Senin, 12 Mei 2025

Profil

Profil Mahatma Gandhi - Aktivis Kemerdekaan India

Rabu, 22 Mei 2019 14:52 WIB
Sumber Lain

TRIBUN-VIDEO.COM – Mohandas Karamchand Gandhi atau Mahatma Gandhi memulai pendidikannya pata 1879 ketika ia masuk sekolah daerah di Rajkot.

Setahun kemudian, ia berhasil masuk ke Kathiawar High School yang juga berada di Rajkot. Secara kemampuan akademis, Gandhi bisa dibilang tidak terlalu menonjol.

Kebanyakan nilai akademisnya biasa saja, bahkan beberapa mata pelajarannya bisa dikatakan di bawah rata-rata. Hal ini ditulisnya sendiri dalam otobiografinya yang berjudul “All Men are Brothers” (1).

Kendati demikian, dia memiliki kepribadian yang menarik. Sebagai seorang anak remaja yang lahir dari keluarga dengan tradisi agama yang kuat, Gandhi tumbuh menjunjung tinggi banyak nulai keluguran dari agama Hindu.

Tapi untuk beberapa hal, Gandhi menentang nilai-nilai dalam agamanya aitu yang menurutnya konservatif seperti sistem kasta Hindu India yang mengklasifikasikan derajat manusia.

Dalam usia remaja, Gandhi sudah bisa menalar konsep moral dalam dirinya sendiri. Ia mendobrak nilai-nilai kolot yang menurutnya tidak mengacu pada dharma, menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama, serta bersahabat dengan penganut agama lain seperti Islam dan Sikh.

Gandhi menikah di usianya yang masih sangat belia, yakni 13 tahun. Ia dinikahkan dengan seorang gadis bernama Kasturbai Makhanji yang usianya setahun lebih tua darinya.

Tidak berselang lama setelah pernikahannya pada 1883, Gandhi kemudian melanjutkan pendidikannya ke Samaldas College di Bhavnagar, Gujarat.

Namun kuliahnya di Samaldas tidak sampai selesai. Gandhi kemudian pindah ke University College London mengambil jurusan Hukum pada 1888. Ia menyelesaikan kuliahnya di London dalam waktu 3 tahun.

Pada 1891, Gandhi pulang ke India. Sesampainya di India, ia baru tahu kalau sang ibu telah meninggal beberapa minggu sebelumnya (2).

Riwayat Karier

- Pengacara di Dada Abdullah & Co.

- Anggota Kongres Nasional India

Setelah pulang dari London, Gandhi mulai menapaki kariernya sebagai pengacara di tanah kelahirannya.

Dalam seidang kasus pertama yang ia tangani, Gandhi merasa gugup dan letih ketika tiba saatnya ia harus memeriksa seorang saksi.

Dia kemudian meninggalkan ruang siding setelah mengembalikan uang kliennya yang telah dibayarkan kepadanya (2).

Karena sulit mencari pekerjaan di India, Gandhi kemudian berlayar ke Afrika Selatan di negara bagian Natal. Ia memperoleh kontrak satu tahun terkait layanan hukum di sana.

Awal-awal di Afrika Selatan, Gandhi kerap mengalami perlakuan diskriminatif terhadap dirinya. Gandhi pernah diusir dari kereta kelas I di Pietermaritzburg ketika ia hendak ke Pretoria. Namun ia menolak untuk pergi, walhasil ia diseret dan dilempar keluar kereta di sebuah stasiun kecil.

Ia juga pernah dipukuli oleh seorang kusir kereta kuda karena ia menolak turun untuk memberikan tempatnya kepada penumpang berkulit putih yang diprioritaskan.

Ia juga pernah dipaksa untuk melepas serbannya. Namun kedia perlakuan diskriminatif tersebut ditolak oleh Gandhi.

Hal-hal semacam itu kemudian membangkitkan semangatnya untuk berjuang demi keadilan sosial. Meski kontrak kerjanya di Dada Abdulla & Co hanya berlaku satu tahun, namun ia memutuskan untuk tinggal di Afrika Selatan dalam waktu yang lama (3).

Di Afrika Selatan, Gandhi mengajari orang-orang India di sana bagaimana menerapkan Ahimsa untuk mengatasi berbagai ketidakadilan yang mereka alami.

Ahimsa ini dikenal sebagai metode perlawanan pasif atau anti-bekerjasama dengan mereka yang melakukan ketidakadilan.

Gandhi meyakini bahwa dengan menolak bekerjasama, maka si oknum akhirnya akan menyadari kesalahannya dan kemudian menghentikan sikapnya itu (4).

Ia tinggal di Afrika Selatan selama 21 tahun. Di sanalah ia belajar bagaimana melawan bentuk-bentuk imperialisme Eropa serta membebaskan warga kulit berwarna dari bentuk diskriminasi dan kolonisasi.

Gandhi mulai membangun basis kekuatan massa, hingga pada 1894 ia berhasil menginisiasi diselenggarakannya Natal Indian Congress. Tujuan kongres ini adalah untuk menyatukan suara politik dan memupuk rasa persatuan antar warga keturunan India.

Namun hal ini membuatnya diserang oleh para demonstran berkulit putih pada 1897. Meski kerap mendapat kekerasan, namun Gandhi tak pernah membalasnya dengan kekerasan pula.

Gandhi kemudian kembali ke India pada 1915. Ia mulai bergabung dalam perjuangan merebut kemerdekaan India dari Inggris.
Di India, Gandhi terus mengajarkan konsep perlawnan tanpa kekerasannya, yaitu setyagraha dan ahimsa. Dia mendirikan ashram, semacam pesantren hingga anggotanya lebih dari 250 orang.

Pada 1917, datang seorang petani dari daerah pelosok meminta bantuan hukum kepada Gandhi untuk melawan tuan tanah Inggris yang memungut biaya sewa tanah secara tidak adil (1).

Akhirnya Gandhi berjuang membela hak-hak para petani di daerah Champaran selama 2 tahun.

Ia melakukan negosiasi dengan pemerintah Inggris sekaligus membantu penduduk mengelola kemandirian pangan. Namun karena perjuangan ini membuatnya akhirnya ditangkap oleh polisi Inggris.

Kabar penangkapan Gandhi meluas dengan sangat cepat. Ribuan petani kemudian berkumpul di luar gedung pengadilan, menuntut pembebasan Gandhi. Hakim dan jaksa yang ketakutan dengan ribuan massa itu akhirnya membebaskan Gandhi tanpa syarat.

Perjuangannya membela para petani terus berlanjut, hingga hukum agrarian berhasil direformasi demi melindungi buruh tani yang tertindas.

Meski begitu, pemerintah Inggris tetap membatasi hak-hak sipil, mengekang kebebasan pers, berbicara, dan breserikat pada rakyat India di berbagai daerah.

Gandhi kemudian mulai berdiskusi dengan tokoh kemerdekaan India lainnya seperti Jawaharlal Nehru, Ali Jinnah, dan sebagainya. Dari diskusi itu disepakatilah prinsip dasar perjuangan kemerdekaan India, diantaranya:

1. Prinsip perlawanan tanpa menggunakan kekerasan;

2. Bersikap non-kooperatif, menolak kerja sama dan mengabaikan seluruh imbauan serta instruksi apapun dari pemerintah Inggris;

3. Memboikot produk-produk monopoli dagang Inggris serta pemogokan kerja secara serentak; serta

4. Membangun kemandirian ekonomi bagi setiap kelompok masyarakat secara serentak tanpa bergantung pada produk perusahaan Inggris.

Gandhi memiliki pendapat, bahwa Inggris di India adalah tamu yang berjumlah 100 ribu orang. Mereka tidak akan mampu mengendalikan tuan rumah yang berjumlah 3,5 juta orang jika sang tuan rumah menolak untuk bekerja sama.

Karena prinsip itu, seluruh rakyat India secara serentak melakukan hari doa bersama dan berpuasa nasional. Tidak ada orang India yang berangkat ke pabrik, jalur transportasi lumpuh total, jutaan orang berpawai di jalan, jutaan yang lain berdoa dan berpuasa di rumah. Akibatnya pemerintah Inggris benar-benar menjadi panik dibuatnya (1).

Imbasnya Inggris menangkap para pemimpin pergerakan, termasuk Gandhi. Tidak sampai di situ, pada 13 April 1919 Inggris melakukan pembantaian massal terhadap 1.500 penduduk sipil India yang tengah melakukan aksi damai di sebuah lapangan Kota Amritsar.

Perlakuan Inggris tak pelak mendapat kecaman dari seluruh dunia.

Pada 1920, Gandhi kemudian bergabung dengan Kongres nasional India dan mengambil alih kepemimpinan kongres tersebut.
Dalam kongres tersebut, Gandhi kembali menyerukan gerakan setyagraha, ia menyerukan supaya rakyat India memboikot barang-barang produksi Inggris.

Namun hal itu tidak semudah yang dibayangkan. Aksi kekerasan bahkan pembunuuhan masih kerap terjadi. Hingga akhirnya Gandhi mengangkat sumpah untuk berpuasa hingga mati selama masih ada kekerasan di antara gerakan kemerdekaan India.

Masyarakat India yang sangat menghormati Gandhi akhirnya menghentikan pendekatan kekerasan dan kembali pada jalan perlawanan tanpa kekerasan pada 1922.

Berhasil meredam pemberontakan rakyat India, Gandhi justru ditangkap kembali oleh Inggris karena dituduh telah melakukan penghasutan. Ia divonis 6 tahun penjara. Meski di dalam penjara, pengaruhnya tidak bisa hilang.

Hingga pada 5 Februari 1924 ia dibebaskan karena masalah kesehatan.

Setelah dibebaskan, Gandhi aktif menyiapkan kemerdekaan India. Gandhi melakukan beberapa bentuk kampanye internal dalam rangka memperjuangkan kemerdekaan India tersebut, diantaranya adalah:

1. Persatuan umat Hindu dan Muslim di India dan himbauan untuk melakukan rekonsiliasai atas konflik antar agama yang kerap terjadi di berbagai daerah.

2. Penghapusan diskriminasi terhadap kasta rendah (paria dan sudra) atau lebih dikenal dengan sebutan dalit yang saat itu dianggap oleh masyarakat India sebagai golongan orang ‘najis’.

3. Pemberdayaan perempuan sebagai golongan yang harus disejajarkan dengan laki-laki untuk mendapatkan kesempatan dan perlakuan yang sama.

Pada 12 Maret 1930, Gandhi bersama 79 orng pengikutnya melakukan perjalanan menuju Kota Dandi di pesisir Laut Arab. Ia memprotes Undang-undang Garang Inggris yang melanggar orang India mengumpulkan atau menjual garam. Pajak berat diberlakukan, membuat Gandhi kembali melakukan gerakan setyagraha.

Sepanjang perjalanan sejauh 387 kilometer, ternyata makin banyak rakyat India yang mengikutinya.

Gerakan itu membuat 60.000 orang India dipenjara, termasuk Gandhi yang dipenjara pada Mei 1930. Mahalah Timer saat itu menyebutnya sebagai “Man of The Year”.

Dua bulan pasca dibebaskan pada Januari 1931, Gandhi bersepakat untuk mengakhiri gerakan setyagraha asal ribuan rakyat India yang dipenjara segera dibebaskan (3).

Pada Agustus 1931, Gandhi menghadiri konferensi Meja Bundar di Londong mengenai regormasi konstitusional India. Namun konferensi itu tidak membuahan hasil.

Pulang ke India, Gandhi kembali dijebloskan ke penjara pada Januari 1932.

Setelah dibebaskan, ia kemudian keluar dari Kongres Nasional India pada 1934 dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepada anak didiknya, Jawaharlal Nehru.

Gandhi kemudian fokus pada masalah pendidikan, kemiskinan, dan masalah-masalah lain di pedesaan India.

Saat Perang Dunia II pecah pada 1939, Gandhi melakukan gerakan Quit India yang menuntut penarikan Inggris secara teratur.

Gerakan ini menjadi gerakan paling kuat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan India dan diyakini telah memainkan peran utama dalam mengamankan kemerdekaan India pada 15 Agustus 1947.

Kekerasan antara dua kelompok agama, yaitu Hindu dan Islam berkobar, bahkan sebelum kemerdekaan India.

Gandhi kemudian melakukan tur ke daerah-daerah untuk menyerukan perdamaian dan berpuasa dalam upaya mengakhiri pertumpahan darah. Gandhi menginginkan supaya seluruh negara India bersatu, namun Liga Muslim menolak.

Setelah melakukan negosiasi alot, Inggris memutuskan membagi India menjadi dua wilayah, yaitu India dan Pakistan.

Pada 30 Januari 1948, diusianya yang ke 78, kondisi fisiknya semakin lemah. Ketika dalam perjalanan dari rumahnya di Birla House, New Dehli menuju acara pertemuan doa bersama cucu perempuannya, seorang ekstremis menghadangnya.

Pria itu bernama Nathuram Godse yang kesal dengan keputusan politik Gandhi. Ia berlutut di hadapan Gandhi dan mengeluarkan senjata api.

Dalam jarak yang sangat dekat, Godse menembak Gandhi sebanyak tiga kali yang mebuat Gandhi menhembuskan napas terakhirnya.

Godse dan rekan kosnpiratornya, Narayan Apye kemudian diadili dan dihikum mati pada 15 November 1949.

Sedangkan jenazah Gandhi dikremasi di Rajghat, Delhi, seperti tradisi dalam Agama Hindu. Abunya ditebar di berbagai tempat seperti Sangam at Allahabad, Sungai Ni di Uganda, taman pemakaman memorial, Istana Aga Khan, dan Self-Realization Fellowship Lake Shrine di Los Angeles.

Atas jasanya, Gandhi benyak memperoleh penghargaan. Namanya juga sempat 5 kali meraih nominasi nobel. Salah satu penghargaan tersebut adalah diberikannya nama Mahatma, yang berarti berjiwa besar.

(TribunnewsWIKI/Widi)

ARTIKEL POPULER

Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan dari HP Melalui Aplikasi BPJSTKU, Bisa Kapan Pun dan di Mana Pun

Cara Cek Nomor Telkomsel di HP

Cara Cek Nomor Indosat di HP

TONTON JUGA:

Editor: Sigit Ariyanto
Sumber: Sumber Lain

Tags
   #Profil   #Mahatma Gandhi

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved