Selasa, 13 Mei 2025

Terkini Nasional

Kisah Sedih Jurnalis TVRI, Dirumahkan setelah 7 Tahun Mengabdi, Kini Siap Terima Kerja Apapun

Rabu, 12 Februari 2025 20:53 WIB
Tribunnews Bogor

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru.

TRIBUN-VIDEO.COM - Curahan hati sederet jurnalis dan pegawai honorer di TVRI belakangan viral lantaran menyentuh hati khalayak media sosial.

Betapa tidak, para pegawai honorer di media milik pemerintah itu menceritakan nasibnya yang kini terpaksa dirumahkan lantaran kebijakan efisiensi anggaran kabinet Presiden Prabowo Subianto.

Bukan cuma dirumahkan, ada juga karyawan honorer di TVRI daerah yang gajinya berkurang drastis imbas dari efisiensi anggaran tersebut.

Hal tersebut tentu berdampak besar pada kehidupan para pegawai honorer TVRI yang sudah bekerja selama bertahun-tahun.

Sosok jurnalis TVRI pertama yang paling disorot adalah Yusuf Adhitya Putratama.

Kontributor TVRI Yogyakarta yang karib disapa Adhit itu viral se-Indonesia setelah merekam momen terakhirnya bekerja di TVRI.

Diungkap Adhit, ia dan sebagian karyawan di TVRI terpaksa dirumahkan.

Sambil memeluk istrinya yang menangis, Adhit pun berpamitan untuk berangkat ke kantor TVRI.

"Rezeki enggak mungkin datang dari satu arah. Rezeki datang dari banyak arah yang tidak kita duga. Disyukuri. Pasti ada keindahan. Tenang aja kamu," ujar Adhit dalam video viralnya di TikTok akun @adhityaputratama.

Usut punya usut, Adhit telah bekerja di TVRI sejak 2018 lalu.

Tujuh tahun menyajikan berita sebagai kontributor TVRI Yogyakarta, Adhit pasrah saat membaca undangan dari kantor terkait kebijakan baru pemerintah.

Yakni adanya instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2025 tentang efisiensi belanja dalam pelaksanaan APBN dan APBD tahun anggaran 2025.

Membaca pesan dari kantor tersebut, Adhit syok.

"Saat itu hati saya 'mak deg, ada apa ini'. Apalagi terkait efisiensi, sebagai pekerja paling bawah saya langsung berpikir apakah saya akan diberhentikan? Semuanya kontributor dirumahkan, tidak tahu sampai kapan, pasrah saja," ungkap Adhit dikutip dari Kompas.com.

Resmi dirumahkan, Adhit pun memutar otaknya guna mencari cara menafkahi istri dan anaknya.

Beruntung, Adhit telah membuka usaha warung pecel di rumahnya di Purwosari, Baleharjo, Gunungkidul sejak setahun lalu.

Bersama sang istri, Widi, Adhit pun mengembangkan usaha kuliner pecel tersebut.

Tak cuma berjualan pecel, Adhit juga kini aktif membuat konten di media sosialnya.

Bak menjelma jadi TikTokers, Adhit yang kini punya 374 ribu pengikut di TikTok pun rajin membuat konten terutama bertemakan kuliner.

Selain itu, Adhit juga mengaku siap bekerja apa saja setelah tak lagi bisa menjadi jurnalis TVRI.

"Kerja apa aja disyukuri. Sekarang nyupir Hi Ace dulu, siapa tahu besok nyupir helikopter. Ayo nyarter," kata Adhit dalam kontennya di TikTok.

Gajinya dipotong

Setali tiga uang dengan Adhit, jurnalis TVRI di Bengkulu bernama Abdi Wijaya Pranata juga ikut kena imbas efisiensi anggaran.

Namun nasib pria yang karib disapa Aab itu sedikit lebih beruntung dari Adhit.

Aab tak sepenuhnya dirumahkan, namun gajinya dipotong banyak.

Biasanya, Aab dibayar Rp3 juta perbulan. Namun gara-gara efisiensi anggaran, Aab hanya diupah Rp400 ribu perbulan.

"Kebijakan baru honor berita jadi Rp25 ribu. Seminggu empat berita. Itu pengumuman baru sore kemarin saya terima," ujar Aab dikutip dari Kompas.com.

Tiga tahun bekerja menjadi kontributor TVRI, Aab pilu saat tahu gajinya dipotong drastis.

Betapa tidak, Aab selama ini harus membiayai adiknya yang masih kuliah semester akhir.

Adik Aab saat ini tengah menempuh pendidikan sarjana di Universitas Bengkulu.

Selama ini Aab selalu memberikan seluruh honornya untuk biaya kuliah sang adik.

"Adik saya semester VII sudah skripsi, saya kuliahkan dia dari hasil kerja di TVRI. Namun kalau terkena efisiensi, saya tidak tahu bagaimana nasib kuliah adik saya. Dengan imbas efisiensi, semua seperti berantakan. Kuliah adik saya terancam," pungkas Aab.

Lantaran hal tersebut, Aab terpaksa kembali bekerja membantu orang tua angkatnya.

"Sebelum di TVRI, saya masih bergantung pada orang tua angkat. Di TVRI saya bisa mandiri. Namun imbas efisiensi sepertinya saya kembali bergantung pada orang tua angkat, bantu di bengkel dan buat papan bunga," ujar Aab.

Selanjutnya, curhatan pegawai TVRI yang ikut kena imbas efisiensi anggaran juga diungkap di akun Twitter @partaisocmed.

Dalam chat melalui akun tersebut, netizen yang mengaku sebagai pegawai TVRI itu mengurai perasaannya setelah terkena imbas efisiensi anggaran.

Kini ia resmi dirumahkan alias kehilangan pekerjaan.

"Akibat dari pemangkasan anggaran tersebut juga berimbas kepada tenaga honorer yang beberapa K/L salah satunya adanya TVRI. Saya salah satu kontributor berita di stasiun TVRI daerah juga terkena imbasnya. Saat ini kami dirumahkan karena tidak ada anggaran untuk pembayaran berita yang kami kirimkan seperti biasanya. Kami kehilangan pekerjaan," tulis salah seorang netizen mengaku sebagai jurnalis TVRI.

Lebih lanjut, ia pun mengurai sindiran terkait dengan program makan bergizi gratis yang diciptakan pemerintahan Prabowo-Gibran.

Menurutnya, program tersebut mengorbankan nasib ribuan pegawai TVRI yang terpaksa dirumahkan alias tidak lagi punya gaji.

"Program makan bergizi gratis nyatanya membuat ribuat orang juga kehilangan pekerjaannya. Seluruh kontributor TVRI, LKBN, Antara dan RRI saat ini dibekukan dan kehilangan pekerjaan. Anak-anaknya makan gratis tapi orang tuanya gak makan," sambungnya.

Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Curhat Pilu 3 Jurnalis TVRI Kena Imbas Efisiensi Anggaran: Anak Makan Gratis Tapi Ortunya Gak Makan

Editor Video : Latif Ghufron 
Uploader : Sigit

#beritaviral #videoviral #jurnalis #wartawan #tvri 

Editor: Sigit Ariyanto
Video Production: Latif Ghufron Aula
Sumber: Tribunnews Bogor

Tags
   #TVRI   #jurnalis   #pegawai honorer

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved