Kamis, 15 Mei 2025

Terkini Nasional

Salat Gerhana Bulan Rabu Dini Hari, Berikut Niat dan Hukumnya di Islam

Selasa, 16 Juli 2019 18:32 WIB
TribunStyle.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Niat, hukum, dan tata cara salat gerhana bulan Rabu (17/7/2019).

Fenomena gerhana bulan parsial akan kembali terjadi, Rabu (17/7/2019) malam.

Menariknya, gerhana bulan parsial Rabu (17/7/2019) ini bisa disaksikan di seluruh wilayah di Indonesia, baik wilayah barat, tengah, maupun timur.

Ketika fenomena gerhana bulan terjadi, umat Islam dianjurkan untuk menunaikan salat gerhana bulan.

Mengagumi fenomena gerhana bulan akan lebih berpahala dengan diimbangi menunaikan salat gerhana.

Salat gerhana bulan disebut juga salat khusuf.

Hukum melaksanakan salat gerhana bulan adalah sunnah muakad.

Ketetapan ini telah disepakati oleh ulama dan sesuai dengan syariat Islam.

Sebagaimana dalil yang terdapat dalam ayat Al-Quran surat Fushilat : 37 berikut ini.

"Dan dari sebagian tanda-tanda-Nya adalah adanya malam dan siang serta adanya matahari dan bulan. Janganlah kamu sujud kepada matahari atau bulan, tetapi sujudlah kepada Allah Yang Menciptakan keduanya."

Anjuran untuk melaksanakan salat gerhana bulan juga disampaikan baginda Rasulullah SAW dalam haditsnya yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, dan Ahmad berikut ini.

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.

Selain itu juga ada hadis Bukhari lainnya yang mengatakan:

"Ketika matahari mengalami gerhana di zaman Rasulullah SAW, orang-orang dipanggil shalat dengan lafaz : As-shalatu jamiah" .

Lalu bagaimana tata cara melaksanakan sholat gerhana bulan?

Dikutip TribunStyle.com dari berbagai sumber, salat gerhana bulan secara umum diawali dengan salat sunnah dua rakaat, kemudian disusul dengan dua khutbah layaknya sholat Idul Fitri dan Idul Adha.

Perbedaannya, dalam sholat gerhana bulan terdapat dua kali rukuk, sedangkan dua khutbah setelah salat gerhana matahari atau bulan tidak dianjurkan takbir sebagaimana khutbah dua shalat Id.

Berikut ini niat untuk melaksanakan salat gerhana bulan.

Bila shalat gerhana Bulan dilakukan secara berjamaah niatnya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ.

Bila dikerjakan sendirian niatnya adalah sebagai berikut:

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ.

Adapun tata cara lengkap sholat gerhana bulan, berikut ini.

1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram.

2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.

3. Baca taawudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan jahar (lantang).

4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat Surat Al-Baqarah.

5. Itidal, bukan baca doa i’tidal, tetapi baca Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca Surat Ali Imran atau selama surat itu.

6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat Surat Al-Baqarah.

7. Itidal. Baca doa i’tidal.

8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama.

9. Duduk di antara dua sujud

10.Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua.

11.Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.

12.Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua pada diri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan pada diri kedua dianjurkan membaca Surat Al-Maidah.

13.Salam.

Sebagian ulama juga menyampaikan pedoman sholat gerhana yang lebih ringkas.

Dalam artian mengganti surat panjang yang dianjurkan.

Ini diperbolehkan berdasarkan keterangan Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam I’anatut Thalibin berikut ini.

ولو اقتصر على الفاتحة في كل قيام أجزأه، ولو اقتصر على سور قصار فلا بأس. ومقصود التطويل دوام الصلاة إلى الانجلاء

Artinya, “Kalau seseorang membatasi diri pada bacaan Surat Al-Fatihah saja, maka itu sudah memadai. Tetapi kalau seseorang membatasi diri pada bacaan surat-surat pendek setelah baca Surat Al-Fatihah, maka itu tidak masalah. Tujuan mencari bacaan panjang adalah mempertahankan shalat dalam kondisi gerhana hingga durasi gerhana bulan selesai,” (Lihat Syekh Ibnu Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, Beirut, Darul Fikr, 2005 M/1425-1426 H, juz I, halaman 303).

Sholat gerhana bulan sendiri sebaiknya dikerjakan secara berjamaah di masjid, sebelum atau sesudah sholat Subuh.

Ada pun yang menganjurkan melaksanakan waktu sholat gerhana bulan sejak awal terjadinya gerhana, sampai gerhana selesai.

dianjurkan untuk melanjutkan sholatnya.
Jika sudah selesai, dianjurkan untuk berdoa dan memeprbanyak istighfar kepada Allah SWT.

Selain itu, umat Muslim juga dianjurkan untuk memperbanyak takbir, juga bersedekah.

Tujuan dari sholat ini adalah untuk mengagumi sekaligus takut akan kekuasaan Allah SWT yang begitu nyata adanya.

Gerhana Bulan Parsial

Gerhana bulan parsial Rabu 17 Juli 2019 adalah peristiwa langit di mana sebagian wajah bulan masuk bayangan umbra atau bayangan gelap pada bumi.

Sekitar 65 persen wajah bulan akan berwarna merah.

Sementara isinya akan terlihat putih seperti biasanya.

Gerhana bulan Rabu 17 Juli 2019 akan terjadi dini hari sekitar pukul 03.01 WIB sampai pukul 05.59 WIB.

Meski akan terlihat di seluruh wilayah Indonesia, gerhana bulan parsial ini paling baik diamati di wilayah Indonesia bagian barat.

Sementara untuk wilayah bagian tengah, puncak gerhana bulan akan terjadi sekitar pukul 05.30 WITA saat matahari terbit.

Sedangkan bagi wilayah Indonesia bagian timur, gerhana bulan terjadi pukul 06.30 WIT di saat matahari sudah terbit dan langit sudah terang.

Menariknya, gerhana bulan di Indonesia dapat diamati dengan mata telanjang.

Kendati demikian, pengamatan dengan teleskop akan membuat gerhana bulan parsial terlihat lebih jelas.

Dikutip TribunStyle.com dari Time and Date, total durasi gerhana umumnya adalah 5 jam 34 menit.

Sementara itu, durasi gerhana bulan parsial terakhir di tahun 2019 ini akan terjadi selama 2 jam 58 menit.

Seperti diketahui, gerhana bulan parsial Rabu 17 Juli 2019 akan menjadi gerhana bulan penutup di tahun 2019.

Menurut Eclipsewise, gerhana bulan berikutnya baru akan terjadi pada awal Januari 2020, tepatnya pada tanggal 10 Januari 2019.

Dari sumber yang sama, gerhana bulan total berikutnya akan terjadi pada 26 Mei 2021 sedangkan gerhana bulan parsial berikutnya terjadi pada 19 November 2021.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) sebelumnya juga menyampaikan waktu gerhana bulan setelah 2019 seperti dalam daftar berikut ini:

1. Gerhana bulan penumbra 11 Januari 2020

2. Gerhana bulan penumbra 6 Juni 2020

3. Gerhana bulan penumbra 30 November 2020

4. Gerhana bulan total 26 Mei 2021

5. Gerhana bulan penumbra 19 November 2021

6. Gerhana bulan total 8 November 2022

7. Gerhana bulan penumbra 5-6 Mei 2023

8. Gerhana bulan sebagian 29 Oktober 2023.

(TribunStyle.com / Salma Fenty Irlanda)

Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Niat, Hukum, Tata Cara Salat Gerhana Bulan Rabu 17 Juli 2019, Ini Waktu yang Tepat untuk Menunaikan

ARTIKEL POPULER

Tata Cara Salat Gerhana, Lengkap dengan Niat hingga Bacaan Doa

Gerhana Bulan Sebagian akan Terjadi pada 17 Juli Dini Hari, Dapat Dilihat dengan Mata Telanjang

Gerhana Bulan Rabu Dini Hari, Kalau Terlewatkan Harus Tunggu sampai Tahun 2021

TONTON JUGA:

Editor: Sigit Ariyanto
Sumber: TribunStyle.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved