Tribunnews WIKI
Gunung Arjuno, Gunung Berapi Kerucut yang Ada di Jawa Timur dengan Ketinggian 3 339 mdpl
TRIBUN-VIDEO.COM – Gunung Arjuno adalah gunung berapi kerucut atau istirahat yang ada di Jawa Timur dengan ketinggian 3.339 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Secara administratif, Gunung Arjuno terletak di perbatasan antara tiga wilayah yaitu Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Dengan ketinggian 3.339 mdpl, Gunung Arjuno menjadi gunung tertinggi kedua di Jawa Timur setelah Gunung Semeru sekaligus tertinggi keempat di Pulau Jawa setelah Slamet dan Sumbing.
Gunung Arjuno berada di bawah pengelolaan Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo yang sudah dirintis sejak 1992.
Gunung Arjuno memiliki dua puncak, yaitu Puncak Arjuno dan Puncak Ogal-agil.
Sebagai gunung berapi, Gunung Arjuno terakhir kali erupsi pada 1952.
Legenda
Konon pada jaman dahulu Arjuna pernah melakukan pertapaan yang sangat lama di sebuah gunung Jawa Timur.
Di tengah-tengah pertapaannya, Arjuna mendapatkan kekuatan yang sangat besar, cahaya keluar dari dalam dirinya.
Saking besarnya, kekuatan itu mampu membuat bumi berguncang, halilintar menggelegar di siang bolong, Kawah Condrodimuko menyemburkan laharnya, hujan turun dengan sangat deras hingga mengakibatkan banjir di tanah Jawa dan gunung tempat ia bertapa naik ke atas langit.
Dunia kacau balau kala itu.
Kabar kekacauan itu sampai ke kahyangan.
Merasa khawatir, akhirnya para dewa mengutus satu dari mereka, yaitu Batara Ismaya atau kita kenal dengan sebutan Semar.
Dengan kekuatan saktinya, Semar memotong puncak gunung tempat pertapaan Arjuna dan membangunkan Arjuna dari pertapaannya.
Setelah terbangun dari pertapaannya, kemudian Semar memberikan nasihat kepada Arjuna untuk tidak meneruskan pertapaannya.
Dunia kembali tentram, gunung yang dijadikan tempat pertapaan Arjuna diberi nama dengan serapan dari namanya, yaitu Arjuno dan puncaknya yang dipotong Semar diberi nama gunung Wukir.
Demikian adalah asal-muasal nama gunung Arjuno, diambil dari nama salah seorang tokoh wayang yang melegenda, yaitu Arjuna.
Mitos
Seperti kebanyakan gunung, Arjuno juga menyimpan mitos dan ceritanya sendiri.
Gunung Arjuno menjadi salah satu gunung yang kerap menjadi bahan pembicaraan karena berbagai cerita mistisnya.
Selain itu, Gunung Arjuno juga dipercaya memiliki banyak tempat petilasan sehingga terdapat berbagai pantangan.
Di kawasan Gunung Arjuno memang terdapat cukup banyak petilasan peninggalan Kerajaan Majapahit dan Singasari.
Menurut mitos, petilasan tersebut digunakan oleh orang zaman dulu untuk melakukan ritual atau pertapaan.
Tidak hanya itu, banyak juga yang memercayai bahwa petilasan itu dijaga oleh anak Arjuna dan Bathari Dresnala, yaitu Bambang Wisanggeni.
Masyarakat percaya, bahwa orang yang melakukan pertapaan itu adalah moksa atau menghilang dengan jasadnya.
Orang-orang yang moksa tersebut dipercaya oleh masyarakat masih berada di tempat itu untuk menjaganya sampai waktu yang tidak diketahui.
Pasar Setan atau Pasar Dieng di Gunung Arjuno juga memiliki cerita mistisnya sendiri.
Pasar Setan itu terletak pada area yang sangat luas dan datar.
Di lokasi tersebut juga terdapat beberapa makam.
Beredar cerita dari para pendaki Gunung Arjuno bahwa mereka mendengar suara ramai seperti ketika sedang berada di sebuah pasar.
Tidak hanya itu, kabarnya dulu juga ada pendaki yang berkeliling Pasar Setan dan membeli sebuah jaket.
Keesokan harinya, ketika ia bangun ternyata wilayah sekitarnya sangat sepi dan tidak ada tanda bekas pasar.
Namun jaket yang ia beli di pasar itu masih ada, sedangkan uang kembalian dari pedagang pasar berubah menjadi daun.
Tempat lain yang tidak kalah mistisnya adalah Alas Lali Jiwo.
Dalam Bahasa Indonesia, Alas Lali Jiwo berarti hutan lupa diri.
Sebelum mencapai puncak, setiap pendaki akan menemukan tempat ini.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, jika seseorang memiliki niat jahat ketika melewati Alas Lali Jiwo, maka ia akan dibuat tersesat dan lupa diri.
Sedangkan para ahli spiritual mengatakan bahwa daerah tersebut memang dihuni oleh banyak mahluk halus dan para jin.
Beberapa pendaki juga mengaku pernah mendengar suara gamelan yang kemudian menghilang.
Mitos terakhir yang paling populer adalah terkait ritual ngunduh mantu.
Suara-suara seperti ritual yang ada di acara ngunduh mantu atau pernikahan kerap terdengar di Gunung Arjuno.
Cerita seperti itu sering menjadi bahan pembicaraan masyarakat setempat baik yang tinggal dekat lereng gunung maupun para pendaki.
Para pendaki atau penambang belerang terkadang mendengarkan suara ritual ngunduh mantu berupa suara gamelan jawa yang biasanya digunakan untuk acara pernikahan.
Menurut kepercayaan masyarakat setempat, apabila ada pendaki yang mendengar suara tersebut maka sebaiknya ia menghentikan pendakian ke puncak Gunung Arjuno.
Jika memaksakan untuk naik, biasanya pendaki tersebut akan hilang atau tersesat.
Ada juga 10 tempat yang dikeramatkan di Gunung Arjuno, di antaranya:
- Onto Boego, masyarakat setempat meyakini bahwa tempat ini dijaga ketat oleh seekor ular naga. Hanya kalangan tertentu yang dapat bersemedi di tempat ini.
- Candi Madrim, memiliki bentuk punden dengan 3 teras yang berbeda, dibungkus dengan kain putih, salah satu terasnya menjadi tempat pemujaan.
- Sendang Dewi Kunti, terdapat sumber air dan tempat diadakan sebuah ritual.
- Situs Eyang Semar, tempat moksanya (menghilang dari kehidupan) Eyang Semar, seorang dewa penasihat Arjuna. Di tempat ini terdapat patung Semar.
- Situs Eyang Sekutrem, sebuah bangunan tempat orang-orang berkumpul untuk melakukan ziarah, bangunan ini juga difungsikan sebagai tempat penyimpanan arca.
- Hyang Sakri, sebuah tempat bersemedi atau pemujaan.
- Situs Eyang Abiyoso, situs berbentuk punden yang berundak dan telah dipasang pagar di sisi-sisinya
- Candi Sepilar, sebuah situs arkeologi yang terletak di bagian yoni dan lingga.
- Mangkutoromo, merupakan situs arkeologi terbesar yang bisa kita jumpai di jalur pendakian, letaknya tidak jauh di bawah Candi Sepilar
- Pondok Rahayu, sebuah bangunan kuno, nampak seperti gubuk hantu, berada di tengah hutan dan terdapat beberapa Aksara Jawa (tulisan Jawa).
Pantangan
Biasanya pantang-pantangan di beberapa gunung dibuat untuk melindungi kelestarian situs-situs arkeolog dan kelestarian alam di gunung tersebut, serta menjaga keselamatan manusia yang berkunjung.
Begitupun di gunung Arjuno, di bawah ini merupakan beberapa pantangan saat kamu mendaki gunung Arjuno.
- Tidak boleh mendaki dengan rombongan berjumlah ganjil, bila berjumlah ganjil maka satu orang dari mereka harus membawa tongkat sebagai penggenap.
- Tidak boleh memakai pakaian yang didominasi oleh warna merah.
- Bagi wanita haid, tidak boleh melakukan pendakian sampai puncak.
- Tidak boleh merusak situs-situs petilasan.
Jalur Pendakian
Ada empat jalur pendakian di Gunung Arjuno yang paling populer untuk melakukan pendakian.
Jalur tersebut di antaranya Tretes, Batu, Lawang, dan Purwosari.
Jalur Pendakian Gunung Arjuno via Tretes
Selain menyajikan pemandangan alam yang indah, berupa hamparan hijau yang dikelilingi pegunungan, jalur Tretes juga banyak dipilih oleh para pendaki karena memiliki rute yang tidak terlalu menanjak.
Selain itu, pendaki juga bisa mendaki Gunung Welirang sekaligus, sebab pendaki dapat menemukan persimpangan menuju puncak gunung Welirang di tengah perjalanan.
Rute Perjalanan
Bagi pendaki yang datang dari arah Surabaya dan Malang, maka tujuan pertamanya adalah Terminal Pandaan atau Pasar Buah.
Kemudian perjalanan dilanjut dengan naik ojek atau naik angkot menuju Desa Tretes.
Sebagai patokan, lokasi basecamp berada di sebrang hotel Tanjung.
Estimasi Waktu
Basecamp - Pet Bocor: 20-30 menit
Pet Bocor - Kop Kopan: 2-3 jam
Kop Kopan - Pondokan: 2-3 jam
Pondokan - Lembah Kijang: 20-40 menit
Lembah Kijang - Savana 2: 15-30 menit
Savana 2 - Puncak: 2-3 jam
Jalur Pendakian Gunung Arjuno via Batu
Jalur Batu adalah jalur pendakian gunung Arjuno dari arah barat.
Garis awalnya berada di Kota Batu, sebuah kota yang menyandang julukan sebagai Swiss-nya pulau Jawa.
Sebab, di sana kamu dapat menemukan berbagai wisata alam yang menawarkan pemandangan indah dan mempesona.
Sama halnya dengan jalur Tretes, jalur Batu pun menawarkan perjalanan yang menyenangkan dan mengesankan.
Rute Perjalanan
Pendaki dari manapun, tujuan awalnya adalah terminal Kediri atau Malang, kemudian dilanjutkan dengan naik bus menuju kota Batu.
Setelah itu, perjalanan disambung dengan menaiki minibus menuju Desa Sumber Brantas, kemudian dilanjutkan naik angkot menuju pos KSDA.
Namun pendaki juga dapat meminta supir agar menurunkan di ujung desa yang merupakan garis start pendakian.
Pendakian
Pendakian diawali dengan melewati jalur setapak dan ditemani oleh pemandangan indah berupa ladang sayuran yang melintang luas, kemudian kamu akan memasuki hutan rimbun.
Setelah berjalan sekitar 6 jam, maka akan sampai di sebuah persimpangan, jalan sebelah kiri untuk sampai di puncak gunung Welirang (2 jam) dan jalur sebelah kanan untuk sampai di puncak gunung Arjuno (4 jam), setelah melewati puncak gunung Kembar l.
Sehingga total waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak Gunung Arjuno melalui Jalur Batu adalah sekitar 10 jam.
Jalur Pendakian Gunung Arjuno via Lawang
Jalur Lawang dikenal sebagai salah satu jalur pendakian gunung Arjuno dengan medan yang sulit dilewati.
Awal pendakian dilakukan di Kabupaten Malang, itu artinya pendaki mendaki puncak Gunung Arjuno dari arah selatan.
Rute Perjalanan
Bila naik kereta, maka tujuan awalnya adalah Statsiun Lawang di Kabupaten Malang, kemudian perjalanan dilanjutkan menggunakan angkutan umum menuju Pasar Lawang.
Dari sana kemudian naik ojek untuk sampai di pangkalan ojek Song-Song, sementara basecamp berada 2 kilometer dari pangkalan ojek tersebut.
Jika menggunakan bus, maka dari arah Surabaya, pendaki dapat turun langsung di Pasar Lawang, selanjutnya bisa mengikuti rute perjalanan seperti naik kereta yang telah dijelaskan di atas.
Estimasi Waktu Pendakian
Basecamp - Pos 1: 60 menit
Pos 1 - Pos 2: 2 jam
Pos 2 - Pos 3: 3 jam
Pos 3 - Pos 4: 3 jam
Pos 4 - Plawangan: 90 menit
Plawangan - Puncak: 60 menit
Jalur Pendakian Gunung Arjuno via Purwosari
Jalur Purwosari dikenal sebagai jalur yang paling sepi di antara jalur lainnya.
Karena itu, jalur ini sangat disarankan bagi pendaki yang tidak ingin mengantre saat melakukan pendakian.
Pendakiannya dimulai dari Desa Tambak Watu, Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.
Rute Perjalanan
Bila datang dari arah Malang, tujuan awalnya adalah Terminal Arjosari, kemudian perjalanan dilanjutkan dengan naik angkutan umum menuju Pasar Purwosari.
Setelah itu, perjalanan bisa dilanjutkan dengan naik ojek ke pos perizinan di Desa Tambak Watu.
Sedangkan bila datang dari arah Surabaya, pendaki bisa naik bus jurusan Malang dan turun di kantor penggadaian, kemudian naik ojek menuju basecamp, lama perjalanan sekitar 30 menit dari kantor penggadaian.
Estimasi Waktu
Basecamp - Pos 1: 60 menit
Pos 1 - Pos 2: 60 menit
Pos 2 - Pos 3: 10 menit
Pos 3 - Pos 4: 90 menit
Pos 4 - Pos 5: 40 menit
Pos 5 - Pos 6: 20 menit
Pos 6 - Pos 7: 100 menit
Pos 7 - Plawangan: 3,5 jam
Plawangan - puncak: 60 menit
Flora dan Fauna
Gunung Arjuno berada di dalam kawasan konservasi Arjuno Lalijiwo yang menempati tiga kabupaten di antaranya Malang, Pasuruan, dam Mojokerto.
Kawasan Arjuno Lalijiwo ini memiliki luas 4.960 hektar yang meliputi gunung lain seperti Welirang, Kembar I, dan Kembar II.
Kawasan Arjuno Lalijiwo memiliki vegetasi hutan tropika, dimana terdapat banyak tumbuhan seperti pinus, cemara, wadang, dan triwulan tumbuh di sini.
Sedangkan untuk fauna, kawasan ini berada di garis Wallace, yang termasuk dalam zona fauna Asia seperti babi hutan, kijang, elang jawa dan masih banyak lagi.
(TribunnewsWIKI/Widi Hermawan)
ARTIKEL POPULER:
Baca: Gunung Andong, Gunung dengan tinggi 1726 Mdpl dan Tiga Puncak yang Terletak di Kabupaten Magelang
Baca: Gunung Sumbing, Gunung yang Terletak di Antara Wonosobo, Magelang, dan Temanggung
Baca: Gunung Sindoro, Gunung Bertipe Stratovolcano di Wilayah Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Wonosobo
TONTON JUGA:
Video Production: Panji Anggoro Putro
Sumber: TribunnewsWiki
Live Update
Buruh Tidak Demo, Malah Duduk bareng Bupati dan Para Pengusaha saat May Day di Pasuruan Jatim
Jumat, 2 Mei 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Tanpa Peringatan, Pembangunan Masjid Warga di Pasuruan Dihentikan Paksa TNI AL
Sabtu, 29 Maret 2025
RamadanĀ 2025
Berbuka Puasa Lebih Istimewa dengan Ayam Gentong di Kabupaten Malang
Jumat, 21 Maret 2025
Live Update
Shuttle Bus Wisatawan Senilai Rp 2 Miliar Mulai Ngaspal, Sedang Diuji Coba di Kota Batu Malang
Selasa, 18 Maret 2025
Live Update
Harga Pangan Pasar Among Tani Batu Turun di Hari Kedua Ramadhan, Gubernur Jatim Pastikan Stok Aman
Senin, 3 Maret 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.