Minggu, 11 Mei 2025

Local Experience

Kisah Para Srikandi Bangkalan Lestarikan Budaya Batik Tulis Gentongan dari Invasi Batik Printing

Rabu, 1 Januari 2025 11:19 WIB
TribunMadura.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - “Kalau tidak ada yang melestarikan, siapa lagi yang akan melestarikan."

Itulah kalimat pembuka yang terucap dari sosok Ny Supik Amin (63), Srikandi Bangkalan, perajin Batik Tulis Gentongan saat ditemui di Galeri Batik Tresna Art miliknya di Jalan KH Moh Kholil XII/29 Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan, Sabtu (9/11/2024).

Supik Amin sudah kenyang makan asam garam Batik Tulis Gentongan.

Lebih dari separuh usianya kini, digunakan untuk melestarikan budaya Madura tersebut.

Namun seiring perkembangan era industrialisasi dan globalisasi, teknik otomatisasi cetak kain tekstil bermotif batik atau yang dikenal dengan batik printing, mulai menimbulkan kekhawatiran.

Khususnya di kalangan kaum perempuan perajin batik tulis, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) batik, para pehobi atau kolektor Batik Tulis Gentongan, hingga para pemangku kebijakan di Pemkab Bangkalan.

Secara temurun, Batik Tulis Gentongan menjadi salah satu masterpiece atau karya agung jemari kaum perempuan Kecamatan Tanjung Bumi, Kabupaten Bangkalan. 

Proses produksi satu helai Batik Tulis Gentonga bisa memakan waktu hingga berbulan-bulan bahkan 2 tahun, karena proses pembuatannya memang merupakan heritage yang tidak bisa sembarangan dalam menyelesaikannya.

Tidak salah kemudian, Batik Tulis Gentongan menjelma sebagai karya yang berkualitas halus, memuat filosofi mendalam dalam setiap gores motifnya, dan menjadi simbol identitas secara temurun masyarakat Kabupaten Bangkalan, khususnya kaum perempuan Kecamatan Tanjung Bumi. 

“Kalau tidak ada yang melestarikan, siapa lagi yang akan melestarikan. Terutama dengan adanya perkembangan zaman yang melahirkan batik semi tulis, lebih-lebih batik cap atau printing yang sebenarnya bukan batik,” ungkap Ny Supik Amin (63), pemilik Galeri Batik Tresna Art di Jalan KH Moh Kholil XII/29 Kelurahan Demangan, Kota Bangkalan, Sabtu (9/11/2024).

Berawal karena rasa cinta, Ny Supik Amin mulai dikenal sebagai seorang perempuan yang mempunyai kepedulian tinggi terhadap eksistensi Batik Tulis Gentongan di tahun 1989.

Meski kala itu usianya masih 28 tahun, namun ia sudah dipercaya oleh para perajin batik tulis untuk menerima pesanan Batik Tulis Gentongan dari berbagai daerah di tanah air. 

Dari situlah, Ny Supik Amin secara perlahan mendirikan Tresna Art hingga resmi berizin di tahun 2005.

Tresna Art bukan semata sebuah galeri batik yang concern terhadap eksistensi Batik Tulis Gentongan, namun juga melakukan pemberdayaan terhadap para perajin Batik Tulis Gentongan dari Kecamatan Tanjung Bumi hingga edukasi membatik kepada para pelajar.

Setiap Hari Sabtu dan Minggu, ia selalu menghadirkan dua orang perempuan perajin batik tulis dari Desa Paseseh, Kecamatan Tanjung Bumi di galerinya untuk memproduksi Batik Tulis Gentongan.

Hal itu dilakukan sebagai upaya mengenalkan setiap detail proses produksi Batik Tulis Gentongan kepada para pengunjung galeri.

Ny Supik Amin menjelaskan, motivasi membuka Galeri Tresna Art memang berawal dari rasa cinta terhadap kebudayaan Madura.

Terutama berkaitan dengan kebudayaan Batik Tulis Gentongan, sebagai simbol dan warisan masterpiece para srikandi-srikandi Kabupaten Bangkalan. 

“Selain mencari keuntungan, tujuan utama ingin melestarikan batik tulis Bangkalan. Terutama Batik Tulis Gentongan. Karena adanya batik printing pada akhirnya akan membuat batik tulis akan punah, para perajin saya akan bekerja apa kalau tidak ada yang melestarikan,” tutur Ny Supik Amin.

Gentongan merupakan proses pewarnaan dari bahan alami yang dilakukan dengan cara merendam kain ke sebuah gentong berukuran besar.

Pembuatan sehelai kain Batik Gentongan bisa memakan waktu hingga enam bulan atau bahkan satu tahun hingga dua tahun.

Hal itu dikarenakan, satu proses pewarnaan pada satu motif batik bisa memakan waktu rendam selama satu bulan.

Sehingga Batik Tulis Gentongan tidak bisa diproduksi secara masif dan singkat, seperti hal batik printing.(*)

#Wisata #TempatWisata #RekomendasiWisata #Berwisata #Sosok #UMKM #LocalExperience #Lokal #LokalBangga #cenderaloka #matalokalumkm #matalokaltravel #umkm #kuliner #traveller #wisata #traveling #Adat #Suku #AdatIstiadat #Budaya #Indonesia #Nusantara #TribunTravel #TribunUMKM #Cenderaloka #LokalAsri #Gentongan #Lestarikan #Batik #Bangkalan #batikgentongan

Program: Cenderaloka Local Experience
Video Production: Damara Abella Sakti

Editor: Sigit Ariyanto
Video Production: Damara Abella Sakti
Sumber: TribunMadura.com

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved