Terkini Daerah
Terbongkar! Ahli Forensik Sebut Hasil Visum Kasus Vina Tak Ada Rudapaksa, Luka di Kepala
TRIBUN-VIDEO.COM- Ahli Kedokteran Forensik, Budi Suhendar, mengungkapkan hasil visum dalam kasus kematian Vina dan Eky Cirebon yang tidak mencantumkan adanya peristiwa pemerkosaan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Budi selepas menjadi saksi ahli yang dihadirkan oleh tim kuasa hukum Saka Tatal dalam persidangan peninjauan kembali (PK) Saka Tatal.
"Baik, perkosaan atau pemerkosaan itu adalah istilah hukum."
"Jadi, kalau kami dari sisi kedokteran forensik tidak pernah mencantumkan itu sebagai hasil visum."
"Tentunya yang kami sampaikan adalah ada temuan katanya ada unsur laki-laki kepada seorang perempuan atau hal yang lain tanda-tanda perlukaan yang bisa mengindikasikan adanya kekerasan pada perempuan tersebut dan bisa jadi adanya persetubuhan kalau ada unsur laki-laki berupa sperma di dalam vagina itu hanya menunjukkan bahwa itulah terjadinya persetubuhan."
Baca: Dicibir Tak Manglingi, Ini Perbandingan Makeup Aaliyah Massaid dan Aurel Hermansyah saat Akad Nikah
Baca: Nyawa Netanyahu Diprediksi Jadi Target Iran, Shin Bet Keluarkan Instruksi Khusus Tingkatkan Keamanan
"Apakah itu perkosaan atau bukan, itu perlu dibuktikan dengan alat bukti lain," ujar Budi, Rabu (31/7/2024) kemarin.
Ia juga menambahkan, bahwa dalam kasus Saka Tatal ini, ia hanya membaca hasil visum dan tidak mengetahui alat bukti lainnya.
"Kalau dalam kasus ini ada bukti-bukti lain, saya hanya membaca hasil visumnya."
"Jadi saya tidak tahu alat bukti lainnya."
"Tapi semestinya kalau ada tuduhan atau sangkaan pemerkosaan mestinya ada alat bukti lain yang bisa membuktikan bahwa pemerkosaan itu terjadi," ucapnya.
Budi menjelaskan, bahwa penyebab utama kematian Vina dan Eky adalah adanya kekerasan tumpul, terutama di daerah kepala.
"Kalau dari luka-luka yang ada di tubuh Vina dan Eky sendiri, seperti yang sudah saya sampaikan di depan majelis hakim bahwa kaitannya dengan pemeriksaan pada dua korban ini, utamanya sebab kematian adalah adanya kekerasan tumpul khususnya di daerah kepala."
"Tadi juga telah disampaikan yang perlu didalami adalah kekerasan tumpul itu dalam suatu peristiwa apa," ujar dia.
Budi menegaskan, bahwa pembuktian secara ilmiah sangat penting untuk memastikan bahwa suatu peristiwa memang terjadi dan memiliki hubungan dengan korban secara meyakinkan.
"Saya tidak ingin masuk ke situ (pembunuhan atau pemerkosaan), saya hanya ingin menyampaikan bahwa suatu pembuktian secara ilmiah akan sangat bermanfaat ketika dimanfaatkan secara optimal."
"Sebab, itu bisa membuktikan suatu peristiwa itu terjadi dan memiliki hubungan dengan orang-orang yang atau korban secara meyakinkan," katanya.
Terkait kemungkinan menemukan sperma dari ekshumasi, Budi menyatakan bahwa hal tersebut mungkin dilakukan.
"Soal mungkin tidaknya sperma didapat dari ekshumasi, saya bilang mungkin. Memungkinkan, karena pada pemeriksaan ekshumasi dilakukan pemeriksaan swab vagina, sehingga bisa ketemu," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Ahli Kedokteran Forensik Sebut Hasil Visum Kasus Vina Tidak Ada Pemerkosaan
# Kasus Vina # Visum # PEMERKOSAAN # rudapaksa # vina
Video Production: Lulu Adzizah F
Sumber: Tribunnews Bogor
Live Update
Live Update Sore: Pria Paruh Baya di Wonogiri Setubuhi Anak SD, ASN Prabumulih Bolos Kerja 10 Tahun
Rabu, 30 April 2025
Live Update
Pria Paruh Baya di Slogohimo Wonogiri Rudapaksa Bocah SD hingga 7 Kali!
Rabu, 30 April 2025
Regional
Anak Tiri jadi Budak Nafsu Ayah di Sorong, Rudapaksa sejak Usia 7 Tahun hingga Terinfeksi Penyakit
Selasa, 29 April 2025
Live Update
Live Update Siang: Ketua Komnas HAM Papua Ditembaki Kelompok Sipil, Ayah di Sorong Cabuli Anak Tiri
Selasa, 29 April 2025
tribunnews update
Modus Pria Difabel Rudapaksa Pelajar di Sumsel, Ngaku Bisa Santet & Koleksi Video Porno di HP
Senin, 28 April 2025
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.