Local Experience
Kisah Dazafi Craft, Kerajinan Sekuat Rotan dari Limbah Kertas Bikinan Single Mom Tangguh Asal Jakut
Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUN-VIDEO.COM - Heny Naurita (47), seorang ibu rumah tangga yang dulunya bekerja di bank, kini dikenal sebagai pemilik UMKM Dazafi Craft yang memproduksi kerajinan tangan dari limbah kertas.
Kisah perjalanan bisnisnya dimulai dari keputusan besar untuk meninggalkan pekerjaan lamanya di salah satu bank milik pemerintah.
Setelah resign, Heny mendapati banyak dokumen kertas yang harus dibawa pulang.
Kebingungan harus melakukan apa dengan tumpukan kertas itu, ia mulai mencari inspirasi.
"Saya liat-liat Youtube dan ketemu yang nganyam dari kertas. Dari situ saya belajar sendiri, coba-coba. Hingga akhirnya, di tahun 2018, saya mulai bikin," kata Heny saat berbincang bersama TribunJakarta.com di kediamannya di Jalan STM Walang Jaya, Kelurahan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara, Selasa (1/10/2024).
Meskipun awalnya hasil anyaman Heny belum rapi, dia tetap gigih dan tidak menyerah.
Setiap hari, Heny terus berlatih hingga menemukan teknik yang tepat.
Dari rasa penasarannya melihat orang lain menghasilkan anyaman yang bagus, Heny menyadari bahwa ada trik-trik tertentu yang harus dikuasai, dan semua itu berasal dari rutinitas yang dia lakukan setiap hari.
Keberhasilan Heny dalam mengembangkan kreasinya murni berasal dari kegigihannya untuk belajar.
"Kreativitas itu muncul karena tekanan ekonomi. Setelah berhijrah dari dunia riba, saya pengen usaha tapi nggak punya modal. Satu-satunya yang saya punya di rumah cuma kertas. Dari situlah kreativitas muncul," ungkapnya.
Pelan tapi pasti, Heny mulai memahami bagaimana caranya menganyam yang baik dan benar.
Meski pada awalnya ia belum menghasilkan anyaman yang sempurna, Heny nekat mengikuti pameran di Balai Kota DKI Jakarta dan menjual produk buatannya.
"Meskipun produk yang saya jual belum begitu rapi, eh ternyata ada yang beli. Anak-anak dari IKJ (Institut Kesenian Jakarta) tertarik dan beli produk saya. Saya bilang waktu itu masih berantakan, tapi mereka bilang carinya yang berantakan," ungkap Heny.
Momen itu menjadi semacam motivasi bagi Heny untuk terus mengembangkan kualitas produknya.
Seiring mengasah keahliannya dalam menganyam kertas menjadi kerajinan bernilai jual, Heny makin mantap dalam urusan pemasaran dan distribusi produk dengan bergabung ke program Jakpreneur besutan Pemprov DKI Jakarta.
Dari pameran ke pameran, Heny mulai berjejaring.
Ia pun banyak mengenal orang-orang lintas lembaga, dari Jakpreneur sampai ke Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda).
Perjuangan Heny memamerkan produk dan berjejaring itu lama kelamaan membuahkan hasil.
Dazafi Craft semakin dikenal sebagai kerajinan tangan yang memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya menarik di mata konsumen.
"Orang sering nggak nyangka ini terbuat dari kertas. Mereka penasaran, ini kuat nggak sih? Tahan lama nggak? Setelah tahu prosesnya, mereka jadi kagum, bahkan sampai mau beli," jelas Heny.
Kerajinan tangan dari limbah kertas bikinan Heny memang pembuatannya melalui proses khusus.
Itu dimulai dari menganyam kertas lalu melapisinya dengan lem, plitur, dan pernis, sehingga teksturnya menyerupai rotan dan kuat.
Untuk setiap produk, Heny tidak menghitung jumlah lembar kertas yang digunakan secara rinci.
Namun, satu lembar kertas biasanya dibagi menjadi empat lintingan.
Heny biasanya menggunakan kertas HVS dan kertas bekas koran.
Untuk membuat keranjang kecil misalnya, Heny memerlukan sekitar 50 hingga 100 lintingan.
Soal harga, Heny menawarkan produk dengan berbagai variasi, mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 800.000 tergantung ukuran dan tingkat kesulitan.
Kerajinan yang paling mahal pernah ia buat adalah tikar custom seharga Rp 800.000.
Tak cuma di Jakarta, produknya telah menjangkau pasar di luaran sana, seperti Batam, Lampung, bahkan Dubai.
Menariknya, bahan baku untuk kerajinan tangan Heny seringkali diperoleh dari sumbangan orang-orang.
Heny bercerita, setiap kali ikut pameran, ia kerap membawa pulang kertas bekas yang disumbangkan pengunjung.
Sejak 2018 hingga hari ini, Dazafi Craft telah membawa berkah yang berkelanjutan bagi Heny.
Nama Dazafi merupakan gabungan dari tiga anak-anak yang dibesarkan Heny seorang diri semenjak suaminya berpulang ke Rahmatullah belasan tahun lalu.
Dafa, Zaki, dan Fito. Itu lah ketiga nama anak Heny yang didoakan untuk menciptakan rezeki yang berlimpah bagi ibundanya lewat eksistensi Dazafi Craft.
Dan doa itu dijawab Yang Maha Kuasa.
Heny lalu menutup wawancara panjang bersama TribunJakarta.com dengan sebuah pesan bagi mereka yang memiliki niat berusaha.(*)
#Wisata #TempatWisata #RekomendasiWisata #Berwisata #Sosok #UMKM #LocalExperience #Lokal #LokalBangga #DazafiCaft
Program: UMKM Local Experience
Editor Video: Muh Rosikhuddin
Video Production: Muh Rosikhuddin
Sumber: TribunJakarta
Local Experience
Warung Kopi Klotok: Sensasi Makan di Tengah Suasana Pedesaan Jogja
Rabu, 30 April 2025
Local Experience
Bunker Kaliadem Kaliurang: Dahulu Harapan Terakhir saat Merapi Erupsi, Kini Jadi Tempat Wisata
Rabu, 30 April 2025
Local Experience
Pesona Wisata Citraland Waterpark di Kota Manado, Jadi Pilihan Buat Liburan bersama Keluarga
Rabu, 30 April 2025
Local Experience
Inilah Alat dan Biaya yang Dibutuhkan Untuk Melaksanakan "Ritual Upacara Tiwah Suku Dayak"
Selasa, 29 April 2025
Local Experience
Melihat Lebih Dekat Rumah Kelahiran Presiden dengan Jabatan Terlama di Indonesia, Soeharto
Selasa, 29 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.