Profil
Profil Boediono - Tokoh Intelektual Ekonomi dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2009-2014
TRIBUN-VIDEO.COM - Boediono memulai pendidikannya di SD Muhammadiyah di Blitar, Jawa Timur.
Seperti kebanyakan siswa SD pada tahun 1950-an, Boediono pergi ke sekolah tanpa mengenakan sepatu maupun sandal.
Tamat dari SD, Boediono kemudian melanjutkan ke SMP Negeri 1 Blitar, setelah lulus ia melanjutkan ke SMA Negeri 1 Blitar.
Lulus dari SMA Negeri 1 Blitar, Boediono kemudian melanjutkan kuliah ke Fakultas Ekonomi UGM. Namun kuliahnya di UGM tidak sampai selesai, ia kemudian mendapat beasiswa untuk kuliah University of Western dan mendapat gelar Bachelor of Economic atau Sarjana Ekonomi pada tahun 1967.
Boediono melanjutkan pendidikan S2 di Monash University, Melbourne, Australia dan berhasil meraih gelar master di bidang ekonomi pada 1972.
Tak puas dengan gelar masternya, Boediono kembali melanjutkan kuliah. Kali ini ia memilih Wharton School University of Pennsylvania, Amerika Serikat. Gelar doktor berhasil ia raih pada tahun 1979.
Atas karya dan publikasi Boediono, pada tahun 2006, UGM menganugerahinya gelar professor.
Riwayat Karier
- Dosen Fakultas Ekonomi UGM (1973 – sekarang)
- Internal Auditor Bank of America cabang Jakarta (1969 – 1970)
- Staf Ahli Dewan Moneter (1974)
- Deputi Ketua Bidang Fiskal dan Moneter Bappenas (1988 – 1993)
- Direktur Gubernur Bank Indonesia (1993 – 1998)
- Presiden Komisaris PT Bank PDFCI (1994 – 1998)
- Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (1998 – 1999)
- Menteri Keuangan Kabinet Gotong Royong (2001 – 2004)
- Penasihat Komisaris PT Pertamina (2003)
- Menko Perekonomian Kabinet Indonesia Bersatu (2005 – 2008)
- Gubernur Bank Indonesia (2008 – 2009)
- Wakil Presiden Republik Indonesia (2009 – 2014)
Karier Boediono di bidang Ekonomi bisa dibilang cemerlang. Padahal ketika memilih fakultas ekonomi, Boediono hanya ikut-ikutan temannya saja.
Di awal masa kuliahnya, ia juga tidak terlalu mencintai jurusannya itu. Namun seiring berjalannya waktu, ia mulai menyukai dan serius mendalami pelajaran-pelajaran yang diajarkan dosennya.
Ia dikenal sebagai seorang pekerja keras ketika masih duduk di bangku kuliah.
Sebenarnya orang tuanya tergolong orangtua yang mampu. Namun karena tak ingin membebani orangtuanya, saat kuliah di Australia Boediono juga bekerja menjadi kuli angkut gandum dan mengumpulkan uangnya untuk membelu kamera dan mobil (1).
Sedangkan uang beasiswa yang didapatnya sebagian ditabung untuk membeli buku dan keperluan kuliah lainnya.
Dengan mobil yang berhasil dibelinya, Boediono menggunakannya untuk keliling di Australia Barat. Dari perjalanan itu, ia jadi lebih mengenal alam dan kebudayaan di wilayah itu.
Tamat dari Universitas Western, Boediono kemudian melanjutkan kuliah S2 di Monash University, Melbourne. Baru setelah berhasil meraih gelar masternya, Boediono pulang ke Indonesia dan menjadi dosen di UGM pada 1973.
Sebelumnya, Boediono juga sempat diangkat menjadi Internal Auditor Bank of America cabang Jakarta pada 1969 sampai 1970.
Boediono kembali terbang ke luar negeri untuk melanjutkan kuliahnya di Warthon School, Amerika Serikat mengambil gelar doktoral.
Sepulang dari Warthon pada 1979 dengan gelar doktornya, Boediono melanjutkan kariernya sebagai dosen di Fakultas Ekonomi UGM.
Tidak hanya berkutat di dunia pendidikan, pada 1988 Boediono diangkat menjadi Deputi Ketua Bisang Fiskal dan Moneter di Bappenas, ia menjabat dari tahun 1988 sampai 1993.
Karena kinerjanya yang dinilai bagus, pada 1993 ia kemudian diangkat menjadi Direktur Gubernur Bank Indonesia sampai tahun 1998 (2).
Tidak hanya itu, pada tahun 1994 sampai 1998, ia juga diangkat sebagai Presiden Komisaris PT Bank PDFCI.
Pada masa Presiden B. J. Habibie, Boediono diamanahi sebagai Menteri Keuangan pada 1998.
Namun ia tidak lama mengemban jabatan itu, karena setahun kemudian, ketika Abdurrahman Wahid menggantikan B. J. Habibie sebagai presiden, posisi Boediono digantikan oleh Kwik Kian Gie.
Meski demikian, saat kursi kepresidenan diduduki Megawati Soekarnoputri, amanah sebagai menteri keuangan kembali diamanahkan kepada Boediono.
Boediono menjadi menteri keuangan dalam Kabinet Gotong Royong sejak 2001 sampai 2004.
Kinerjanya sebagai menteri keuangan mendapat apresiasi dari banyak pihak.
Bersama Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, menko perekonomian saat itu, keduanya dijuluki sebagai The Dream Team oleh BusinessWeek.
Keduanya dinilai telah berhasil melepaskan Indonesia dari ketergantungan pada bantuan Dana Moneter Internasional sekaligus mengakhiri kerjasama yang selama ini menjadi beban besar negara.
Keduanya juga yang disebut-sebut menjadi tokoh utama atas stabilnya kembali perekonomian Indonesia sejak krisis moneter pada 1998. Mereka berhasil menstabilkan nilai kurs rupiah ke angka Rp 9.000 per dollar AS.
Di tengah kesibukannya sebagai akademisi, tahun 2005 ia kembali diangkat di jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu. Oleh SBY, ia diangkat menjadi Menteri Koordinator Perekonomian menggantikan Aburizal Bakrie.
Kariernya di bidang ekonomi terus meningkat. Selain menjadi Menko Perekonomian, pada tahun 2008, Boediono diangkat sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Diangkatnya Boediono sebagai Gubernur Bank Indonesia mendapat dukungan hampir dari seluruh elemen, mulai dari Presiden BI sebelumnya, Burhanuddin Abdullah, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, KADIN, serta seluruh fraksi di DPR kecuali fraksi PDI Perjuangan.
Namun kiprahnya sebagai Gubernur BI tidak bertahan lama, setahun kemudian, SBY meminangnya untuk menjadi calon wakil presiden mendampingi SBY dalam pilpres 2009.
Dalam pemilu tersebut, Pasangan SBY-Boediono menang mutlak dari dua pasangan lain, Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla – Wiranto. SBY-Boediono menang di putaran pertama dengan raihan suara sebesar 60,80%. Boediono pun dilantik sebagai presiden ke-11 Indonesia saat itu.
Namun di balik prestasinya yang cemerlang, nama Boediono kerap disebut-sebut dalam kasus BLBI. Alasannya, saat itu ia menjabat sebagai Menteri Keuangan di bawah Kabinet Gotong Royong, sehingga ia seharusnya memahami betul tata cara penyelesaian utang bagi para obligor BLBI (3).
Namun hingga sekarang, tuduhan tersebut tidak pernah berhasil dibuktikan. Dari sederet persidangan yang telah dilakukan, status Boediono hanya berhenti sebagai saksi.
Setelah lengser sebagai wakil presiden, saat ini Boediono kembali menyibukkan diri lagi sebagai pengajar.
Menurutnya, mengajar adalah panggilan hatinya sejak dulu. Selain itu, pada dasarnya ia memang orang yang sangat menyenangi Pendidikan (4).
Buku dan Publikasi
- Ekonomi Indonesia Mau ke Mana?: Kumpulan Esai Ekonomi (2009)
- Stabilization in A Period of Transition: Indonesia 2001-2004 dalam The Australian Government-The Treasury, Macroeconomic Policy and Structural Change in East Asia: Conference Proceedings, Sydney (2005)
- 'Managing The Indonesian Economy: Some Lessons From The Past?', Bulletin of Indonesia Economic Studies, 41(3):309-324, Desember 2005.
- 'Professor Mubyarto, 1938-2005'. Bulletin of Indonesian Economic Studies, 41(2):159-162, Agustus 2005.
- 'Kebijakan Fiskal: Sekarang dan Selanjutnya?', dalam Subiyantoro dan S. Riphat (Eds.). 2004. Kebijakan Fiskal: Pemikiran, Konsep dan Implementasi. Penerbit Buku Kompas, 43-55 pp.
- The International Monetary Fund Support Program in Indonesia: Comparing Implementation Under Three Presidents dalam Bulletin of Indonesia Economic Studies, 38(3): 385-392, Desember 2002.
- Indonesia menghadapi ekonomi global (2001)
- 'Strategi Industrialisasi: Adakah Titik Temu ?' dalam Prisma, Tahun XV, No.1. (1986)
- Ekonomi Pancasila (bersama Ace Partadiredja, 1981)
Penghargaan
- Bintang Mahaputra Adipradana
- Distinguished International Alumnus Award dari Universitas Western
(TribunnewsWiki/Widi)
ARTIKEL POPULER
Cara Cek Saldo BPJS Ketenagakerjaan dari HP Melalui Aplikasi BPJSTKU, Bisa Kapan Pun dan di Mana Pun
Cara Cek Nomor Telkomsel di HP
TONTON JUGA:
Sumber: Sumber Lain
tribunnews update
Hakim Djuyamto Tersangka Suap Tinggali Apartemen Elit, Fasilitas Lift Pribadi hingga Kolam Renang
Rabu, 16 April 2025
Selebritis
Inilah Profil Habib Usman Bin Yahya, Sosok Pemuka Agama yang Membimbing Ruben Onsu menjadi Mualaf
Sabtu, 5 April 2025
TRIBUNNEWS UPDATE
Meninggalnya Umar Wirahadikusumah 21 Maret 2003, Wapres Pertama yang Berasal dari Unsur Militer
Jumat, 21 Maret 2025
Viral
TERKUAK! Ini Sosok Suami Bu Guru Salsa, Menikah usai Buat Klarifikasi Video Syur Disebar Eks Mantan
Senin, 3 Maret 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.