Minggu, 11 Mei 2025

Nasional

Puan Respons Isu Cawe cawe Parcok di Pilkada 2024, Minta Dilaporkan Jika Ada Bukti

Rabu, 4 Desember 2024 13:26 WIB
Tribun Video

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Isu adanya cawe-cawe dari Partai Cokelat atau parcok dalam Pilkada 2024 direspons oleh Ketua DPP PDI Perjuangan sekaligus Ketua DPR RI Puan Maharani.

Puan pun meminta siapapun termasuk kadernya untuk melapor jika memiliki bukti mengenai keterlibatan parcok.

Ditemui di kompleks parlemen, Jakarta, Selasa (3/12), Puan menuturkan, parcok yang dianggap terlibat dalam Pilkada merupakan masalah nasional, bukan hanya PDIP saja.

Puan juga mengajak masyarakat untuk mengawasi dan tak ragu melaporkan jika memang menemukan keterlibatan aparat kepolisian dalam kontestasi demokrasi.

Adapun tudingan adanya keterlibatan aparat kepolisian dalam gelaran Pilkada Serentak 2024 pertama kali dihembuskan oleh PDIP.

Hal ini buntut kekalahan sejumlah calon kepala daerah yang diusung oleh partai banteng itu.

Baca: Video Gus Miftah Borong Jajanan di Acara Pengajian justru Panen Cacian Netizen, Terlanjur Sakit Hati

Baca: Tangis Penjual Es Pecah saat Didatangi Gus Miftah, Peluk Erat Pendakwah hingga Berkaca-kaca

Terkait dengan isu parcok, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI menjatuhkan sanksi teguran tertulis kepada anggota Fraksi PDIP Yulius Setiarto.

Sanksi ini dijatuhkan seusai MKD menggelar sidang terhadap Yulius di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Selasa (3/12).

Ketua MKD DPR Nazaruddin Dek Gam menyatakan, Yulisu terbukti melanggar kode etik.

Sebagai informasi, Yulius dilaporkan ke MKD soal unggahannya di media sosial yang menyebut ada pengerahan parcok pada Pilkada 2024.

Laporan ini dibuat oleh seseorang bernama Ali Hakim Lubis yang merupakan anggota DPRD dari Fraksi Partai Gerindra.

Menurut Wakil Ketua MKD DPR RI TB Hasanuddin, Ali melaporkan Yulius dalam kapasitasnya sebagai warga negara.

Merespons sidang etik terhadap dirinya, Yulius khawatir unggahannya di media sosial TikTok dianggap sebagai kesalahan yang kemudian berdampak pada mundurnya demokrasi.

Yulius mengatakan, tujuannya mengunggah konten video di media sosialnya untuk meminta klarifikasi terkait kebenaran dari pihak terkait dalam hal ini adalah kepolisian.

Hal ini menyusul temuan yang dimuat oleh media Tempo soal dugaan keterlibatan parcok.

(TribunVideo.com)

Artikel ini telah tayang dengan judul Respons Isu Cawe-cawe Parcok di Pilkada 2024, Puan Maharani Minta Dilaporkan Jika Ada Bukti

#puanmaharani #pdip #pdiperjuangan #parcok #pilkada2024

Editor: Dimas HayyuAsa
Video Production: Fransisca Ellen Kumala Sari
Sumber: Tribun Video

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved