Rabu, 14 Mei 2025

Terkini Daerah

Blak-blakan! Dede Sebut 3 DPO Kasus Vina Tak Bakal Ketemu dan Hanya Buang-buang Waktu

Minggu, 28 Juli 2024 11:17 WIB
TribunJakarta

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Di saat keluarga Vina Cirebon meminta Polda Jabar untuk mencari 3 DPO yang sebenarnya usai Pegi Setiawan dinyatakan bebas, Dede Riswanto justru mengungkapkan fakta bahwa pencarian akan berujung sia-sia.

Saksi kunci kasus Vina di tahun 2016 silam itu mengatakan pencarian terhadap 3 DPO ini justru tak akan ketemu walau ke ujung dunia.

Sebagai informasi, ibunda Vina Dewi Asita atau Vina Cirebon, Sukeasih sempat meminta polisi mencari keberadaan Pegi, Andi dan Dani.

"Ibu mencari keadilan, tiga DPO yang sebenarnya," kata Sukaesih dikutip TribunJakarta.com dari tayangan Kompas TV, Senin (7/8/2024).

Di hari kebebasan Pegi Setiawan usai penetapan tersangkanya tidak sah, ia turut mempertanyakan kemana Andi dan Dani lantaran sempat disebut fiktif oleh polisi.

"Jadi satu, yang dua lagi kemana," tanya Sukaesih.

Namun, pernyataan itu kini dibalas oleh Dede usai membongkar kesaksiaanya pada delapan tahun lalu adalah palsu.

Sembari tertawa kecil, ia mengatakan tiga orang yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) di Kasus Vina Cirebon, yang tertuang di isi putusan, tidak ada.

Menurutnya, pencarian ketiga DPO tersebut hanya membuang-buang waktu.

Dede mengungkapkan pernyataannya itu di channel Youtube Dedi Mulyadi yang tayang pada Sabtu (27/7/2024).

Tak ada raut ketakutan di wajahnya.

Dengan mantap, ia menyampaikan kepada masyarakat bahwa ketiga DPO tersebut tidak ada.

"Pada seluruh Masyarakat Indonesia, intinya tidak usah mencari nama Pegi, Andi sama Dani (3 DPO). Percuma, enggak akan ketemu sampai ujung dunia, sampai ujung pelosok pun, enggak akan ketemu," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia menyarankan publik agar tidak lagi memakai ilmu "cocoklogi" di media sosial lalu mencurigai orang-orang yang mirip dengan ciri-ciri tiga DPO tersebut.

"Cuma hanya buang-buang kuota, buang-buang tenaga. Lah emang peristiwa itu enggak ada sama sekali. Mending cari uang pak, daripada begitu mending cari uang," katanya.

Dede mengatakan kepada Dedi Mulyadi bahwa peristiwa pembunuhan dan pemerkosaan tidak pernah terjadi.

Bahkan, TKP kasus Vina Cirebon yang disebut ada tiga lokasi sebenarnya hanya satu, yaitu di Jembatan Layang Talun, Kabupaten Cirebon.

Tewasnya dua sejoli tersebut disebabkan karena kecelakaan lalu lintas, bukan pembunuhan.

Dede pun menyebut bahwa jalan cerita adanya pembunuhan dan pemerkosaan hanya lah akal-akalan Aep saja.

Ia mengaku tidak pernah melihat adanya aksi sadis dan keji yang dilakukan oleh para terpidana yang kini mendekam di balik jeruji besi.

"Intinya mah keterangan saya sama Aep itu yaudah tidak ada, intinya sama sekali," pungkasnya.

Baca: Israel-Hizbullah di Ambang Perang Besar seusai Roket Hantam Golan, Saling Balas Terjadi Sejak Subuh

Susno Duadji Sebut Kasus Vina Kecelakaan

Sebelumnya, eks Kabareskrim Komjen Pol (Purn) Susno Duadji membela polisi yang pertama kali membikin laporan tewasnya Vina dan Eky karena kecelakaan.

Menurut Susno, tindakan anggota polisi tersebut sudah benar.

Pernyataan Susno ini justru bertolak belakang dengan Mabes Polri yang mengutus Propam untuk memberi sanksi kepada polisi tersebut.

Susno Duadji secara yakin mengatakan bahwa peristiwa meninggalnya Vina dan Eky yang terjadi di jembatan layang Talun, Kabupaten Cirebon, bukan karena kasus pembunuhan.

Ia berterimakasih kepada Polres Kabupaten Cirebon karena telah melakukan penyidikan ini dengan baik

"Saya berterimakasih kepada Polres Kabupaten Cirebon, yang telah menyidik dengan baik. Kemudian, saya dengar ada yang menyidik dengan baik ini kecelakaan lalu lintas mudah-mudahan tidak diberi sanksi. Kabupaten Cirebon telah berbuat benar," ujar Susno seperti dikutip di acara Rakyat Bersuara yang tayang di iNews TV pada Selasa (24/7/2024).

Bahkan Susno dengan Pede (percaya diri) bakal memberikan uang Rp 10 juta dari gaji pensiunannya bagi yang bisa membuktikan bahwa kasus ini merupakan pembunuhan.

"4 kali gaji pensiun loh. Daripada kita pusing-pusing membuktikan ini. Saya belajar lalu lintas dan pernah jadi Kasat Lantas saya ini. Sudah benar apa yang dilakukan Polres Kabupaten Cirebon tapi lebih meyakinkan lagi, saya beri Rp 10 juta yang bisa buktikan," ujarnya.

Diketahui, Susno memiliki analisis tersendiri terkait dengan apa yang sebenarnya terjadi di balik tewasnya dua sejoli tersebut.

Kapolda Jawa Barat (Jabar) periode 2008 tersebut bertanya-tanya terkait lokasi pembunuhan yang berpindah-pindah, seperti yang tertuang di putusan.

Lokasi pertama terjadi di Jalan Perjuangan di mana para pelaku melakukan pelemparan batu terhadap Vina dan Eky.

Setelah dilempari batu, Vina dan Eky dipukul hingga terjatuh di lokasi kedua, jembatan fly over Talun.

Sementara lokasi terakhir di sebuah lahan kosong dekat SMPN 11 Cirebon, menjadi tempat para pelaku melakukan pemerkosaan terhadap korban.

Setelah diperkosa dan dibunuh, Vina dan Eky dibawa kembali ke jembatan layang Talun.

"Saya sebagai serse bertanya-tanya, kalau itu pembunuhan, perkosaan dilakukan bersama-sama ngapain dipindah-pindah begitu. Bukan kah akan banyak orang yang tahu," ujar Susno seperti dikutip dari channel Youtubenya, Susno Duadji yang tayang pada Minggu (21/7/2024).

Ia juga meragukan kenapa kedua jenazah ditinggalkan begitu saja di atas jembatan.

Berdasarkan saksi di TKP setelah ditemukan, korban Vina diketahui masih bernapas.

"Kok masih hidup kengapa enggak dihabisin sekalian waktu itu, biar enggak ketahuan? Ini keganjilan dari TKP. Saya enggak tahu kenapa TKP-nya harus digeser ke tempat lain," tanya Susno lagi.

Susno melanjutkan, tidak ada alat bukti yang menguatkan bahwa kasus ini merupakan pembunuhan.

Baca: Bicara di Hadapan Relawan Alap-alap Jokowi, Ahmad Luthfi Ungkap Belum Nyatakan Sikap Politik

Alat bukti yang bisa didapatkan hanya lah keterangan saksi.

"Saksi bernama Aep yang menurut saya ini sangat-sangat bohong. Kalau saya katakan 99 persen bohong," ujar Susno.

Susno meragukan kesaksian Aep yang menyebut melihat pelaku dari jarak 100 meter dalam keadaan gelap.

Aep juga mengaku tidak mengenal orangnya tetapi mengenal wajahnya secara jelas.

"Kemudian tahu warna sepeda motor dan jenis sepeda motornya dari jarak 100 meter kemudian ditambah dengan kesaksian Dede," katanya.

Selain keterangan saksi, alat bukti lain yang menunjukkan adanya tindakan pembunuhan tidak bisa ditunjukkan.

Hasil visum bahkan tidak menyebutkan bahwa kedua korban meninggal tidak wajar, bukan karena ditusuk benda tajam.

"Kemudian otopsi menyatakan hanya di belakang helm, di tengkuk, ada benturan dengan benda tajam. Bisa saja benturan dengan benda tajam itu benturan dengan trotoar," ujarnya.

Susno juga menyoroti helm yang dikenakan korban tidak pecah tetapi darah menumpuk di kepala Eky.

Artinya, tidak adanya tanda-tanda korban dipukul di bagian kepala.

"Benturan kecelakaan lalu lintas, pakai helm, pertama lihat dulu standar helmnya. Bisa saja yang terbentur di bawah helm tengkuknya," ujar Susno.

Terkait dengan terlihat adanya daging yang menempel di baut tiang penerangan jalan umum di jembatan layang Talun, Susno menduga daging itu berasal dari salah satu korban karena kecelakaan tunggal.

"Daging itu kalau jadi masalah (dulunya) dibawa ke laboratorium, diambil DNA-nya, ini daging manusia apa daging hewan? Kalau (daging) manusia cocok sama dagingnya Eky atau cocok dengan dagingnya Vina menjadi tanda tanya kenapa daging bisa sampai situ?" tanya Susno.

Alat bukti lain berupa CCTV dan ponsel pun tidak ada.

Sidik jari yang tertinggal di batu atau senjata tajam pun setali tiga uang.

"Saya bercuriga kalau ini mau dijadikan pembunuhan, berat untuk buktikannya. Boro-boro untuk membuktikan siapa pelakunya, untuk membuktikan apakah peristiwa ini pembunuhan sulit tidak ada alat buktinya, selain keterangan saksi pembohong Aep dan Rudiana dan Dede," pungkasnya.

(*)

Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Keluarga Vina Minta Cari 3 DPO Usai Pegi Bebas, Dede Sebut Engga Akan Ketemu: Buang-buang Tenaga

Editor: Dimas HayyuAsa
Video Production: Muhammad Arief Prasetyo
Sumber: TribunJakarta

Tags
   #Vina   #Cirebon   #Pegi Setiawan   #pembunuhan

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved