Minggu, 11 Mei 2025

Tribunnews Update

Kue Cucur, Jajanan Pasar yang Terbuat dari Tepung Beras dan Gula Aren yang Digoreng

Kamis, 18 Juli 2019 13:31 WIB
TribunnewsWiki

TRIBUN-VIDEO.COM - Kue Cucur adalah jajajan tradisional yang sering ditemui di berbagai tempat di Indonesia.

Kue Cucur ternyata merupakan jajanan yang juga bisa ditemui di Malaysia dan Thailand.

Walaupun Kue Cucur mudah ditemui di berbagai pasar tradisional di Indonesia, namun Kue Cucur yang paling populer adalah adalah versi Betawi dari Jakarta.

Kue Cucur juga di setiap daerah memiliki kegunaan masing-masing.

Kue Cucur yang biasanya digunakan untuk pencuci mulut ini terbuat dari tepung beras dan gula aren yang digoreng.

Asal-Usul

Asal-usul Kue Cucur di Indonesia awalnya dibawa oleh bangsa asing yang tidak diketahui kapan.

Karena bahannya yang mudah ditemukan dan cara pembuatannya yang tidak sulit maka Kue Cucur langsung bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.

Setelah itu Kue Cucur dijadikan sebagai jajanan tradisional bahkan dijadikan makanan untuk upacara adat.

Kue Cucur yang paling terkenal adalah asli dari Betawi.

Awalnya disebut dengan cucur karena cara membuatnya dengan meneteskan jumlah adonan tersebut di loyang.

Sebenarnya bahasa Betawinya adalah ngocor, yang kemudian oleh para pendatang disebut dengan ngucur, maka jadilah Kue Cucur.

Biasanya di Betawi Kue Cucur disajikan saat upacara potong rambut bayi dan pernikahan.

Selain di Betawi, di Indonesia semua daerah juga terdapat jenis Kue Cucur dengan kegunaannya masing-masing.

Jenis di Asia Tenggara

Selain di Indonesia, Kue Cucur juga terdapat di Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, Srilanka bahkan India.

Di Malaysia, Kue Cucur disebut dengan Kuih Cucur, di daerah Sabah disebut dengan Pinajaran, daerah Serawak menyebutnya Penyaram.

Kuih Cucur pun ada beberapa jenis, cucur badak, cucur berlauk, cucur gula merah dan cucur Jawa.

Di Brunei Darussalam Kue Cucur dikenal dikenal dengan nama Kuih Pinyaram.

Di Thailand Kue Cucur dikenal dengan nama khanom fak bua (ขนมฝักบัว) atau khanom chuchun (ขนมจู้จุน atau จูจุ่น).

Di Thailand Kue Cucur disebut sebagai perlambang cinta, yang biasanya digunakan untuk adat pernikahan.

Masyarakat Thailand percaya kalau bentuk Kue Cucur mirip dengan bunga lotus yang dapat tumbuh di saat kondisi sulit.

Sedangkan di India dikenal dengan nama Neyyappam.

Jenis dan Kegunaan di Indonesia

Kue Cucur di Betawi biasanya digunakan untuk adata pernikahan.

Di Jawa, Kue Cucur digunakan sebagai salah satu hantaran pengikat tali kasih (pelengkap) dari pihak pria kepada pihak wanita, yaitu setelah lamarannya diterima oleh pihak wanita.

Di Yogyakarta, Kue Cucur dijadikan sajian untuk tamu yang berkunjung ke rumah, juga sebagai sesajen saat acara slametan.

Di Madura, kue cucur disebut Kocor dan dipakai sebagai salah satu makanan hantaran dari pihak lelaki kepada pihak perempuan pada upacara pernikahan.

Di Sumatera Barat, setelah acara akad nikah, pihak perempuan wajib berkunjung ke rumah mertua atau disebut dengan upacara manjalang mintuo, batandang, mahanta nasi, manyaok kandang atau mahanta nasi katunduakan, mahanta bubue.

Di upacara ini, biasanya pihak keluarga wanita diwajibkan membawa kue yang berbentuk bulat seperti pinyaram (cucur).

Selain itu juga terdapat Tradisi maanta juadah, yaitu pihak wanita mengantarkan juadah kepada pihak pria.

Dan juadah biasanya terdiri dari enam macam kue dan salah satunya ialah Pinyaram.

Di Langkat, Sumatera Utara, para nelayan biasanya mengadakan upacara ritual dan jamuan laut yang bertujuan untuk melindungi nelayan ketika menangkap ikan dan melindungi daerah tersebut dari wabah penyakit.

Para nelayan tersebutg menyiapkan persembahan berupa kue-kue yang melambangkan suku-suku yang ada di daerah tersebut.

Salah satu kue yang dipakai untuk persembahan ialah Kue Cucur sebagai lambang suku Keling.

Berdasarkan hal ini, diduga Kue Cucur dibawa oleh pedagang India yang datang ke pulau Sumatra.

Di Sulawesi Utara ada cerita bahwa gadis yang tidak dapat membuat Kue Cucur dengan baik, maka tidak diperkenankan untuk menikah.

Di Gorontalo, Kue Cucur disajikan saat panen padi dan para petani menikmati Kue Cucur bersama-sama, bahkan terjadi barter yaitu kue cucur ditukar dengan beberapa ikat padi.

Suku Mandar di Sulawesi Barat memiliki perahu tradisional dengan bentuk haluan yang meruncing, layarnya meruncing dan bercadik, disebut perahu sadeq.

Mulai dari proses pengumpulan bahan baku untuk perahu sadeq (proses penebangan), pembuatan perahu sadeq hingga peluncuran ke laut, selalu diiringi doa dan upacara.

Dalam upacara ini disiapkan sesaji yang diletakkan di atas nampan dan salah satu sesajinya ialah kue cucur.

Kue cucur dipercaya sebagai simbol harapan agar pekerjaannya berbuah berhasil dan manis.

Di Sulawesi Tenggara, tepatnya desa Ara dan Tanah Beru, Kabupaten Bontobahari, juga memiliki tradisi yang mirip dengan Suku Mandar.

Mereka melakukan ritual bagi perahu pinisi dengan upacara diawali dengan kaum ibu yang meletakan kue dumpi (cucur).

Di Kalimantan Tengah, tepatnya di Kabupaten Katingan terdapat acara Hinting Pali.

Yaitu pemasangan rambu-rambu atau tanda larangan, biasanya tanda itu dipasang (berupa daun sawang dan rotan) oleh penyelenggara upacara ritual agama Hindu Kaharingan di depan pintu rumah atau tempat sekitar upacara Tiwah.

Salah satu sesajen yang disiapkan untuk upacara hinting pali ialah kue cucur.

Di Kalimantan Tengah, tepatnya Sampit, terdapat tradisi Mandi Safar yang dilakukan dengan cara menceburkan diri ke Sungai Mentaya.

Tradisi ini dilakukan agar terdapat saling menghargai, mengakrabkan dan menguatkan rasa persatuan antar masyarakat.

Setelah mandi, masyarakat berkumpul dan berdoa lalu dilanjutkan dengan memperebutkan aneka makanan yang dibentuk seperti gunungan, terdiri dari empat puluh satu jenis kue tradisional, diantaranya Kue Cucur.

Bahan Baku

150 gram tepung beras

15 gram tepung terigu kadar protein sedang

¼ sendok teh garam

250 mililiter air

85 gram gula merah

50 gram gula pasir

1 lembar daun pandan, potong-potong

Minyak goreng secukupnya

Cara Pembuatan

  1. Pertama rebus semua jadi satu air bahan gula merah, gula pasir dan daun pandan hingga larut, angkat lalu saring kemudian diamkan sampai hangat2 kuku.
  2. Tepung terigu, tepung beras dan garam dicampur jadi satu, dan tuang larutan gula sedikit-sedikit sambil diaduk dengan tangan sampai rata.
  3. Setelah adonan kental, pukul-pukul dengan telapak tangan selama 30-40 menit dan terus dituangi larutan gula sedikit-dikit sampai habis lalu diamkan sampai 40 menit.
  4. Siapkan wajan cekung dengan minyaknya, minyak harus dalam keadaan panas, tuang 1 sendok adonan cucur, siram-siram dengan minyak panas sampai mengembang serta berserat dan pinggirnya membeku.
  5. Tusuk bagian tengahnya dengan lidi agar adonan yang masih mentah lari kepinggir.
  6. Siram-siram lagi dengan minyak panas, balik sebentar lalu angkat.
  7. Ulangi langkah diatas hingga adonan habis.
  8. Maka Kue Cucur sudah bisa dinikmati.

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Abdurrahman Al Farid)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kue Cucur

ARTIKEL POPULER:

Baca: Kue Putu - Jajanan Yang Sering Bunyi Wuuuuuuu

Baca: Kerak Telor, Jajanan Tradisional Khas Betawi

Baca: Roti ganjel Rel, Jajanan Khas Kota Semarang

 

TONTON JUGA:

Editor: fajri digit sholikhawan
Video Production: Panji Anggoro Putro
Sumber: TribunnewsWiki

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved