Evakuasi Juliana Berlangsung 3 Hari, Ini Respons Basarnas yang Disebut Lelet oleh Warganet Brasil

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsdya TNI Mohammad Syafii menegaskan bahwa pihaknya telah berusaha maksimal untuk menyelamatkan Juliana Marins (27), pendaki asal Brasil yang jatuh di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Pernyataan ini disampaikan Syafii merespons kritik dari warganet Brasil yang menyebut Basarnas bekerja lambat.

Dalam konferensi pers pada Rabu (25/6/2025), Syafii memastikan bahwa insiden jatuhnya Juliana di Gunung Rinjani sudah direspons cepat.

Proses pencarian dimulai pada Sabtu (21/6/2025) pukul 10.21 WITA dengan lima tim penyelamat dilengkapi peralatan vertical rescue.

Namun, lokasi korban yang berada di jurang curam pada ketinggian 9.000 kaki menyulitkan pencarian.

Syafii menyebut, medan yang sulit dan cuaca ekstrem menjadi tantangan utama.

Baca: Siprus Kecam Israel Beli Tanah di Wilayah Sensitif: Bahaya Datang! Negara Kami Sedang Direbut

Baca: Gencatan Senjata Tercapai, Presiden AS Trump Isyaratkan Bakal Longgarkan Sanksi Minyak Iran

Tim SAR membutuhkan waktu sekitar 8 jam untuk mencapai titik jatuhnya korban dari Pos Sembalun.

Bahkan, pencarian harus dihentikan sementara karena hujan dan kabut tebal membatasi jarak pandang.

Drone thermal sempat dikerahkan namun tak berhasil mendeteksi posisi korban pada hari pertama.

Baru pada Senin (23/6/2025), drone berhasil mengidentifikasi tubuh korban dalam kondisi tak bergerak.

Korban ditemukan di kedalaman sekitar 600 meter di medan tebing terjal.

Namun, panjang tali yang tersedia hanya 250 meter sehingga tim SAR harus menyambung tali untuk mencapai titik jatuhnya korban.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dikecam Warganet Brasil, Basarnas Jawab Kritik atas Lambatnya Evakuasi Pendaki Juliana Marins"

#basarnas #brasil #rinjani