Rabu, 14 Mei 2025

Profil

Profil Muhammad Yamin - Salah Satu Perumus Dasar Negara Republik Indonesia

Minggu, 2 Juni 2019 11:26 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Muhammad Yamin merupakan tokoh pergerakan pemuda yang ikut memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.

Peran Muhammad Yamin sangat erat dengan perjuangan para tokoh pemuda dalam menjadikan bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa.

Muhammad Yamin merupakan pemimpin Jong Sumatranen Bond yang aktif mengemukakan gagasan tentang persatuan Indonesia.

Muhammad Yamin juga dikenal sebagai sarjana hukum yang diakui masyarakat sebagai seorang pujangga, filsuf, ahli bahasa, ahli sejarah, dan juga negarawan.

Kebangkitan gerakan pemuda ini berawal dari beridrinya organisasi pemuda seperti Boedi Oetomo di Batavia dan Indische Vereeniging (Perhimpunan Indonesia) yang didirikan oleh para pelajar Indonesia di Belanda.

Setelah itu, banyak organisasi pemuda lain bermunculan seperti Tri Koro Dharmo pada 1915 yang kemudian berganti nama menjadi Jong Java.

Kemunculan organisasi-organisasi pemuda tersebut masih bersifat kedaerahan dan mementingkan suku bangsa masing-masing.

Dalam buku ‘Indonesia dalam Arus Sejarah’ (2013) yang dikutip oleh Kompas.com, perubahan yang dilakukan organisasi pemuda mendorong para pemuda untuk bersatu dan berkumpul dalam satu wadah.

Pada 30 April 1926, para pemuda melakukan rapat besar antar golongan yang dikenal dengan Kongres Pemuda I di Jakarta.

Dalam Kongres Pemuda I tersebut, para tokoh pemuda masih mementingkan kepentingan suku masing-masing.

Sampai akhirnya ada satu tokoh pemuda yang menyatukan organisasi pemuda kedaerahan untuk bergabung dalam satu wadah, yaitu Ketua Jong Sumatranen Bond, Muhammad Yamin.

Muhammad Yamin dikenal sebagai sosok yang merumuskan Sumpah Pemuda dalam Kongres Pemuda II pada 1928.

Masa Kecil

Muhammad Yamin lahir di sebuah desa kecil bernama Talawi, dekat Sawahlunto, Sumatera Barat pada 23 Agustus 1903.

Muhammad Yamin merupakan anak ketiga dari lima bersaudara.

Muhammad Yamin lahir dari pasangan keluarga terpelajar Oesman Bagindo Khatib dan Siti Saadah.

Ayahnya, Oesman Bagindo Khatib dikenal sebagai pegawai yang mengawasi dan mengurusi bidang kopi sebuah perusahaan Belanda.

Dikutip dari Kompas.com, menurut Elizabeth E Graves dalam buku ‘Asal-Usul Elit Minangkabau Modern’, mantri kopi termasuk dalam golongan terpelajar dengan kemampuan baca tulis dan berhitung yang baik.

Muhammad Yamin semasa kecil pernah bersekolah di Sekolah Dasar kelas II Bumi Putera, di mana Muhammad Yamin belajar membaca, menulis, dan berhitung.

Kemudian Muhammad Yamin melanjutkan pendidikan di Hollandsch-Inlandsche School (HIS), yaitu sebuah sekolah dasar dengan bahasa Belanda sebagai pengantarnya.

Setelah menyelesaikan pendidikan di HIS, Muhammad Yamin melanjutkan ke sekolah guru di Bukittinggi.

Riwayat Karier

Selain dikenal sebagai orang yang gemar belajar, Muhammad Yamin juga dikenal aktif berorganisasi.

Pada 1926-1942, Muhammad Yamin menjadi Ketua Jong Sumatera Bond dan Ketua Indonesia Muda (1928).

Muhammad Yamin pernah menjadi anggota Partindo, anggota Volksraad, anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), dan berjasa dalam perumusan UUD 1945 serta pembuatan Piagam Jakarta (Jakarta Charter).

Pada masa kolonialisme Jepang di Indonesia, Muhammad Yamin menjadi penasihat penerangan sekaligus sebagai anggota Dewan Penasihat Poetera.

Muhammad Yamin menciptakan Panca Dharma Corps Polisi Militer dan lambing Gadjah Mada dalam Konferensi Meja Bundar di Den Hagg, Belanda pada 1949.

Muhammad Yamin memiliki peran besar dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Muhammad Yamin pernah menjadi anggota Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).

Selain itu juga pernah menjabat sebagai Menteri Kehakiman era kabinet Sukirman Suwiryo pada 1951, Menteri Pengajaran Pendidikan dan Kebudayaan era kabinet Ali Sastroamijoyo pada 1952-1955, Ketua Panitia Pemilihan Umum pertama pada 1955, Ketua Dewan Pengawas LKBN Antara pada 1961-1962, dan Ketua Dewan Perancang Nasional pada 1962, Menteri Sosial pada 1959, Wakil Menteri Pertama Bidang Khusus, Koordinator Menteri Penerangan dan Ketua Depernas pada Kabinet Kerja III pada 1962-1963.

Masih banyak jabatan dalam membangun Indonesia yang pernah diemban Muhammad Yamin.

Pada 1961 Muhammad Yamin dilantik sebagai Penasihat Lembaga Pembinaan Hukum Indonesia.

Setahun kemudian Muhammad Yamin diangkat menjadi anggota Dewan Pertahanan Nasional dan Staf Pembantu Presiden Bidang Ekonomi, serta Ketua Penerangan Tertinggi Pembebasan Irian Barat.

Muhammad Yamin lebih suka menulis dalam Bahasa Melayu dibandingkan Bahasa Belanda.

Muhammad Yamin berniat untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai alat pemersatu keanekaragaman suku bangsa di Indonesia.

Gagasan Muhammad Yamin untuk menjadikan Bahasa Melayu sebagai bahasa pemersatu bangsa tidak datang secara tiba-tiba.

Dalam Kongres Pemuda I yang diselenggarakan pada 1926, Muhammad Yamin terpilih sebagai salah seorang yang memperjuangkan Bahasa Melayu agar menjadi bahasa yang dipahami seluruh suku bangsa di Indonesia.

Muhammad Yamin dipercaya untuk menyusun konsep materi yang akan dibahas dalam kongres berikutnya.

Salah satu konsepnya mengenai rumusan tentang bahasa yang tertulis "Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng tinggi bahasa persatoean bahasa Melajoe".

Sebelum dilaksanakan Kongres Pemuda II, para pemuda kembali berupaya untuk menyatukan sejumlah organisasi agar tergabung dalam satu wadah.

Akhirnya Perhimpunan Indonesia dan Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesai (PPKI) sepakat, kemudai disusul banyak organisasi pemuda lain yang bergabung.

Dalam Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 28 Oktober 1928, setelah melewati perdebatan Panjang akhirnya disepakati mengenai bahasa persatuan, dengan kalimat yang berbunyi "Kami poetra dan poetri Indonesia, mendjoendjoeng tinggi bahasa persatoean bahasa Indonesia"

Putusan ini didukung oleh tokoh-tokoh penting lainnya, seperti Ki Hadjar Dewantara, Purbatjaraka, Abu Hanifah, Husein Djajadiningrat, dan Adinegoro.

Akhirnya Bahasa Melayu diangkat sebagai Bahasa Indonesia yang digunakan sebagai pemersatu bangsa Indonesia.

Sebelumnya, Muhammad Yamin menuliskan gagasan ‘Sumpah Pemuda’ dalam suatu kertas.

Kertas tersebut kemudian diberikan kepada Soegondo Djojopoespito selaku Ketua Kongres.

Rumusan yang sekarang dikenal dengan nama ‘Sumpah Pemuda’ berbunyi:

Pertama: Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua: Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia

Ketiga: Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Pada 1959, pada masa pemerintahan Presiden Soekarno, tanggal 28 Oktober ditetapkan sebagai Hari Sumpah Pemuda melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959.

Sumpah Pemuda dimaknai sebagai momentum bersatunya para pemuda yang berjuang menuju kemerdekaan Indonesia.

Pada 1930, berdirilah sebuah organisasi yang menjadi mengumpulkan para pemuda dalam satu wadah, yaitu Indonesia Muda.

Tujuan didirikannya Indonesia Muda adalah membangun dan mempertahankan keinsyafan anak bangsa dalam bertanah air satu agar tercapai Indonesia Raya.

Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara tercantum dalam Pasal 36, Undang-Undang Dasar 1945.

Muhammad Yamin juga dikenal sebagai salah satu tokoh perumus dasar negara Indonesia.

Keikutsertaannya menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Panitia Sembilan menjadikan Muhammad Yamin turut serta dalam merumuskan dasar negara secara tertulis maupun tidak tertulis.

Rumusan tertulis dasar negara yang diajukan oleh Muhammad Yamin dalam sidang pertama BPUPKI pada 29 Mei 1945 yaitu:

- Ketuhanan Yang Maha Esa

- Kebangsaan Persatuan Indonesia

- Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab

- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

- keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

Adapun rumusan secara lisan yang disampaikan oleh Muhammad Yamin yaitu:

- Peri Kebangsaan

- Peri Kemanusiaan

- Peri ke-Tuhanan

- Peri Kerakyatan

- Kesejahteraan Rakyat

Muhammad Yamin juga pernah menulis kumpulan sajak yang diterbitkan pada 1929 dengan judul ‘Indonesia Tumpah Darahku’.

Menurut Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Monash Australia, M.C. Ricklesfs sajak tersebut mencerminkan keyakinan di kalangan kaum terpelajar muda bahwa pertama mereka adalah orang Indonesia, baru yang kedua orang Minangkabau, Batak, Jawa, Kristen, Muslim, dan sebagainya.

Semasa hidupnya, Muhammad Yamin telah menerbitkan beberapa karya di bidang kebudayaan.

Muhammad Yamin telah menerbitkan kumpulan puisinya, yaitu ‘Tanah Air’ yang terbit pada 1922 dan ‘Indonesia Tumpah Darahku’ yang terbit pada 1928.

Pada 1932, Muhammad Yamin telah menerbitkan naskah dramanya yang berjudul ‘Kalau Dewi Tara Sudah Berkata’.

Selain itu juga pernah menulis drama yang berjudul ‘Ken Arok dan Ken Dedes’ yang dipentaskan pertama kali pada 27 Oktober 1928 dan diterbitkan pada 1934.

Muhammad Yamin juga dikenal sebagai seorang penerjemah.

Beberapa karya terjemahan Muhammad Yamin antara lain, ‘Menanti Surat dari Raja’ (1928) dan ‘Di Dalam dan di Luar Lingkungan Rumah Tangga’ (1933), keduanya merupakan karya asli Rabindranath Tagore.

Kemudian ‘Julius Caesar’ (1951) karya Willdiam Shakespearwe, sedangkan karyanya yang menyangkut sejarah dan kebudayaan umum, antara lain, ‘Gadjah Mada’ (1946), ‘Pangeran Dipanegara’ (1950), dan ‘6000 Tahun Sang Merah Putih’ (1954).

Melalui Surat Keputusan Presiden RI 6 November 1973, Muhammad Yamin dinyatakan sebagai Pahlawan Nasional.

Karya

Puisi

Indonesia, Tumpah Darahku, Jakarta: Balai Pustaka, 1928. (kumpulan)

Terjemahan

Julius Caesar karya Shakspeare, 1952

Menantikan Surat dari Raja karya R. Tangore, 1928

Di Dalam dan di Luar Lingkungan Rumah Tangga karya R. Tigore, t.th

Tan Malaka. Jakarta: Balai Pustaka,1945

Sejarah

Gadjah Mada, Jakarta: 1945

Sejarah Pangerah Dipenogoro, Jakarta: 1945

Penghargaan

- Gelar pahlawanan nasional pada tahun 1973 sesuai dengan SK Presiden RI No. 088/TK/1973

- Bintang Mahaputra RI

- Tanda penghargaan dari Corps Polisi Militer sebagai pencipta lambang Gajah Mada dan Panca Darma Corps

- Tanda penghargaan Panglima Kostrad atas jasanya menciptakan Petaka Komando Strategi Angkatan Darat

(TRIBUNNEWSWIKI.COM/Yonas)

ARTIKEL POPULER

Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan dari HP Melalui Aplikasi BPJSTKU, Bisa Kapan Pun dan di Mana Pun

Cara Cek Nomor Telkomsel di HP

Cara Cek Nomor Indosat di HP

TONTON JUGA:

Editor: Sigit Ariyanto
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Profil   #Muhammad Yamin

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved