NGABUBURIT ASYIK
NGABUBURIT ASYIK: Habiskan Buka Puasa Lengkap di Kota Tua Ampenan, Berburu Takjil & Wisata Religi
TRIBUN-VIDEO.COM - Kota Tua Ampenan menjadi saksi bisu kemajuan Lombok pada masa lalu.
Kota di ujung barat Pulau Lombok ini sudah masyhur sejak dulu, bahkan ulama asal Lombok yang menuntut ilmu ke Timur Tengah dijuluki Al Ampenani.
Sejak zaman kerajaan, wilayah Ampenan sudah berkembang menjadi salah satu kota pelabuhan penting bagi perdagangan internasional.
Pedagang dari berbagai daerah hingga luar negeri singgah ke Ampenan, termasuk para penyebar ajaran Islam.
Jejak ini masih bisa dilihat dari bangunan-bangunan tua yang berdiri kokoh di wilayah ini.
Mulai dari deretan toko, gudang barang, masjid, hingga wihara tua yang ada di Ampenan.
Tidak heran, saat memasuki wilayah Ampenan, pengunjung akan dibawa ke nuansa zaman Belanda.
Potret keberagaman sebagai kota pelabuhan juga masih kental di kota ini.
Selain masjid tua, di sini juga ada kelenteng tua yakni Vihara Bodhi Dharma yang diperkirakan dibangun tahun 1898.
Meski dikenal sebagai kota pelabuhan, Ampenan juga menjadi salah satu pintu penyebaran ajaran Islam pada masanya.
Beberapa masjid tua masih berdiri di kawasan pelabuhan ini.
Masjid Lebai Sandar, salah satu masjid tua yang masih berdiri kokoh di Ampenan.
Masjid ini diperkirakan dibangun tahun 1904.
Lokasinya di tengah pemukiman warga, tepatnya di Kelurahan Dayan Peken, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Masjid Lebai Sandar ini menjadi salah satu saksi bisu penyebaran ajaran Islam di Lombok.
Sekilas bangunan Masjid Lebai Sandar tidak jauh berbeda dengan masjid pada umumnya.
Meski usia masjid sudah 100 tahun lebih, konstruksi bangunan tampak kokoh dan modern.
Tidak seperti masjid tua lainnya di Lombok, bangunan masjid dicat hijau dengan kubah warna keemasan.
Di dalam masjid disimpan peninggalan pendiri Masjid seperti piring, cangkir, bakul, dulang, nampan dan sejenisnya.
Sementara musaf Al-Qur'an berukuran besar dengan sampul yang terbuat dari kulit diletakkan paling atas berdekatan dengan tombak.
Konon peninggalan ini adalah benda yang dipakai Lebai Sandar untuk makan dan minum sehari-hari.
Setelah jalan-jalan melihat bangunan tua di kawasan Ampenan, sekarang waktunya kita untuk berburu takjil di pinggir jalan Kota Mataram.
Salah satu pusat takjil yakni di Jalan Majapahit, jaraknya hanya 5 menit dari kota tua Ampenan.
Lapak-lapak takjil ini menghiasi Jalan Majapahit, tepatnya di depan Taman Budaya, NTB.
Para pedagang mulai membuka lapaknya sejak pukul 16.00 Wita hingga menjelang Magrib.
Di kawasan ini ratusan lapak takjil berjejer, menawarkan berbagai menu takjil mulai dari takjil tradisional hingga makanan populer korea.
Beragam takjil berupa jajanan seperti lumpia, donat, es campur, gorengan, kolak, pisang coklat, dan lain-lain tersedia di lokasi ini.
Arus lalu lintas pun sedikit terhambat karena kepadatan kendaraan pengunjung yang parkir di pinggir jalan.
Namun, bagi warga yang berburu takjil tidak mempersoalkan hal tersebut, sebab suasana seperti ini hanya akan ditemukan saat Ramadhan. (*)
Reporter: Nila
Video Production: Dedhi Ajib Ramadhani
Sumber: Tribunnews.com
Live Update
Delegasi IGS 2025 Kagum dengan Keindahan Lombok, Dubes Tertarik Kembangkan Investasi di NTB
8 jam lalu
Live Update
Opening GT World Challenge Asia 2025, Tampilkan Budaya Lokal yang Meriah Tema IKN Nusantara
1 hari lalu
Live Update
Delegasi IGS Keliling Kota Tua Ampenan dan Museum NTB, Terpesona Kuliner Lombok
4 hari lalu
Live Update
Kanwil Kemenag NTB Serukan Dirinya Mundur, Jika Keberangkatan Haji Bupati Lombok Tengah Tertunda
7 hari lalu
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.