Makna Sedap Malam di Acara Puncak Waisak, Bermula dari Segar Kemudian Menjadi Layu

TRIBUN-VIDEO.COM - Umat Buddha membawa bunga sedap malam selama rangkaian acara Waisak 2568 B.E di Candi Borobudur, Kamis (23/5/2024).

Ternyata ada makna khusus yang terkandung dalam bunga sedap malam.

Seorang Umat Buddha, Apri, mengatakan bahwa bunga sedap malam merupakan puja bakti.

Di mana di dunia ada ketidak kekalan seperti layaknya bunga sedap malam yang awalnya segar lama-lama menjadi layu.

Baca: 300 Umat Buddha Ikuti Detik-detik Puncak Perayaan Waisak di Vihara Dhammadipa Arama Kota Batu

“Bunga sedap malam itu awalnya bagus dan segar lalu nanti menjadi layu,” ujarnya.

Bunga sedap malam yang merupakan bentuk penghormatan kepada sang Buddha Gautama

Acara puncak Waisak digelar di Candi Borobudur yang diikuti ribuan Umat Buddha.

Tak hanya Umat Buddha, dari berbagai kalangan ikut memeriahkan acara tersebut.

Tampak umat memakai baju putih memenuhi plataran Candi Borobudur.

Baca: Penerbangan Lampion Waisak di Borobudur Berlangsung Khimat, Bhante Daniel: Kedamaian Ada Dalam Diri

Sebelumnya mereka melakukan doa di Candi Mendut yang dilanjutkan kirab menuju Candi Borobudur.

Acara puncak juga dihadiri oleh Wakil Menteri Agama Saiful Rahmat Dasuki.

Dia mengatakan jika Waisak memperingati 3 peristiwa penting bagi umat Buddha.

“Momen ini memperingati tiga peristiwa penting sekaligus yaitu kelahiran, pencerahan sempurna dan wafat (atau parinirwana) Guru Agung Buddha yang terjadi di bulan Wezak atau bulan Mei. Substansi mengenai tiga peristiwa penting tersebut tentu telah diketahui dan diselami maknanya oleh setiap umat Buddha yang memiliki keyakinan kuat terhadap ajaran Buddha,” terang Saiful.(*)

# waisak # borobudur # Budha # Hari Raya