TRIBUNNEWS UPDATE
Sekira 2.500 Jemaah Haji Indonesia Berpotensi Terpisah dari Pasangan saat Tiba di Makkah, Kenapa?
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Sekitar 2.500 jamaah haji Indonesia berpotensi terpisah dari pasangan saat tiba dari Makkah dari Madinah.
Pemisahan itu terjadi karena perubahan sistem penempatan jamaah.
Tadinya akomodasi jamaah berbasis kelompok terbang (kloter) di Madinah dan berubah menjadi berbasis syarikah saat tiba di Kota Makkah.
Ketua PPIH Arab Saudi, Muchlis M Hanafi mengatakan, separuh dari jumlah tersebut merupakan pasangan jamaah suami dan istri, ada anak dan orangtuanya, hingga pendamping jamaah lansia dan disabilitas terpisah.
“Artinya sekitar 1.250 pasangan yang berpisah,” ujar Muchlis, Minggu (18/5/2025).
PPIH menyebut telah melakukan mitigasi sejak awal untuk mengatasi kondisi ini.
PPIH Arab Saudi menerbitkan surat edaran ditujukan kepada ketua kloter, kepala sektor dan kepala daker untuk segera menyatukan kembali hotel pasangan ini.
Target penggabungan pasangan jamaah ditetapkan selesai dalam waktu 1x24 jam setelah ketibaan di Makkah.
Baca: Distribusi Kartu Nusuk ke Jamaah Haji Indonesia Dikebut, Kini Progresnya Sudah Mencapai 76 Persen
Namun dinamika di lapangan membuat proses ini terus berkembang.
“Setiap hari ada yang berdatangan dari Madinah dan Jeddah,” ungkapnya.
Data jumlah jamaah yang terpisah pun terus bergerak dan belum bisa dipastikan secara pasti.
Menurut Muchlis, sejumlah jamaah bahkan telah bergabung kembali diam-diam sebelum edaran resmi terbit.
PPIH mengaku sudah mengantisipasi sejak awal perubahan sistem penempatan jamaah ini.
“Sudah dikomunikasikan sejak awal bahwa penempatan di Makkah berbasis syarikah,” katanya.
Edaran resmi baru diterbitkan ketika jumlah jamaah terpisah semakin meningkat.
Hal ini terjadi seiring dengan kedatangan kloter-kloter baru dari Madinah dan Jeddah ke Makkah.
Ketersediaan hotel juga menjadi tantangan tersendiri dalam proses penggabungan jamaah.
PPIH Arab Saudi telah membentuk forum komunikasi khusus bersama para syarikah.
Forum ini bertugas mengoordinasikan upaya penggabungan jamaah yang terpisah.
Koordinator penggabungan jamaah juga telah ditunjuk dalam forum tersebut.
“Kartu Nusuk jamaah akan disesuaikan,” kata Muchlis menjelaskan teknis penggabungan.
Penyesuaian ini memungkinkan jamaah pindah ke kloter pasangannya. Tentu saja setelah tercatat di daker dan syarikah.
Ketersediaan kamar hotel juga akan disesuaikan agar proses penggabungan berjalan lancar.
Koordinasi dilakukan oleh sektor dan Daker Makkah dalam penempatan jamaah.
Baca: Pelepasan 97 Calon Haji Kloter 9 di Palu, Wali Kota Hadir Beri Sambutan dan Pesan Menyentuh
Data awal 2.500 jamaah sudah diserahkan ke seluruh syarikah penyedia layanan haji.
Semua syarikah disebut mengalami kondisi serupa, yakni ada pasangan jamaahnya yang terpisah.
Karena itu, antar syarikah sepakat untuk saling menukar jamaah demi penggabungan.
“Kesepakatan ini tidak mengurangi kuota layanan yang sudah dibagi ke masing-masing syarikah,” tegas Muchlis.
Mitigasi sebenarnya sudah dimulai sejak 7 Mei, empat hari setelah jamaah tiba di Madinah.
Saat itu ditemukan kloter campuran yang kemudian dikaji bersama Kementerian Haji Arab Saudi.
Dalam rapat bersama syarikah, ditekankan bahwa pelayanan haji harus berbasis syarikah.
Setelahnya, terbit pedoman teknis tentang penanganan kloter campuran tersebut.
Di Madinah, jamaah memang menyatu di hotel berdasarkan kloter.
Namun saat menuju Makkah, mereka wajib mengikuti sistem berdasarkan syarikah.
“Aturan ini tidak bisa ditawar,” ujar Muchlis menegaskan.
PPIH langsung koordinasi dengan Kementerian Haji Arab Saudi dan syarikah penyedia jasa layanan haji agar pasangan tetap bisa digabung. Indonesia memakai jasa 8 syarikah. Tahun-tahun sebelumnya, jamaah haji Indonesia dilayani satu muassasah saja.
“Alhamdulillah, permintaan tersebut disetujui dan proses penggabungan pun dimulai,” kata Muchlis saat jumpa pers didampingi Kabid Media Centre Haji PPIH Arab Saudi Khoiron Doruri dan Dodo Murtadho (Kasi MCH Daker Makkah).
Saat ini, sebanyak 58.170 jamaah haji telah tiba di Kota Makkah hingga Minggu (18/5/2025) pukul 14.00 Waktu Arab Saudi.
Jumlah ini berasal dari 150 kloter. Sebagian jamaah haji masih berada di Madinah dan Tanah Air.
Total 113.000 jamaah haji sudah terbang ke Arab Saudi sejak 2 Mei 2025. Jumlah ini setara 55 persen dari total 221.000 jamaah haji Indonesia.
Sejak 17 Mei, jamaah haji gelombang kedua dari Tanah Air, mendarat di Bandara Jeddah langsung ke Kota Makkah.
(Tribun-Video.com)
Program: Haji 2025
Editor: dharma aji yudhaningrat
Uploader: bagus gema praditiya sukirman
Video Production: Dharma Aji Yudhaningrat
Sumber: Tribunnews.com
TRIBUNNEWS UPDATE
Kondisi Kesehatan Jemaah Haji Berusia 109 Tahun, Sempat Drop & Berhalusinasi, Kini Berangsur Pulih
3 jam lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Jamaah Haji Lansia Dapat Layanan Khusus dari Petugas Haji di Madinah dan Makkah
22 jam lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Distribusi Kartu Nusuk ke Jamaah Haji Indonesia Dikebut, Kini Progresnya Sudah Mencapai 76 Persen
22 jam lalu
TRIBUNNEWS UPDATE
Potret Penampakan Kendali Transportasi Haji Indonesia di Makkah, Tak Pernah Tidur Beroperasi 24 Jam
22 jam lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.