 10 November

Operasi militer terbesar Muhammad Mangundiprojo adalah ketikan pasukan Belanda (NICA) tiba di Surabaya pada 25 Oktober 1945.

Muhammad Mangundiprojo bersama Bung Tomo, Dul Arnowo, Abdul Wahab dan Drg Moestopo, memimpin perlawanan terhadap pasukan Sekutu di seluruh penjuru Surabaya.

Hingga pada 29 Oktober 1945, pimpinan Sekutu mengadakan pertemuan dengan Mohammad Hatta untuk melakukan gencatan senjata.

Pada pertemuan tersebut Muhammad Mangundiprojo diangkat oleh Jenderal Urip Sumoharjo sebagai pimpinan TKR Divisi Jawa Timur.

Pada hari yang sama Muhammad Mangundiprojo bersama Brigadir Mallaby berkelilingSurabaya untuk memantau kemajuan gencatan senjata.

Rombongan berhenti di Jembatan Merah di depan Gedung Internatio karena melihat tentara Inggris dari kesatuan Gurkha sedang dikepung oleh para pemuda Indonesia untuk diminta menyerah.

Mengetahui hal tersebut Muhammad Mangundiprojo berusaha melakukan negosiasi.

Namun Muhammad Mangundiprojo disandera oleh tentara Gurkha sehingga bentrok senjata antara tentara Inggris dan pemuda Surabaya tidak dapat dihindari.

Dalam peristiwa tersebut Brigadir Mallaby tewas dalam mobilnya yang meledak dan terbakar.

Tewasnya Brigadir Mallaby membuat Inggris marah, kemudian melakukan ultimatum kepada rakyat Surabaya yang mempunyai senjata untuk menyerahkan senjatanya.

Ultimatum tersebut ditolak oleh Muhammad Mangundiprojo.

Perbedaan pendapat tersebutlah yang memicu pertempuran pada 10 November 1945.

Pertempuran tersebut berlangsung selama 22 hari dan menewaskan 6.315 pejuang anggota TKR.

Setelah Pertempuran Surabaya usai, Muhammad Mangundiprojo dipromosikan menjadi Mayor Jenderal oleh Presiden Soekarno.

Pemerintahan

Setelah mengakhiri karier militer, Muhammad Mangundiprojo ditugaskan menjadi Bupati Ponorogo (1951-1955).

Satu dari misi yang diberikan Muhammad Mangundiprojo ketika menjabat sebagai Bupati Ponorogo adalah mengamankan Madiun setelah pemberontakan PKI Muso pada 1948.

Muhammad Mangundiprojo kemudian diangkat menjadi menjadi Residen (Gubernur) pertama Lampung.

Muhammad Mangundiprojo wafat di Bandar Lampung pada 13 Desember 1988 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Bandar Lampung.

Presiden Joko Widodo menganugerahi Muhammad Mangundiprojo gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada 7 November 2014.

Penerimaan tanda jasatersebut diwakili oleh sang Cucunya, Menteri Kemaritiman Indonesia, Indroyono Susilo.

(TRIBUNNEWSWIKI/Magi)

Artikel Ini Telah Tayang di tribunnewswiki dengan judul 17 AGUSTUS - Serial Pahlawan Nasional : Muhammad Mangundiprojo

ARTIKEL POPULER:

Baca: Profil Dr Drs Mohammad Hatta - Pahlawan Pejuang Kemerdekaan

Baca: Profil Brigjen Katamso Darmokusumo - Pahlawan Revolusi

Baca: Profil Pakubuwono VI - Pahlawan Nasional yang Juga Merupakan Raja Keraton Surakarta

TONTON JUGA:

Editor: Alfin Wahyu Yulianto
Video Production: Fikri Febriyanto
Sumber: TribunnewsWiki

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved