Minggu, 11 Mei 2025

Konflik Palestina Vs Israel

Nasib Bayi di Gaza Terancam Tewas Dehidrasi Buntut Ibu Hamil Alami Gizi Buruk, Kualitas ASI Jelek

Kamis, 4 Januari 2024 14:52 WIB
Tribunnews.com

TRIBUN-VIDEO.COM- Lembaga Swadaya Masyarakat Internasional ActionAid menyatakan bahwa sebagian besar ibu hamil dan menyusui di Gaza yang terindikasi mengalami gizi buruk.

Bahkan kondisi tersebut mengalami peningkatan signifikan.

Akibatnya, bayi-bayi malang tersebut terancam mengalami dehidrasi akut yang bisa berdampak serius terhadap kelangsungan hidupnya.

“Seluruh penduduk dunia mengalami kelaparan, namun ibu hamil dan menyusui yang paling menderita. Kisah-kisah yang kami dengar sungguh mengerikan,” Riham Jafari, Koordinator Advokasi dan Komunikasi di ActionAid Palestine.

Baca: 10 Ribu Pasien Kanker Gaza Tak Terima Perawatan seusai RS Persahabatan Palestina-Turki Ditutup Paksa

Koordinator Advokasi dan Komunikasi di ActionAid Palestine, Riham Jafari membenarkan hal tersebut.

Riham menyatakan, kondisi Gaza saat ini sangat memprihatinkan lantaran menderita kelaparan.

Meski demikian, warga Gaza tak berdaya untuk melakukan apapun.

Menurut Riham, lonjakan gizi buruk yang menimpa ibu hamil dan menyusui mulai terjadi pasca-Israel melakukan blokade bantuan pangan yang akan dikirimk ke Gaza.

Seperti diketahui, Israel bersikukuh blokade dilakukan untuk melumpuhkan kekuatan militan Hamas.

Namun, akibat tindakan blokade tersebut justru menyebabkan jutaan warga Palestina termasuk para ibu hamil dan menyusui mengalami gizi buruk.

Yakni mayoritas para ibu tersebut kekurangan cairan, sehingga tak bisa menyusui bayinya dengan baik.

Baca: IDF Kepergok Culik Bayi seusai Habisi Keluarganya, Kemenlu Palestina Minta Israel Kembalikan ke Gaza

“Para ibu terpaksa menyaksikan tanpa daya saat anak-anak mereka menjerit dan menangis kelaparan, sementara mereka sama sekali tidak berdaya untuk melakukan apapun,” imbuh Jafari.

Khitam, seorang ibu dari lima anak termasuk bayi yang baru lahir, yang kini tinggal di sekolah di Deir Al Balah, mengaku tak bisa memberikan asi untuk makan anak-anaknya.

Hal itu dikarenakan, Khitam tak mendapat asupan gizi yang baik.

Sehingga kualitas ASI yang diberikan kurang baik dan putranya yang berusia 7 hari menolak untuk minum ASI.

“Saya sendiri sangat kesulitan untuk memproduksi ASI karena kurangnya asupan gizi, alhasil kualitas ASI yang kurang baik ini membuat putra ketujuh saya yang baru berusia 7 hari menolak untuk minum ASI,” jelas Fadwa.

Hal senada juga disampaikan ibu menyusui di Gaza, Fadwa Kullab.

Fatwa Kullab justru merasa bersalah kepada bayinya lantaran tidak dapat memberikan ASI yang baik.

Sebagai informasi, Israel tak hanya melakukan blokade, namun juga memblokir akses air bersih bagi jutaan warga Palestina yang mengungsi di Gaza.

Diketahui, semestinya setiap orang membutuhkan pasokan air sekira 15 liter per hari untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Yakni, mulai dari minum hingga mandi dan membersihkan rumah.

Baca: Niat Tiru Taktik Hamas Pakai Robot Bersuara Tank di Gaza, Tentara Israel Justru Tewas

Namun buntut blokade yang diterapkan Israel, saat ini setiap orang di Gaza dibatasi kebutuhan air bersihnya yakni 1,5 liter air per hari untuk satu orang.

Dilaporkan, untuk mencukupi kebutuhan sehari – hari, penduduk Gaza terpaksa mengonsumsi air tak layak minum seperti air limbah atau air laut asin yang direbus.

Pengungsi pengungsi di sebuah sekolah badan bantuan PBB di Khan Younis, Osama Saqr mengaku, terpaksa mengisi beberapa botol dengan air kubangan untuk anak-anaknya yang kehausan.

“Itu tercemar dan tidak cocok, tapi anak-anak saya selalu meminumnya, tidak ada alternatif lain. Namun saya khawatir pada akhirnya saya akan kehilangan salah satu anak saya karena keracunan ini.” katanya Osama kepada Al Jazeera.

Terkait hal itu, Badan Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med menggambarkan situasi di Gaza sebagai "perang kelaparan".

Direktur darurat regional untuk wilayah Mediterania Timur di WHO, Richard Brennan menyebut, apabila Israel terus memblokade air bersih dalam jangka waktu panjang akan memicu wabah penyakit kolera.

Mengingat hingga saat ini sejumlah orang di pusat pengungsian UNRWA mengalami krisis air yang parah.

Hal itu dikarenakan kurangnya pengelelolaan limbah padat, sanitasi yang buruk dan kebiasaan buang air besar sembarangan.

Menurut Richard, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 44.000 orang di Gaza terkena diare.

“Krisis air yang diperparah dengan kurangnya pengelolaan limbah padat, sanitasi yang buruk, serta kebiasaan buang air besar di tempat terbuka memicu penyebaran penyakit, kolera, infeksi saluran pernapasan, dan infeksi kulit lebih tinggi dari rata-rata tahunan,” jelas Richard Brennan, direktur darurat regional untuk wilayah Mediterania Timur di WHO.

(Tribun-Video.com/Tribunnews.com)

Host: Adilla Risna
Vp: Salim Maula

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Mayoritas Ibu Hamil di Gaza Alami Gizi Buruk, Nasib Bayi ASI Terancam Tewas Dehidrasi 

# Jalur Gaza # ibu hamil # gizi buruk # ASI

Editor: Ramadhan Aji Prakoso
Reporter: Adila Ulfa Muna Risna
Video Production: Abdul Salim Maula Safari Thoyyib
Sumber: Tribunnews.com

Tags
   #Jalur Gaza   #ibu hamil   #gizi buruk   #ASI

Video TERKINI

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved