Profil
Profil Ma'ruf Amin - Seorang Politisi Sekaligus Ulama
TRIBUN-VIDEO.COM - Ma’ruf Amin lahir di sebuah desa bernama Kresek di wilayah Tangerang, Banten, Jawa Barat pada 1 Agustus 1943.
Ma’ruf Amin masih memiliki silsilah keturunan ulama besar yang pernah menjadi imam di Masjidil Haram yang bernama Syeikh An Nawawi Al Bantani. Ayahnya, KH Mohammada Amin merupakan seorang ulama besar di Banten.
Riwayat Pendidikan
Semasa Ma’ruf Amin kecil, Ma’ruf bersekolah di sebuah Sekolah Rakyat di Desa Kresek.
Sekolah Rakyat merupakan sekolah setara SD pada masanya.
Sorenya Ma’ruf belajar mengaji di Madrasah Ibtidaiah.
Seteleh lulus dari Sekolah Rakyat Ma’ruf melanjutkan sekolahnya di Pesantren Tebu Ireng pada usia 12 tahun.
Setelah menyelesaikan SMAnya di Tebu Ireng, Ma’ruf kembali mendalami agama di beberapa pesantren di Banten.
Kemudian barulah pada 1967 Ma’ruf melanjutkan kuliah di Universitas Ibnu Khaldun Bogor mengambil Fakultas Usluhuddin.
Keluarga
Ma’ruf Amin berasal dari keluarga ulama. Ayahnya, Mohammad Amin merupakan seorang ulama besar di Banten pada zamannya.
Setelah Ma’ruf menyelesaikan pendidikannya di Tebu Ireng, Ma’ruf pindah ke Jakarta. Di Jakarta Ma’ruf menikah dengan perempuan bernama Siti Churiyah.
Mereka menetap di Jakarta Utara. Setelah istrinya wafat pada 2013, Ma’ruf kembali menikah pada 2014 dengan Wury Estu Handayani.
Ma’ruf memiliki delapan orang anak yaitu Siti Marifah, Siti Mamduhah, Siti Najihah, Siti Nur Azizah, Ahmad Syauqi, Ahmad Muayyad, Siti Hannah, Siti Haniatunnisa.
Riwayat Karier
Ma’ruf mengawali kariernya sebagai guru di sekolah-sekolah di Jakarta pada 1964-1970. Selain itu Ma’ruf juga aktif di bidang dakwah.
Pada 1968 Ma’ruf menjadi dosen di Fakultas Tarbiyah Universitas Nahdatul Ulama (Unnu) Jakarta.
Kemudian pada 1976 Ma’ruf menjadi Direktur dan Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan dan Yayasan Al-Jihad.
Selain aktif mengajar Ma’ruf juga aktif menjabat dalam organisasi keagamaan di antaranya:
- 1964-1966: sebagai Ketua Ansor Jakarta
- 1964-1967: Ketua Ketua Front Pemuda NU Jakarta
- 1966-1970: Wakil Ketua Wilayah NU Jakarta
- 1970-1972: Anggota Koordinator Da'wah (Kodi), Jakarta
- 1971-1977: Anggota Bazis (Badan amil zakat, infaq, dan shadaqah), Jakarta
- 1973-1977: Ketua Dewan Fraksi PPP
- 1977-1989: Anggota Pengurus Lembaga Da'wah PBNU, Jakarta
- 1987: Ketua Umum Yayasan Syekh Nawawi Al Bantani
- 1989-1994: Katib Aam Syuriah PBNU
- 1990: Anggota MUI Pusat
- 1994-1998: Rois Syuriah PBNU
- 1996: Wakil Ketua Komisi Fatwa MUI Pusat
- 1996: Ketua Dewan Syariah Nasional (DSN)
- 1998: Ketua Dewan Syuro PKB
- 1998: Mustasyar PBNU
- 1999: Anggota Komite Ahli Pengembangan Bank Syariah Bank Indonesia
- 2001-2007: Ketua Komisi Fatwa MUI
- 2002-2007: Mustasyar PKB
- 2004-2010: Ketua Harian Dewan Syariah Nasional MUI
- 2007-2010: Ketua MUI
Ma’ruf juga dikenal sebagai pendiri Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Setelah lengsernya Presiden Soeharto pada 1998, Ma’ruf menjabat sebagai ketua tim lima yang dibentuk oleh PBNU. Tim ini kemudian melahirkan PKB.
Sedangkan kiprahnya di dunia pemerintahan dimulai saat bergabung sebagai anggota DPRD Provinsi dari Utusan Golongan pada 1971-1973 dilanjutkan menjadi Ketua Fraksi DPRD I dari Fraksi Utusan Golongan.
Ma’ruf mulai memasuki dunia politik pada 1971-1973 dengan menjadi Anggota DPRD DKI Jakarta dari Utusan Golkar. Pada 1973-1977 menjadi Anggota DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Selain itu Ma’ruf juga menjadi Ketua Fraksi DPRD I dari Fraksi PPP dan pernah bergabung di DPRD Provinsi dari PPP pada 1977-1982.
Ma’ruf juga pernah menjabat sebagai Pimpinan Komisi A dari Fraksi PPP. Kemudian pada 1999-2004 bergabung di DPR dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Selain itu juga pernah menjabat sebagai Ketua Komusi VI dari Fraksi PKB, Anggota Panitia Anggaran dari Fraksi PKB, dan Anggota Komisi II dari Fraksi PKB pada 1999.
Pada 2007, Ma’ruf diangkat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden dan menjadi Anggota Dewan Pertimbangan Presiden lagi pada 2010-2014. Setahun kemudian, pada 2015 Ma’ruf terpilih menjadi Ketua MUI Pusat.
Karena luasnya ilmu agama sekaligus politik yang dimiliki Ma’ruf, pada 2015 Ma’ruf menjabat sebagai Rais ‘Aam (Ketua Umum PBNU). Jabatan ini baru berakhir pada 2020.
Walaupun selama hidupnya tidak pernah bersekolah program doctoral, Ma’ruf mendapatkan gelar sebagai Professor Doktor yang diberikan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Magribi, Malang.
Ma’ruf diangkat sebagai professor doctor dengan status sebagai dosen tidak tetap dalam bidang Ilmu Ekonomi Syariah di UIN Malang.
Ma’ruf diberikan gelar tersebut karena pengetahuan dan pengalamannya yang sangat luas di bidang agama.
Kemudian pada Agustus 2018, Ma’ruf Amin digandeng oleh Calon Presiden Jokowi untuk menjadi wakilnya di pilpres 2019.
Penghargaan
Tokoh Penyiaran 2018 oleh KPI Moeslim Choice Award kategori Inspiration Award Mendapatkan gelar Professor Doktor dari UIN Malang
Yayasan Pondok Pesantren An Nawawi di Balaraja, Serang, Banten (pendiri)
(TribunnewsWiki.com/Yonas)
ARTIKEL POPULER
Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan dari HP Melalui Aplikasi BPJSTKU, Bisa Kapan Pun dan di Mana Pun
Cara Cek Nomor Telkomsel di HP
TONTON JUGA:
Sumber: Tribunnews.com
Local Experience
Kemegahan Masjid Raya Al Kautsar Kendari, Tempat Wapres RI KH Maruf Amin Ceramah dan Salat Tarawih
Selasa, 14 Mei 2024
Terkini Nasional
Begini Ekspresi Ma'ruf Amin saat Megawati Nyengir Sindir Jokowi yang Tak Hadir saat HUT ke-51 PDIP
Kamis, 11 Januari 2024
Terkini Nasional
Potret Pakaian Adat Presiden Jokowi Dan Wapres Ma'ruf Amin Di Upacara Hut Ke 78 Ri
Kamis, 17 Agustus 2023
LIVE UPDATE
Di Tengah Desakan Bubarkan Al Zaytun, MUI Ambil Sikap: Jangan Dibubarkan tapi Ganti Pengurusnya!
Rabu, 12 Juli 2023
Terkini Nasional
Pilot Susi Air Terancam Ditembak Mati KKB, Wapres Ma'ruf Amin Bereaksi Tegas: Jangan Bumi Hangus!
Minggu, 28 Mei 2023
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.