Kamis, 15 Mei 2025

Internasional

Houthi Klaim Tangkap Jaringan Mata-mata AS-Israel, IDF Stres Tolak ke Gaza & Pilih Akhiri Hidup

Selasa, 11 Juni 2024 17:02 WIB
Tribunnews.com

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Militan Houthi Yaman mengklaim berhasil mengungkap jaringan mata-mata yang bekerja untuk Amerika Serikat (AS) dan Israel.

Menurut pejabat Houthi, jaringan tersebut telah aktif di berbagai lembaga di Yaman sejak tahun 2015.

Laporan itu disampaikan Kepala Badan Keamanan dan Intelijen Houthi, Mayor Jenderal Abdul Hakim Hashem Al-Khaiwani, Senin (10/6/2024).

Ia menyebut, jaringan mata-mata AS-Israel bertujuan untuk mengacaukan perekonomian Yaman lewat pengumpulan informasi dan sabotase.

Jaringan tersebut juga dituding merusak sektor pertanian dengan meningkatkan serangan hama hingga mendongkrak impor.

Dengan begitu, ketergantungan Yaman pada pihak asing akan meningkat.

Jaringan tersebut juga dilaporkan menyasar sektor kesehatan dengan menyebarkan penyakit, dan merusak sistem pendidikan dengan mendorong korupsi moral.

Selain itu, jaringan spionase memberikan informasi rahasia kepada lembaga-lembaga AS dan Israel.

Tujuannya untuk melemahkan tentara Yaman dan mengurangi kemampuannya.

"Jaringan yang terekspos mengumpulkan informasi penting di berbagai bidang," kata Al-Khaiwani, dikutip dari Al Mayadeen, Selasa (11/6/2024).

Lebih parahnya lagi, jaringan itu merekrut pejabat di pemerintahan Yaman dan mempengaruhi para pengambil keputusan.

Mereka berada di Yaman dengan kedok organisasi kemanusiaan dan badan-badan PBB.

Namun hingga saat ini, Houthi belum memberikan rincian terkait kewarganegaraan para tersangka yang ditangkap.

Seorang tentara Israel memilih mengakhiri setelah diminta kembali ke Jalur Gaza.

Tentara pendudukan pun enggan menguburkannya secara militer.

Identitas tentara yang mengakhiri hidup tersebut diketahui bernama Eliran Mizrahi.

Ia merupakan anggota cadangan Korps Insinyur Tempur yang bertugas mengemudikan buldoser dan dipanggil langsung bertugas sejak (7/10/2023).

Kementerian Pertahanan mendiagnosis Mizrahi menderita gangguan stres pasca-trauma.

Namun, ia menerima panggilan darurat untuk berperang di Gaza pada Kamis (6/6/2024) yang lalu.

Lantaran enggan diberangkatkan ke medan perang, tentara tersebut memilih bunuh diri.

Keluarga lantas meminta pemakaman militer dari Kementerian Pertahanan dan Angkatan Darat Israel.

Akan tetapi, Angkatan Darat Israel menolak dengan alasan bahwa dia tidak sedang bertugas sebagai cadangan aktif pada saat dia bunuh diri.

Karena hal itu, keluarga Mizrahi kini berjuang agar dia diakui sebagai tentara yang tewas dan berhak mendapatkan pemakaman militer.

(Tribun-Video.com)

Program: Hot Topic
Editor VIdeo: Difa Isnaeni Azizah

Editor: Tim Kreatif Tribun-video.com
Video Production: Difa Isnaeni Azizah
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Israel   #IDF   #Hamas   #tentara israel   #Amerika Serikat

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved