Tribunnews Wiki
Film Soekarno: Indonesia Merdeka, Film Biopik Ir. Soekarno
TRIBUN-VIDEO.COM – Film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang diusung dari kisah Ir. Soekarno.
Film Soekarno merupakan film yang memakan waktu syuting paling lama.
Direncanakan film ini syuting selama 45 hari, namun ternyata malah memakan waktu 70 hari.
Dalam sehari Hanung Bramantyo biasanya dapat mengambil adegan 10 sampai 11 scene.
Tetapi untuk film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' hanya dapat memenuhi setengahnya saja.
Film Soekarno ini pertama kali dirilis pada 11 Desember 2013 dengan durasi 137 menit.
Pada tanggal 14 Agustus 2014, film Soekarno kembali tayang untuk menyambut hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
Tetapi film Soekarno ini ditambahkan durasi selama 25 menit, jadi durasi total film ini 2 jam 42 menit.
Pemutaran pertama pada Desember 2013 lebih pendek sebab banyak adegan yang dibuang oleh karena berbagai alasan.
Sinopsis
Dulunya bernama Kusno, karena sakit-sakitan, oleh bapaknya nama Kusno diganti dengan Soekarno.
Di umur 24 tahun Soekarno berteriak, "Kita harus merdeka sekarang!".
Akibatnya dia dipenjara, dituduh menghasut dan memberontak seperti Komunis.
Dia makin menggugat, pledoinya “Indonesia Menggugat” di pengadilan membuat dia dibuang ke Ende, lalu Bengkulu.
Di kota terakhir ini Soekarno istirahat dari politik.
Hatinya tertambat pada gadis muda bernama Fatmawati.
Padahal saat itu Soekarno masih menjadi suami Inggit Garnasih, perempuan lebih tua dari Soekarno, yang selalu menjadi perisai baginya tatkala di penjara dan dibuang.
Inggit harus rela melihat sang suami tercinta jatuh cinta dengan gadis lain.
Di tengah kemelut rumah tangganya, Jepang datang memulai peperangan Asia Timur Raya.
Berahi politiknya kembali menguat, kemerdekaan Indonesia seolah di ambang mata.
Hatta dan Sjahrir, rekan politik Soekarno di masa muda mengingatkan bahwa Jepang tidak kalah bengisnya dengan Belanda.
Soekarno punya sudut pandang berbeda, "Jika kita cerdik, kita bisa memanfaatkan Jepang untuk upaya meraih kemerdekaan Indonesia" kata Soekarno.
Hatta terpengaruh, tapi Sjahrir tidak.
Bekerjasama dengan Jepang sama saja memosisikan Indonesia menjadi bagian dari Fasisme.
Soekarno tidak peduli, dia yakin dengan pilihannya, bekerjasama dengan Jepang untuk Indonesia Merdeka.
Bersama Hatta, Soekarno berupaya mewujudkan cita-citanya mewujudkan Indonesia Merdeka.
Kontroversi
Banyak terjadi pro dan kontra dalam film 'Soekarno: Indonesia Merdeka', garapan Hanung Bramantyo.
Film Soekarno digugat oleh Rachmawati 'Soekarnoputri: Indonesia Merdeka' selaku anak dari Presiden RI pertama.
Gugatan tersebut terkait larangan penayangan film Soekarno.
Film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' digugat karena dianggap melanggar hak cipta, sementara Hanung Bramantyo sebagai pihak tergugat menyatakan gugatan niaga tersebut sebenarnya tidak melarang pemutaran film, hanya berupa penghapusan dua adegan.
Tetapi gugatan yang dilayangkan Rachmawati Soekarnoputri ditolak oleh majelis hakim dengan mencabut putusan sementara tertanggal 11 Sesember 2013.
Sedangkan kekecewaan lain diungkapkan Guruh Soekarno Putra, anak bungsu dari Presiden Soekarno itu kecewa terhadap pemeran tokoh Soekarno, Ario Bayu.
Dia menganggap peran Ario Bayu sangat berbeda 180 derajat dari Soekarno.
Di sisi lain, banyak yang mengapresiasi film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' ini.
Salah satunya Ketua Umum DPP Partai Nasional Indonesia (PNI) Marhaenisme saat itu, Sukmawati Soekarnoputri menilai Film 'Soekarno: Indonesia Merdeka' adalah sebuah tontonan yang baik.
Pujian juga datang dari luar negeri, Mantan Perdana Menteri Malaysia, Dr Mahathir Mohamad, memuji film garapan Hanung Bramantyo tersebut.
Mahathir Mohamad menilai film Soekarno cukup hidup karena mengaitkan kehidupan pribadi Presiden RI pertama serta perjuangannya bagi Indonesia.
Pemeran
Ario Bayu sebagai Soekarno
Muhammad Abbe sebagai Wikana
Moch. Achir sebagai Dr. Soeharto
Norman R. Akyuwen sebagai Dr. Waworuntu
Alex sebagai Latief Hendraningrat
Anta sebagai Kyai Wahid Hasyim
Argo sebagai Sukarni
Tika Bravani sebagai Fatmawati
Widi Dwinanda sebagai Ratna Djoeami
Elang sebagai Kartosuwiryo
Fajar sebagai Kyai Zaenal Mustofa
Anto Galon sebagai Muso
Ganesh sebagai Maskoen
Tanta Ginting sebagai Sjahrir
Ade Firman Hakim sebagai Chaerul Saleh
Husni sebagai Sujatmoko
Ria Irawan sebagai Pelacur
Kedung sebagai Subadio
Rully Kertaredjasa sebagai Fatmawati's Mother
Noel Kevas sebagai Dr. Radjiman
Agus Kuncoro sebagai Gatot Mangkuprojo
Maudy Kusnaedi sebagai Inggit Garnasih
Ayu Laksmi sebagai Soekarno's Mother
Patton Otlivio Latupeirissa sebagai Riwu
Agus Mahesa sebagai Ki Hadjar Dewantara
Emir Mahira sebagai Soekarno (Remaja)
Mia sebagai Mien Hessel
Mathias Muchus sebagai Hassan Din
Helmy Nonaka sebagai Nakayama
Keio Pamudji sebagai Harada
Roza sebagai Cokroaminoto
Hamid Salad sebagai Subarjo
Ferry Salim sebagai Sakaguchi
Aji Santosa sebagai Soekarno (anak)
Lukman Sardi sebagai Hatta
Henky Solaiman sebagai Koh Ah Tjun
Diel Sriyadi sebagai Asmara Hadi
Budiman Sudjatmiko sebagai Suyudi
Nelly Sukma sebagai Kartika
Susumu sebagai Jenderal Imamura
Suzuki sebagai Laksamana Tadashi Maeda
Sujiwo Tejo sebagai Soekemi
Theo sebagai Oto Iskandar Dinata
Coach Timo sebagai Letkol Hoogeband
Michael Tju sebagai Kaisar Hirohito
Toyik sebagai Ki Bagus Hadikusumo
Uchida sebagai Nishijima
Stefanus Wahyu sebagai Sayuti Melik.
Kru
Sutradara: Hanung Bramantyo
Penulis: Ben Sihombing
Produser: Raam Punjabi
Sinematografi: Faozan Rizal
Sound Departement:
Satrio Budiono ... re-recording mixer
Jones Roma ... re-recording mixer
Trisno ... sound mixer
Special Effects by: Adam Howarth ... special effects supervisor
Camera and Electrical Department: Umar Setyadi ... still photographer
Editorial Department: Andy Manoppo ... post-production coordinator
Music Department: Tya Subiakto Satrio ... musical director
Kru lainnya: Jayesh Shikarkhane ... Visual Promotions.
Penghargaan
ASEAN International Film Festival and Awards 2015 – Menang - AIFFA Award - Best Screenplay - Ben Sihombing
ASEAN International Film Festival and Awards 2015 – Nominasi - AIFFA Award - Best Actor - Ario Bayu
ASEAN International Film Festival and Awards 2015 – Nominasi - AIFFA Award - Best - Best Supporting Actor - Lukman Sardi
Festival Film Indonesia 2014 – Menang – Piala Citra - Best Art Direction
Festival Film Indonesia 2014 – Menang – Piala Citra - Best Supporting Actress - Tika Bravani
Festival Film Indonesia 2014 – Menang – Piala Citra – Best Editing
Festival Film Indonesia 2014 – Menang – Piala Citra – Best Costume Design
Festival Film Indonesia 2014 – Nominasi – Piala Citra – Best Film - Raam Punjabi
Festival Film Indonesia 2014 – Nominasi – Piala Citra - Best Actor - Ario Bayu
Festival Film Indonesia 2014 – Nominasi – Piala Citra - Best Actress - Maudy Koesnaedi
Festival Film Indonesia 2014 – Nominasi – Piala Citra - Best Director - Hanung Bramantyo
Festival Film Indonesia 2014 – Nominasi – Piala Citra - Best Supporting Actor - Lukman Sardi
Festival Film Indonesia 2014 – Nominasi – Piala Citra - Best Adapted Screenplay - Hanung Bramantyo.
(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Saradita Oktaviani)
ARTIKEL POPULER:
Baca: Kekesalan Tasya Kamila kepada Komentar Body Shamming Netizen terhadap Anaknya
Baca: Ashanty Minta Maaf kepada Nafa Urbach karena Pengakuan Millendaru yang Mengejutkan
Baca: Chord Gitar dan Lirik Lagu Amin paling Serius - Nadin Amizah & Sal Priadi cover Rey x Feby cover
TONTON JUGA:
Video Production: Panji Yudantama
Sumber: TribunnewsWiki
Chord Kunci Gitar Lagu Anak Lanang - Yeni Inka : Kulo Nyuwun Pangestu
Selasa, 23 Januari 2024
Chord Kunci Gitar Babar Pisan Shinta Arsinta, Trending di Youtube
Selasa, 23 Januari 2024
Lirik Lagu Pupusing Nelongso - Happy Asmara Feat Hasan Toys : Wes Kadung Mati Rosoku
Selasa, 23 Januari 2024
Chord Kunci Gitar Wirang Denny Caknan, Namung Masalah Tresno Tapi Kok Yo Loro
Minggu, 21 Januari 2024
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.