Sosok Penembak Trump Terlibat Kasus: Pembela Keras Ukraina hingga Mau Rekrut Tentara ke Afghanistann

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Investigasi FBI terkait dugaan percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump di Florida telah menyebar ke seluruh dunia karena para pejabat berupaya mengungkap latar belakang tersangka Ryan Wesley Routh.

Pihak berwenang sedang berupaya mendapatkan surat perintah penggeledahan pada akun media sosial yang diyakini terkait dengan Routh.

Baca: Pelaku Penembakan Trump Pakai Senapan AK-47, Bawa 2 Ransel Besar Berisi Keramik hingga Kamera GoPro

Beberapa dugaan aktivitas daring Routh juga melibatkan penggunaan platform yang berkantor pusat di luar Amerika Serikat.

FBI juga mengetahui dugaan klaim daring Routh tentang perjalanan ke luar negeri.

Meski masih dalam tahap awal penyelidikan, pihak berwenang belum mengidentifikasi adanya konspirator yang berpotensi menargetkan Trump, kata sumber tersebut.

Baca: Detik-detik Donald Trump Hampir Ditembak saat Main Golf, Selang 2 Bulan Sejak Insiden Pennsylvania

Catatan dari North Carolina, yang berasal dari beberapa dekade lalu, menunjukkan bahwa tersangka pernah bermasalah dengan hukum.

Pada tahun 2002, Ryan Wesley Routh ditangkap setelah ia dihentikan oleh polisi dan diduga meletakkan tangannya di senjata api lalu mengemudi dan membarikade dirinya di sebuah tempat usaha.

Pemerintah negara bagian dan federal telah berulang kali menuduhnya gagal membayar pajak tepat waktu.

Ryan Wesley Routh menyatakan dukungan kuat terhadap Ukraina dalam lusinan unggahan di X pada tahun 2022.

Routh kemudian menggunakan akun Facebook pribadinya tahun lalu untuk mendorong orang asing ikut berperang.

Baca: Sosok Ryan Wesley Routh Tersangka Upaya Pembunuhan Donald Trump di Florida, Relawan Perang Ukraina

Ia mencoba merekrut wajib militer Afghanistan melalui serangkaian unggahan, dimulai pada Oktober 2023, dengan menampilkan dirinya sebagai penghubung rahasia untuk pemerintah Ukraina. (*)

Baca juga berita terkait di sini

# TRIBUNNEWS UPDATE # penembakan # Donald Trump # Amerika Serikat # pembunuhan