Di Ponpes Al Fath Sukabumi, Hasto Bermain Bola Api dan Lisung Ngamuk
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Chaerul Umam
TRIBUN-VIDEO.COM - Safari Kebangsaan VII tampaknya dimanfaatkan Sekretaris TKN Jokowi-KH Maruf Amin, Hasto Kristiyanto untuk menikmati kekayaan budaya Nusantara.
Satu di antaranya yaknj permainan bola api, menggunakan sebuah batok kelapa bulat yang dibakar api.
Permainan itu awalnya dipertontonkan oleh santri Pondok Pesantren Dzikir Al Fath, Sukabumi yang dipimpin Syekh Fajar Laksana.
Mereka menerima Hasto dan rombongan safari di pondoknya di Kota Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019).
Sebuah kelapa tua yang sudah dikupas kulit luarnya sehingga tersisa batoknya dibawa masuk ke halaman Ponpes Al Fath.
Lalu dilumuri oleh minyak tanah. Kelapa itu dibakar. Api langsung berkobar.
Para pemainnya lalu menjadikan batok kelapa itu sebagai obyek tarian. Dipegang di tangan lalu diputar-putar seperti sedang menari, lalu dilempar ke pemain lainnya.
Hasto lalu meminta kesempatan untuk ikut melakukan permainan itu.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Tubagus Hasanuddin bermain kendangnya.
Sementara Wasekjen Bamusi Nova Andika maju untuk bermain bola api bersama Hasto.
Batok kelapa membara itupun mereka mainkan. Nova tampak dengan bagus memainkan gerakan sambil memegang bola api itu.
Lalu dilemparnya ke Hasto yang menangkap dan memainkannya.
Syekh Laksana dan para santrinya menonton pertunjukkan itu dengan teriakan dan tepuk tangan riang gembira.
Permainan berikutnya adalah gendam. Kali ini, pusatnya adalah Syekh Laksana sendiri.
Tujuh orang santri pesilat diminta berdiri sejajar.
Menggunakan tenaga dalamnya, Syekh Laksana, sambil berlari, menepuk kening para pesilat yang langsung roboh ke tanah.
Setelah itu, Syekh menempatkan kuda-kudanya, lalu menhentak-hentakkan kakinya ke tanah. Para santri yang tadinya pingsan langsung terbangun dan bisa berdiri.
Hasto lalu diminta Syekh Laksana mengulangi apa yang barusan dilakukannya. Dia memegang tangan Hasto dan berbisik ke telinganya.
Hasto melakukan apa yang sebelumnya dilakukan Syekh Laksana. Dan para santri pesilat kembali roboh ke tanah.
Hasto didampingi Syekh Laksana lalu berdiri bersebelahan, menghentakkan kaki ke tanah dan para pesilat berdiri.
Permainam berikutnya yaitu 'Lisung Ngamuk'.
Lisung itu diletakkan di sebuah kayu dan direkatkan. Sebuah tali lalu diikatkan di bagian ujungnya.
Empat orang santri mengangkat lisung itu, masing-masing di keempat sudutnya.
"Permainan ini adalah simbol bernegara. Tali ini adalah pengikat lisung. Sama seperti negara kita. Tali ini simbol hukum. Begitu tali ini dilepas, akan ngamuk. Kalau negara tanpa hukum, tanpa UUD 1945, bisa ngamuk," ujar Syekh Laksana.
Dan benar saja. Hasto yang telapak tangannya dipegang Syekh Laksana di permainan boles api, diminta melepas tali dan menepuk ujung rangkaian lisung itu.
Begitu ditepuk, lisung dan keempat santri berputar-putar.
Santri yang tak kuat lalu terlempar. Mereka digantikan santri lainnya yang juga terputar-putar tak jelas mengikuti putaran lisung yang 'mengamuk'.
Usai permainan itu, Hasto mengatakan bahwa pertunjukan kesenian itu menunjukkan bagaimana bernegara harus dengan tali hukum. Sebab bila tidak, semuanya akan kacau.
"Dari sini politisi bisa belajar bahwa politisi harus berpijak pada hukum dan tradisi kemasyarakatan kita," kata Hasto.
Kesempatan itu dijadikannya sekaligus mengenang peristiwa tahun 1957.
Saat itu, Bung Karno melakukan diplomasi ke Eropa dan AS. Dalam rombongannya, Bung Karno membawa sejumlah seniman dan pesilat.
"Kita jadi paham. Bahwa dari silat ini, bagaimana watak dan kepribadian kita sebagai bangsa bisa terlihat. Tak heran dulu Bung Karno mewajibkan sekolah agar mengganti olahraga kasti yang peninggalan Jepang, dengan silat ini," ujar Hasto.
"Karena silat bukan sekedar olahraga fisik. Namun juga ada olah batin, dimana kita harus menyerahkan diri kepada Sang Pencipta," tutup Hasto.(*)
Reporter: Chaerul Umam
Videografer: Chaerul Umam
Video Production: Novri Eka Putra
Sumber: Tribunnews.com
Tribunnews Update
LIVE: Rossa Sebut Nama-nama Eks Pimpinan KPK 2019-2024 di BAP Perintangan, Ada Alexander Marwata
1 hari lalu
Tribunnews Update
Namanya Disebut AKBP Rossa dalam BAP Kasus Perintangan Hasto, Alexander Marwata Cuma Tertawa
1 hari lalu
Tribunnews Update
Bersaksi di Kasus Perintangan Penyidikan Hasto, Rossa Sebut 4 Nama Eks Pimpinan KPK Diduga Terlibat
1 hari lalu
Local Experience
Mengenal Lebih Dekat "Lisung Ngamuk" Sukabumi, Kesenian yang Pernah Hilang dari Kerajaan Pajajaran
2 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.