Jumat, 31 Oktober 2025

Mancanegara

Pesawat Tempur Israel Gempur Gaza setelah Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata dan Rekayasa

Kamis, 30 Oktober 2025 14:43 WIB
Tribunnews.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM – Pesawat tempur Israel kembali menggempur Jalur Gaza pada Selasa (28/10/2025) malam.

Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Perdana Menteri (PM), Benjamin Netanyahu memerintahkan “serangan segera dan dahsyat” terhadap kelompok Hamas.

CNN melaporkan, serangan tersebut menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk anak-anak dan perempuan, di Kota Gaza serta Khan Yunis di bagian selatan.

Israel menuduh Hamas melanggar kesepakatan gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dengan mengatur rekayasa penemuan jenazah sandera.

Kantor Netanyahu menyebut Hamas telah “melanggar secara jelas” perjanjian gencatan senjata.

Hal itu terjadi setelah Hamas mengembalikan potongan tubuh yang bukan milik salah satu dari 13 sandera yang masih hilang.

Netanyahu kemudian menggelar rapat darurat dan menginstruksikan militer untuk membalas serangan yang disebutnya “tidak dapat diterima.”

Seorang pejabat militer Israel mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas menembaki pasukan Israel di sebelah timur “garis kuning” atau zona penarikan pasukan di Gaza.

Baca: Keluhan Mesin Motor Brebet Merebak, Polres Bangkalan dan Metrologi Sidak 4 SPBU untuk Cek BBM


Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, memperingatkan bahwa Hamas akan “membayar berkali-kali lipat” atas pelanggaran tersebut.

Sementara itu, The Guardian melaporkan bahwa Hamas menolak tuduhan tersebut dan menyebut pemboman Israel sebagai “pelanggaran kriminal” terhadap gencatan senjata.

Kelompok itu menegaskan tetap berkomitmen pada perjanjian yang disepakati pada 10 Oktober 2025.

Militer Israel (IDF) kemudian merilis rekaman drone yang disebut memperlihatkan anggota Hamas mengubur kembali jenazah untuk “menciptakan kesan palsu” penemuan sandera di hadapan Palang Merah.

CNN menegaskan belum dapat memverifikasi keaslian video tersebut secara independen.

Palang Merah Internasional (ICRC) dalam pernyataannya membantah terlibat dalam rekayasa itu.

“Tim kami tidak mengetahui ada jenazah yang telah ditempatkan di sana sebelumnya,” kata ICRC.

Lembaga itu juga menyebut aksi semacam itu “tidak dapat diterima.”

Setelah serangan Israel dimulai, sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengumumkan akan menunda penyerahan jenazah seorang sandera yang ditemukan di Gaza selatan.

Baca: Rocky Gerung Senggol Gaya Koboi Purbaya, Sebut Cari Sensasi: Sok Jago tapi Gak Punya Kemampuan

Penundaan itu dilakukan dengan alasan pelanggaran oleh Israel.

Associated Press melaporkan bahwa Amerika Serikat telah diberi tahu sebelumnya tentang keputusan Netanyahu untuk melancarkan serangan.

Presiden Donald Trump menegaskan bahwa Israel “berhak membalas” jika tentaranya terbunuh, namun menambahkan bahwa “tidak ada yang akan membahayakan gencatan senjata.”

Sumber Israel mengatakan kepada CNN bahwa Netanyahu juga mempertimbangkan memperluas wilayah operasi militer hingga ke koridor Netzarim dan membatasi bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Namun, Washington disebut menentang langkah tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza menyebut lebih dari 68.000 warga Palestina telah tewas sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.

Sementara ribuan lainnya diyakini masih tertimbun di bawah reruntuhan.

Perjanjian gencatan senjata yang berlaku sejak 9 Oktober 2025 mencakup pembebasan seluruh sandera dan penarikan sebagian pasukan Israel dari Gaza.

Hingga kini, Hamas baru mengembalikan 15 dari 28 jenazah sandera yang tercatat saat kesepakatan ditandatangani.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Israel Gempur Gaza setelah Tuduh Hamas Langgar Gencatan Senjata dan Rekayasa Penemuan Sandera

Editor: Dimas HayyuAsa
Video Production: Anggraini Puspasari
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Israel   #Gaza   #gencatan senjata   #Hamas

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved