Senin, 21 Oktober 2024

Mata Lokal Memilih

PDI-P Masih Perkasa Meski Paslon 02 Unggul di Quick Count, Pengamat: Ideologi Gerindra Tak Menarik

Jumat, 16 Februari 2024 15:55 WIB
Warta Kota

Download aplikasi berita TribunX di Play Store atau App Store untuk dapatkan pengalaman baru

TRIBUN-VIDEO.COM - Pasangan nomor urut 02, Prabowo-Gibran unggul telak atas lawan-lawannya di versi Quick Count (hitung cepat) sejumlah lembaga survei.

Namun, tingginya perolehan suara Prabowo-Gibran tersebut kurang berkorelasi positif dengan perolehan suara Partai Gerindra, partai pimpinan Prabowo.

Mengacu quick count Litbang Kompas per Jumat (16/2/2024) pukul 07.45 WIB dengan data masuk 95,95 persen, Gerindra mendulang 13,54 persen suara.

Hal itu menempatkan Gerindra di urutan ketiga Pemilu Legislatif (Pileg) 2024.

Yang mana, perolehan suara tersebut tidak lebih unggul dari PDI Perjuangan (16,21 persen) dan Partai Golkar (14,61 persen).

Sebagai catatan, pada Pemilu 2019, Gerindra berada di posisi kedua di bawah PDIP dengan perolehan 12,57 persen.

Terkait hal itu, Peneliti Litbang Kompas, Vincentius Gitiyarko memberikan penjelasan.

Pertama, mengenai tingginya perolehan suara Prabowo-Gibran, ini tak lepas dari besarnya angka pemilih loyal Prabowo.

Prabowo yang pernah berkontestasi sebagai capres pada Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 memiliki pendukung yang sangat aktif, bahkan terkesan fanatis.

Hal itu ia sampaikan dalam program Obrolan Newsroom Kompas.com.

“Jadi Prabowo itu punya pemilih militan, apa pun yang dilakukan Prabowo itu setuju-setuju saja,” kata Totok, demikian sapaan akrab Vincentius, dalam program Obrolan Newsroom Kompas.com.

Besarnya basis massa Prabowo ini ditambah dengan banyaknya massa pendukung Gibran.

Gibran sendiri memiliki pendukung yang besar karena Wali Kota Solo itu diasosiasikan dengan sang ayah, Presiden Joko Widodo.

Gabungan dari basis massa dua sosok tersebut melahirkan dukungan yang besar, di kisaran 50 persen.

Modal tersebut diperkuat dengan taktik kampanye Prabowo-Gibran, yang secara tidak langsung melibatkan cawe-cawe Jokowi.

Dengan bekal tersebut, tak heran jika kini Prabowo-Gibran unggul di kisaran perolehan suara lebih dari 50 persen.

“Bangunan dukungan yang disusun terlalu kuat menggunakan modal sosial yang sudah ada, ditambah dengan modal elektoral dari Jokowi, ditambah dengan manuver politik yang tajam. Makanya itu enggak goyah,” ujar Totok.

Sementara, mengenai suara Gerindra yang tak unggul di pileg, Totok menduga, berkaitan dengan faktor ideologi partai.

Totok mengatakan, secara teoritik, seseorang memilih partai politik karena alasan ideologi, kesamaan pandangan, atau lainnya.
Menurutnya, bisa jadi, suara Gerindra tidak unggul lantaran secara ideologis sudah tak terlalu menarik.

“Mungkin karena secara ideologis dia sudah enggak terlalu menarik.

Artinya, bukan dalam arti tidak menarik bagaimana, tetapi pemilih partai nasionalis yang lain, dia tidak terlalu tertarik untuk pindah partai, dia lebih pada soal (pilihan) presidennya saja,” terang Totok.

Ketimbang Gerindra, pemilih partai nasionalis lebih banyak menjatuhkan pilihan ke Partai Golkar.

Ini terbukti dari naiknya perolehan suara partai beringin tersebut menurut hasil quick count.

Bisa jadi, ini karena kampanye yang dilakukan Golkar lebih masif dan efektif ketimbang Gerindra.

“Di antara partai partai nasionalis ini berpindahnya relatif menjadi lebih sulit karena faktor daya tarik sudah kurang.

Bagi pemilih, tinggal daya tarik praktikal yang sifatnya rasional, ekonomis sehari-hari,” tutur Totok.

(Tribun-Video.com/WartaKotalive.com)

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Prabowo Menang versi Quick Count, tapi Gerindra Keok dari PDIP, Pengamat: Ideologinya Tak Seksi

Host: Nina Agustina
VP: Rania A

Editor: Sigit Ariyanto
Reporter: Ninaagustina
Video Production: Rania Amalia Achsanty
Sumber: Warta Kota

Tags
   #Mata Lokal Memilih   #PDI-P   #quick count
KOMENTAR

Video TERKINI

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved