Senin, 12 Mei 2025

Ramadhan 2024

Hukum Puasa Seseorang yang Sahur dalam Keadaan Berjunub, Apakah Sah Puasanya?

Minggu, 24 Maret 2024 14:30 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM - Penting bagi umat muslim untuk melakukan mandi junub (mandi wajib atau mandi besar) sebelum menjalankan puasa Ramadhan.

Sebagai informasi, junub adalah ketika seseorang mengalami salah satu dari dua hal. Pertama, keluarnya mani dari alat kelamin, baik secara sengaja atau tidak.

Lantas, apakah sah puasa seseorang yang waktu subuh sudah masuk tapi masih dalam keadaan junub?

Kita ketahui bersama bahwa di siang hari ketika berpuasa, suami istri dilarang berhubungan badan.

Kesempatan yang ada hanya di malam hari.

Baca: Jelang Berbuka Puasa, Gorengan Gratis Diserbu Masyarakat di Jalan Gunung Batu Putih Makassar

Jika di malam hari berhubungan, tentu saja ada kewajiban untuk mandi junub terserah ketika itu keluar mani ataukah tidak.

Ketika kemaluan si pria telah masuk pada kemaluan si wanita, maka tetap mandi wajib.

Jika malam hari terasa dingin, maka tentu saja berat untuk mandi di malam hari.

Biasanya pasangan tadi menundanya hingga ingin melaksanakan shalat Subuh.

Ketika mereka ingin shalat Subuh, barulah mereka mandi junub.

Padahal kita tahu bersama bahwa waktu menahan diri dari berbagai pembatal adalah mulai dari terbit fajar Subuh hingga terbenamnya matahari.

Masalahnya apakah puasa tetap sah jika baru mandi setelah masuk Subuh? Artinya ia masuk Subuh, masih dalam keadaan junub.

Baca: 2 Kategori Hukum Orang yang Berpuasa tetapi Tidak Melaksanakan Salat

Allah Ta’ala berfirman dalam Al-qur'an Surat Al Baqarah ayat 187.

Dalam ayat ini dijelaskan bahwa Allah masih membolehkan berhubungan badan antara suami istri sampai terbit fajar Subuh.

Walaupun ketika masuk Subuh, masih dalam keadaan junub, ia tetap boleh berpuasa ketika itu.

Yang penting, ia berhenti berhubungan badan sebelum masuk waktu Subuh.

Dari ‘Aisyah dan Ummu Salamah radhiyallahu ‘anhuma, mereka berkata,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – كَانَ يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ أَهْلِهِ ، ثُمَّ يَغْتَسِلُ وَيَصُومُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendapati waktu fajar (waktu Subuh) dalam keadaan junub karena bersetubuh dengan istrinya, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.”

Baca: Warga Musi Rawas Utara Antusias Beli Beras Murah, Rela Antri Panas-panasan saat Puasa Ramadhan

Istri tercinta Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata,

قَدْ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُدْرِكُهُ الْفَجْرُ فِى رَمَضَانَ وَهُوَ جُنُبٌ مِنْ غَيْرِ حُلُمٍ فَيَغْتَسِلُ وَيَصُومُ.

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menjumpai waktu fajar di bulan Ramadhan dalam keadaan junub bukan karena mimpi basah, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mandi dan tetap berpuasa.”

Al Qurthubi rahimahullah mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dua faedah.

Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetubuhi istrinya di bulan Ramadhan (di malam hari, saat tidak puasa, pen), lantas beliau menunda mandinya hingga setelah terbit fajar. Ini menunjukkan bolehnya menunda mandi junub seperti itu.

Kedua, beliau dalam keadaan junub karena jima’ (berhubungan badan dengan istrinya). Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah pernah ihtilam (mimpi basah).

Mimpi basah hanyalah dari setan, sedangkan beliau sendiri adalah orang yang ma’shum (terjaga dari kesalahan).”

An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Jika seseorang berhubungan dengan istrinya sebelum Subuh dan ketika masuk Subuh, ia masih dalam keadaan junub, maka ia masih boleh melakukan puasa. Karena Allah ‘azza wa jalla mengizinkan mubasyaroh (mencumbu istri) hingga terbit fajar, lalu perintahkan untuk berpuasa, maka ini menunjukkan bahwa boleh saja seseorang yang hendak berpuasa masuk Subuh dalam keadaan junub.”

Baca: Warga Musi Rawas Utara Antusias Beli Beras Murah, Rela Antri Panas-panasan saat Puasa Ramadhan

Dalam Al Mawsu’ah Al Fiqhiyyah disebutkan, “Puasa tetap sah apabila seseorang menemui waktu Subuh dalam keadaan junub dan belum mandi.”

Jika sudah diketahui bahwa apabila seseorang masuk waktu Subuh dalam keadaan junub, puasanya tetap sah, ada suatu catatan yang perlu diperhatikan.

Orang tersebut tentulah harus menyegerakan mandi.

Terutama untuk laki-laki, ia harus menyegerakan mandi junub agar bisa ikut shalat Subuh jama’ah di masjid karena memang laki-laki wajib untuk berjama’ah.

Sedangkan wanita, ia boleh menunda mandinya, asalkan ia tetap shalat Subuh sebelum matahari terbit.

Demikian penjelasan dari Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz rahimahullah.

(TribunNewsmaker.com/Tribun-Timur.com)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul Bagaimana Hukum Sahur dalam Keadaan Berjunub, Apakah Puasanya Sah? Simak Penjelasannya 

# puasa # sahur # Junub # Ramadhan

Editor: Ramadhan Aji Prakoso
Video Production: Abdul Salim Maula Safari Thoyyib
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #puasa   #sahur   #Junub   #Ramadhan

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved