Local Experience
Cerita Pemilik Bakso Mas Joko Anti-Korupsi Ciputat, Dapat Berkah dari Wabah Corona
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
TRIBUN-VIDEO.COM - Pandemi covid-19 sempat meresahkan Indonesia hingga memberikan dampak untuk banyak orang. Tapi ada juga yang kedapatan berkahnya, sebagaimana diungkapkan oleh Ethos Naendro, anak dari pemilik "Bakso Mas Joko Anti Korupsi".
Ethos Naendro mengatakan jika pada saat pandemi ia dan ayahnya, Joko Santoso memutuskan untuk membuat usaha makanan beku yaitu bakso Frozen.
"Saya anak dari pemilik Bakso Mas Joko Anti Korupsi, kita jual ada bakso frozen, sama bakso warungnya juga, terus bisnis ini kita mulai dari 2021," kata Ethos Naendro kepada TribunTangerang.com di kedai "Bakso Mas Joko Anti Korupsi" di Ciputat, Tangerang Selatan, Sabtu (10/8/2024).
Pasca berani melangkah membuka usaha saat pandemi covid, lelaki berusia 35 tahun itu ternyata mendapatkan hasil yang positif.
Usaha bakso frozennya laris setiap harinya. Dalam sehari ia bahkan mampu menjual sebanyak 40 bungkus.
Karena laris, Ethos akhirnya berani membuka kedai bakso agar pembeli bisa menyantap baksonya secara langsung di tempat.
"Jadi awalnya covid kita bikin bakso frozen, kita jual, kita pertahankan sampai sekarang, kita buka warung, karena peminatnya lumayan oke," ujar Ethos.
Saat penjualannya semakin banyak, Ethos akhirnya memutuskan untuk pindah ke lokasi yang lebih luas.
Ethos memilih untuk membuka kedai bakso di Ruko Ciputat Center nomor 75, Tangerang Selatan, Banten sejak tahun 2022.
Kedai bakso ini makin menarik karena memiliki nama yang menjadi perhatian. Karena ada embel-embel "Korupsi" di dalamnya.
Lantas, apa sebenarnya arti "Bakso Mas Joko Anti Korupsi". Ethos menjelaskan apa alasannya menggunakan nama tersebut.
"Awal pikirannya kita bikin bakso yang terjangkau, semua juga aman, karena makanan bakso semua orang suka, dari kalangan atas dan bawah, tetapi ada orang yang mikir bakso tidak bersih bikinnya, bumbu apa, bahan baku apa, kita coba menghilangkan pikiran itu," ujar lelaki berkumis tipis itu.
Karena tak mau hal tersebut terjadi, Ethos berusaha memproduksi baksonya dengan sangat baik dan tidak korupsi, terutama soal bahan bakunya.
"Jadi bisa diartikan anti korupsi kita tidak mengkorupsi bahan baku, gak korupsi tempat produksi. Tapi bisa juga di sangkut-pautkan dengan sekalian nyebarin semangat anti korupsi lewat kuliner," kata Ethos.
Ethos tak menampik jika penjualannya kini semakin laris, terlebih lagi kedainya sudah cukup dikenal karena viral di media sosial.
Penjualannya saat ini bahkan mencapai 60 sampai 70 bungkus dalam satu harinya.
Soal menu, Ethos mengatakan jika bakso yang paling digemari di tempatnya adalah varian "Bakso Krispi".
"Bakso Krispi paling favorit, topingnya ada tahu bakso dan daging tetelan yang kami goreng, jadi empuk ketemu garing," ucapnya.
Menu tersebut digadang-gadang menjadi yang pertama diciptakan olehnya karena tak bisa dirasakan di lokasi lain.
Terlebih lagi, menu andalannya itu dibuat karena kecintaannya memakan bakso dengan toping tetelan yang garing.
"Kayanya iya baru ada di sini, sebenarnya karena sebagai pemilik suka sama yang di goreng, jadi kita coba topping Krispi ini, lalu banyak orang suka," ucap Ethos.
Tak hanya itu, ada menu lain yang bisa dirasakan yaitu "Bakso Sejahtera" yang memiliki Bakso jumbo isi rawit dengan sensasi meledak di dalam mulut.
Ada juga "Bakso Makmur" yang diperkaya daging dan tetelan serta "Bakso Adil" yang memiliki kekuatan rasa rempah asli khas Indonesia.
Soal harga tak perlu khawatir, karenaÂ
"Bakso Mas Joko Anti Korupsi" sedang membuka promo besar-besaran.
Mulai dari Rp15.000 hingga termahal Rp25.000 anda bisa merasakan kenikmatan bakso dengan ciri khas rasa yang berbeda-beda. (m30)
#Wisata #TempatWisata #RekomendasiWisata #Berwisata #Sosok #UMKM #LocalExperience #Lokal #LokalBangga #cenderaloka #matalokalumkm #matalokaltravel #umkm #kuliner #traveller #wisata #traveling #Adat #Suku #AdatIstiadat #Budaya #Indonesia #bakso #kuliner #daging #kulinerindonesia #tangerangÂ
Program: Local Experience
Video Production: Damara Abella Sakti
Video Production: Damara Abella Sakti
Sumber: Warta Kota
Local Experience
Mengenal Lebih Dekat "Lisung Ngamuk" Sukabumi, Kesenian yang Pernah Hilang dari Kerajaan Pajajaran
2 hari lalu
Local Experience
Asal Usul Semarang: Tempat Bertemunya Budaya Jawa, Tionghoa, dan Belanda
2 hari lalu
Local Experience
Cerita Mistis di Balik Nama Madiun Berasal dari Hantu Berayun-ayun, Mitos atau Fakta?
2 hari lalu
Local Experience
Sejarah Awal Boyolali: Dari Hutan Belantara Jadi Kabupaten Strategis di Jawa Tengah!
2 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.